Cari Blog Ini

Powered By Blogger

Sabtu, 24 Juli 2010

UNSUR - UNSUR CUACA

Cuaca adalah keadaan udara pada suatu tempat dan pada waktu yang singkat atau tertentu , sehingga cuaca selalu berubah-ubah dan daerahnya juga tidak begitu luas.

Iklim adalah rata-rata keadaan cuaca pada daerah yang luas dan dalam waktu yang lama, lama terjadinya perubahan iklim biasanya sekitar 30 tahunan.

Perbedaan pokok antara cuaca dari iklim adalah terletak pada daerah dan waktu

Unsur-unsur cuaca yang pokok meliputi suhu, tekanan udara, kelembaban udara

SUHU UDARA
Bumi mendapatkan panas terutama diperoleh dari penyinaran matahari dengan jalan pemanasan udara. Penyinaran tersebut sebagian dipantulkan dan dibiaskan, sebagian lagi diteruskan oleh molekul-molekul udara langsung kearah bumi. Pemanasan permukaan bumi tersebut banyak sedikitnya sinar ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut :
1) Sudut Datang Matahari
Makin tegak matahari berarti makin kecil sudut datang sinarnya maka makin banyak panas yang diterima oleh permukaan bumi.
2) Lama Penyinaran Matahari
Makin lama siang hari, penyinaran akan lebih banyak. Didaerah tropika lama siang rata-rata 12 jam.
3) Keadaan Awan
Makin banyak awan maka makin sedikit sinar yang sampai ke permukaan bumi.
4) Keadaan Permukaan Bumi (Daratan atau Air)
Daratan lebih cepat menjadi panas daripada air tetapi juga lebih cepat mengeluarkan panas. Karena itu pada siang hari udara di daratan lebih panas daripada udara di atas laut. Sinar yang sampai di bumi 43 % diserap dan diubah menjadi panas. Suhu tertinggi pada jam satu atau dua siang dan terendah pada jam empat atau lima pagi.
5) Keadaan topografi
Tinggi rendah suatu tempat, makin tinggi, makin kecil temperaturnya.
6) Keadaan Tanah
Tanah putih memantulkan panas, tanah hitam menyerap panas.
Udara bersifat diaterman, artinya dapat melewatkan panas metahari. Sifat diaterman terdapat pada udara murni. Setelah panas matahari sampai ke permukaan bumi, panas ini digunakan bumi untuk memanasi udara di sekitarnya. Udara dapat menjadi panas karena proses :
Ø Konveksi, pemanasan secara vertikal
Ø Adveksi, penyebaran panas secara horisontal
Ø Turbulensi, penyebaran pana secara berputar-putar.
Ø Konduksi, pemanasan secara kontak/bersinggungan.

Suhu udara diukur dengan menggunakan termometer, keadaan suhu sepanjang hari juga dapat diamati dengan termograf dan kertas yang berisikan catatan suhu disebut termogram.

TEKANAN UDARA
Udara mempunyai massa/berat .Besarnya tekanan diukur dengan barometer. Barograf adalah alat pencatat tekanan udara. Tekanan udara dihitung dalam milibar. Garis pada peta yang menghubunkan tekanan udara yang sama disebut isobar. Barometer aneroid sebagai alat pengukur ketinggian tempat dinamakan altimeter yang biasa digunakan untuk mengukur ketinggian pesawat terbang.
Tekanan udara pada suatau tempat berbah sepanjang hari. Hal ini tergambar pada barogarf. Barograf adalah alat pencatat tekanan udara. Tekanan udara tinggi terjadi pada jam 10 pagi dan jam 10 malam serta tekanan rendah pada jam 4 pagi dan jam 4 sore.

peralatan meteorologi

1. SEISMOGRAPH by Melki Adi Kurniawan

Seismometer (bahasa Yunani: seismos: gempa bumi dan metero: mengukur) adalah alat atau sensor getaran, yang biasanya dipergunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram. Seismograf memiliki instrumen sensitif yang dapat mendeteksi gelombang seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang seismik yang terjadi selama gempa tergambar sebagai garis bergelombang pada seismogram. Seismologist mengukur garis-garis ini dan menghitung besaran gempa. Seismograf menggunakan dua klasifikasi yang berbeda untuk mengukur gelombang seismik yang dihasilkan gempa, yaitu besaran gempa dan intensitas gempa. Kedua klasifikasi pengukuran ini menggunakan skala pengukuran yang berbeda pula. Skala pengukuran gempa tersebut terdiri dari Skala Richter dan Skala Mercalli. Skala Richter digunakan untuk menggambarkan besaran gempa sedangkan Skala Mercalli digunakan untuk menunjukkan intensitas gempa, atau pengaruh gempa terhadap tanah, gedung, dan manusia.

2. ACCELEROGRAPH

Accelerograph atau Strong Motion Seismograph adalah instrument yang digunakan untuk merekam guncangan permukaan tanah yang sangat kuat yang mengukur percepatan permukaan tanah. Pada umumnya peralatan Accelerograph ditempatkan pada daerah-daerah perkotaan yang populasinya lebih padat akan penduduk, dimana diperuntukkan untuk investigasi variasi terhadap response guncangan/getaran karena struktur geologi setempat. Dengan adanya informasi dari accelerograph terhadap gempa-gempa kecil dan kuat dapat dicirikan karakteristik semua jenis permukaan tanah yang dapat digunakan untuk kontruksi bangunan. Daerah rawan gempabumi dapat dirancang konstruksi bangunannya sebelum gempabumi yang besar terjadi. Rekaman getaran tanah akan sangat berarti pembuatan Building code untuk keamanan bangunan.

3. BAROMETER AIR RAKSA

Membandingkan perbedaan tinggi air raksa dalam tabung gelas dan di dalam bejana. Barometer air raksa berfungsi untuk mengukur tekanan udara. Terdiri dari tabung gelas berisi air raksa, bagian atasnya tertutup dan bagian bawahnya terbuka dimasukkan ke dalam bejana air raksa. • Syarat penempatan : a. Ditempatkan pada ruangan yang mempunyai suhu tetap (Homogen) b. Tidak boleh kena sinar matahari langsung c. Tidak boleh kena angin langsung d. Tidak boleh dekat lalu-lintas orang e. Tidak boleh dekat meja kerja f. Penerangan jangan terlalu besar, maximum 25 watts

4. THERMOMETER BOLA BASAH DAN BOLA KERING

Merupakan thermometer air raksa dalam bejana kaca untuk mengukur suhu udara aktual yang terjadi (thermometer bola kering). Adapun thermometer bola basah adalah thermometer yang pada bola air raksa (sensor) dibungkus dengan kain basah agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu suhu yang diperlukan agar uap air di udara dapat berkondensasi.

5. THERMOMETER MAXIMUM

Thermometer air raksa ini memiliki pipa kapiler kecil (pembuluh) didekat tempat/ tabung air raksanya, sehingga air raksa hanya bisa naik bila suhu udara meningkat, tapi tidak dapat turun kembali pada saat suhu udara mendingin. Untuk mengembalikan air raksa ketempat semula, thermometer ini harus dihentakan berkali-kali atau diarahkan dengan menggunakan magnet. Dari gambar disamping dapat diilustrasikan bahwa apabila temperatur naik dan kolom air raksa tidak terputus, maka air raksa terdesak melalui bagian yang sempit. Ujung kolom menunjukkan temperatur udara. Apabila suhu turun, kolom air raksa terputus pada bagian yang sempit setelah air raksa dalam bola temperatur menyusut. Ujung lain dari kolom air raksa tetap pada tempatnya. Untuk pengamatan suhu udara ujung kolom ini menunjukkan suhu udara karena penyusutan air raksa kecil sekali dan dapat diabaikan. Jadi Thermometer menunjukkan suhu udara tertinggi setelah terakhir dikembalikan. Thermometer dikembalikan setelah dibaca.

6. THERMOMETER MINIMUM

Thermometer minimum biasanya menggunakan alkohol untuk pendeteksi suhu udara yang terjadi. Hal ini dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi dibanding air raksa, sehingga cocok untuk pengukuran suhu minimum. Prinsip kerja thermometer minimum adalah dengan menggunakan sebuah penghalang (indeks) pada pipa alkohol, sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut tertarik kebawah, namun bila suhu meningkat maka indek akan tetap pada posisi dibawah. Selain itu peletakan thermometer harus miring sekitar 20-30 derajat, dengan posisi tabung alkohol berada di bawah. Hal ini juga dimaksudkan untuk mempertahankan agar indek tidak dapat naik kembali bila sudah berada diposisi bawah (suhu minimum).

7. PENAKAR CURAH HUJAN BIASA

Penakar hujan ini termasuk jenis penakar hujan non-recording atau tidak dapat mencatat sendiri. Bentuknya sederhana, terdiri dari :

• Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan alat.

• Bak tempat penampungan air hujan.

• Kaki yang berbentuk tabung silinder.

• Gelas penakar hujan.

8. PENAKAR HUJAN JENIS HELLMAN

Penakar hujan jenis Hellman termasuk penakar hujan yang dapat mencatat sendiri. Jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung tempat pelampung. Air ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat (naik keatas). Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakkannya selalu mengikuti tangkai pelampung. Gerakkan pena dicatat pada pias yang ditakkan/ digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan bantuan tenaga per. Jika air dalam tabung hampir penuh, pena akan mencapai tempat teratas pada pias. Setelah air mencapai atau melewati puncak lengkungan selang gelas, air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung dan tangki pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada pias merupakan garis lurus vertikal. Dengan demikian jumlah curah hujan dapat dhitung/ ditentukan dengan menghitung jumlah garis-garis vertikal yang terdapat pada pias.

9. EVAPORIMETER PANCI TERBUKA

Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Makin luas permukaan panci, makin representatif atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya. Pengukuran evaporasi dengan menggunakan evaporimeter memerlukan perlengkapan sebagai berikut :

1. Panci Bundar Besar

2. Hook Gauge

yaitu suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci. Hook Gauge mempunyai bermacam-macam bentuk, sehingga cara pembacaannya berlainan.

3.Still Well

ialah bejana terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder dan mempunyai 3 buah kaki. 4. Thermometer air dan thermometer maximum/ minimum 5. Cup Counter Anemometer 6. Pondasi/ Alas 7. Penakar hujan biasa 10. PENGUKUR SINAR MATAHARI JENIS CAMPBLE STOKES Campbell Stokes Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan (memfokuskan) sinar matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari tersebut tepat mengenai pias yang khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan pada jejak pias. Dipergunakannya bola gelas dimaksudkan agar alat tersebut dapat dipergunakan untuk memfokuskan sinar matahari secara terus menerus tanpa terpengaruh oleh posisi matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang konsentrik dengan bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika matahari bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak pias terbakar yang tak terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka jejak dipiaspun akan terputus-putus. Dengan menjumlahkan waktu dari bagian-bagian terbakar yang terputus-putus akan diperoleh lamanya penyinaran matahari.

11. CUP COUNTER DAN WIND VANE ANEMOMETER

Pergerakan udara atau angin umumnya diukur dengan alat cup counter anemometer, yang didalamnya terdapat dua sensor, yaitu: cup – propeller sensor untuk kecepatan angin dan vane/ weather cock sensor untuk arah angin. Untuk pengamatan angin permukaan, Anemometer dipasang dengan ketinggian 10 meter dan berada di tempat terbuka yang memiliki jarak dari penghalang sejauh 10 kali dari tinggi penghalang (pohon, gedung atau sesuatu yang menjulang tinggi). Tiang anemometer dipasang menggunakan 3 buah labrang/ kawat penahan tiang, dimana salah satu kawat/labrang berada pada arah utara dari tiang anemometer dan antar labrang membentuk sudut 1200. Pemasangan penangkal petir pada tiang anemometer merupakan faktor terpenting terutama untuk daerah rawan petir. Hal ini mengingat tiang anemometer memiliki ketinggian 10 meter dengan ujung-ujung runcing yang membuatnya rawan terhadap sambaran petir.

Let’s see What do you know about Meteorology and Climatology

(Constructed by Sandro.lubis@live.com; ICSF 2008)

Meteorologi dan klimatologi adalah dua disiplin ilmu yang merupakan cabang dari Atmospheric Sciences atau Ilmu Atmosfer. Keduanya sama-sama mempelajari fenomena alam yang terjadi di atmosfer namun memiliki perbedaan kajian yang cukup signifikan.



Ilmu Atmosfer merupakan ilmu pengetahuan alam (Natural Science) yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang saling berkaitan khususnya mengenai pemahaman kejadian-kejadian di atmosfer bumi, itulah sebabnya ilmu atmosfer dalam fokus pengkajiannya dibagi menjadi dua yaitu Meteorologi dan Klimatologi.



Meteorologi merupakan studi atmosfer yang mempelajari pola perubahan sesaat dari waktu-ke waktu dalam skala ruang tiga dimensi ( dx/dt, dy/dt dan dz/dt) dan dinamika atmosfer yang menimbulkan gaya-gaya atau kekuatan pembentuk cuaca dan iklim sehingga dalam perhitungannya sangat diperlukan alat bantu khusus seperti kalkulus matematika dan fisika. Lingkup dari ilmu Meteorologi berdasarkan kajiannya dibagi menjadi empat bagian yaitu; Ilmu Meteorologi Fisik, Meteorologi Dinamik, Meteorologi Sipnotik dan Meteorologi terapan.



Ilmu Meteorologi fisik merupakan disiplin ilmu yang membahas fenomena atmosfer yang melibatkan proses fisika di atmosfer bumi seperti perpindahan radiasi elektromagnetik, gelombang bunyi (akustik), listrik atmosfer, proses mikrofisik awan dan fenomena lainnya.

Ilmu Meterologi Dinamik merupakan disiplin ilmu atmosfer yang menggunakan data analisis berdasarkan pada prinsip-prinsip dinamika fluida.

Ilmu meteorologi Sipnotik adalah disiplin ilmu yang mencakup deskripsi, analisis, dan prakiraan gerak atmosfer pada skala yang relatif besar. Subdisiplin ilmu ini merupakan lanjutan dari pendekatan empiris dalam analisis dan prakiraan cuaca yang dikembangkan awal abad ini.

Meteorologi Terapan merupakan ilmu Meteorologi yang membahas aplikasi atau penerapan informasi meteorologi dalam berbagai bidang ilmu yang terkait erat seperti: Building Meteorology, Urban Meteorology, Marine meteorology dan lainnya.



Meteorologi merupakan ilmu yang telah dikenal sejak jaman dulu dan merupakan salah satu ilmu yang cukup primitif namun baru hangat diperbincangkan saat-saat ini. Dimulai dari tahun 500 SM Hippocrates mulai menulis tentang pengaruh iklim terhadap kesehatan manusia. Dan pada tahun 350 SM istilah meteorologi mulai diperkenalkan oleh Aristotle. Pada tahun tersebut ia menulis sebuah kompendium sebanyak sembilan ikhtisar yang terdiri dari empat buku yanag berjudul “ Meteorologica”. Buku ini mewakilkan ringkasan pengetahuan tentang cuca dan iklim pada saat itu. Beberapa topik yang terdapat didalamnya membahas mengenai awan, hujan, salju, angin, hujan es, petir dan hurricane. Istilah Meteorologica sendiri sebenarnya merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “Meteoros” yang artinya “tinggi di angkasa” dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Dalam bukunya “Meteorologica”, Aristotle mencoba untuk menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi di atmosfer dalam sebuah karya filosof dan spekulasi buah tangannya sendiri. Meskipun banyak spekulasi yang ditemukan tidak sesuai dan salah, ide Aristotle tetap diterima tanpa sanggahan hampir selama dua ribu tahun.Faktanya, kelahiran ilmu meteorologi sebagai ilmu alam yang sesungguhnya tidak berlangsung instan hingga akhirnya ditemukan penemuan instrumen–instrumen pengamatan dan pengukuran unsur cuaca seperti termometer pada akhir abad ke -16, barometer pada tahun 1643, dan higrometer pada akhir tahun 1700an, dari situlah ilmu meteorologi terus mengalami perkembangan dan menjadi cabang ilmu alam yang hangat diperbincangkan oleh para ilmuwan. (Ahrens, 2007).



Seiring perkembangan jaman dan teknologi, aplikasi ilmu meterologi dalam berbagi displin ilmu semakin luas diantaranya adalah: prediksi kondisi cuaca mendatang pada kondsi normal maupun anomali, evaluasi dampak timbal balik antara aktivitas manusia dan lingkungannya, Modifikasi( hujan buatan, pembersihan asap, kabut), menghitung statistik atmosfer yang akan digunakan untuk berbagi keprluan seperti rancangan gedung, rancangan pesawat terbang, pesawat ruang angkasa, serta rancangan lahan olahan, dan juga berfungsi sebagai strategi metigasi yaitu suatau upaya untuk menghindari sesuatu yang berdampak negatif yang kita tidak inginkan di masa mendatang.

Klimatologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ”Clima ” yang artinya inklinasi dan ”Logos” artinya ilmu. Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai iklim, yaitu ilmu yang membahas dan mengakaji kondisi rata-rata dari cuaca atau akumulasi harian atau seasonal peristiwa cuaca pada periode waktu yang cukup panjang atau lama. Fokus kajian ilmu ini adalah pola statistika jangka panjang meliputi rataan, peluang, frekuensi min, max, dan lainnya, perangkat analisis yang digunakan hampir sepenuhnya bergantung pada analisis statistika. Lingkup ilmu ini adalah Klimatologi Fisika, Klimatologi Dinamik, Klimatolografi, dan Klimatologi Terapan.

Klimatologi merupakan cabang ilmu atmosfer yang berbeda dengan Meterolologi. Ilmu Meteorologi berfokus pada sistem cuaca jangka pendek contohnya prakiraan kondisi atmosfer dalam beberapa minggu atau harian. Sedangkan klimatologi berfokus pada generalisasi kondisi cuaca, frekuensi dan trends pada sistem cuaca yang ada. Klimatologi mempelajari periodesitas peristiwa cuaca bertahun-tahun bahkan ribuan tahun, perubahan jangka panjang pola cuaca dan hubungannya terhadap kondisi atmosfer. Ahli klimatologi atau climatologist mempealajari pola iklim dalam berbagi dimensi ruang dan waktu mulai dari lokal, regional, atau global, bahkan perubahan iklim akibat faktor eksternal seperti manusia dan alam yang sangat bermanfaat dalam prediksi perubahan iklim jangka panjang.

Klimatologi memiliki relasi atau hubungan dengan berbagai disiplin ilmu diantaranya adalah: astrophysics, atmospheric physics, chemistry, ecology, geology, geophysics, glaciology, hydrology, oceanography, dan volcanology.

Sama halnya dengan Meteorologi, Klimatologi adalah ilmu alam yang telah dikenal sejak zaman dulu. Orang pertama yang diperkirakan mengajukan hipotesis dan studi mengenai iklim adalah Shen Kuo (1013-1095 AD), ia adalah seorang ilmuwan yang berasal dari Cina yang mengemukakan konsep perubahan iklim , dan diteruskan oleh Edmun Halley tahun 1686. Ia adalah seorang imuwan yang pertama kali melakukan penelitian mengenai iklim, ia mempublikasikan sebuah peta yang berisi arah angin hemisfer selatan bumi. Penelitian klimatologi terus menjadi minat bagi para ilmuwan yang bergelut di bidang atmosfer.

Isu “Global Warming” pada saat ini menjadi perbincangan yang sangat menarik dan hangat diperdebatkan oleh para ilmuwan mulai dari lingkup nasional hingga global. Awal munculnya isu ini merupakan salah satu hasil dari penerapan ilmu klimatologi terhadap fluktuasi cuaca jangka panjang dan kombinasi faktor eksternal terhadap atmosfer.Namun sebenarnya Klimatologi sangat berkaitan erat dengan Meteorologi karena kedua disiplin ilmu ini akan saling melengkapi. Klimatologi akan berfungsi dalam forecast kondisi atmosfer jangka panjang secara statistika namun sangat rentan menghasilkan error, sedangkan Meteorologi forecast kondisi atmoser jangka pendek secara matematis dan fisika namun menghasilkan forecast dengan tikat errro yang lebih rendah. Jadi kedua ilmu ini akan saling melengkapi untuk mendapatkan konklusi terbaik dari karakter atmosfer bumi.

biografi aristoteles

Aristoteles dilahirkan di kota Stagira, Macedonia, 384 SM. Ayahnya seorang ahli fisika kenamaan. Pada umur tujuh belas tahun Aristoteles pergi ke Athena belajar di Akademi Plato. Dia menetap di sana selama dua puluh tahun hingga tak lama Plato meninggal dunia. Dari ayahnya, Aristoteles mungkin memperoleh dorongan minat di bidang biologi dan “pengetahuan praktis”. Di bawah asuhan Plato dia menanamkan minat dalam hal spekulasi filosofis.

Pada tahun 342 SM Aristoteles pulang kembali ke Macedonia, menjadi guru seorang anak raja umur tiga belas tahun yang kemudian dalam sejarah terkenal dengan Alexander Yang Agung. Aristoteles mendidik si Alexander muda dalam beberapa tahun. Di tahun 335 SM, sesudah Alexander naik tahta kerajaan, Aristoteles kembali ke Athena dan di situ dibukanya sekolahnya sendiri, Lyceum. Dia berada di Athena dua belas tahun, satu masa yang berbarengan dengan karier penaklukan militer Alexander. Alexander tidak minta nasehat kepada bekas gurunya, tetapi dia berbaik hati menyediakan dana buat Aristoteles untuk melakukan penyelidikan-penyelidikan. Mungkin ini merupakan contoh pertama dalam sejarah seorang ilmuwan menerima jumlah dana besar dari pemerintah untuk maksud-maksud penyelidikan dan sekaligus merupakan yang terakhir dalam abad-abad berikutnya.

Walau begitu, pertaliannya dengan Alexander mengandung pelbagai bahaya. Aristoteles menolak secara prinsipil cara kediktatoran Alexander dan tatkala si penakluk Alexander menghukum mati sepupu Aristoteles dengan tuduhan menghianat, Alexander punya pikiran pula membunuh Aristoteles. Di satu pihak Aristoteles kelewat demokratis di mata Alexander, dia juga punya hubungan erat dengan Alexander dan dipercaya oleh orang-orang Athena. Tatkala Alexander mati tahun 323 SM golongan anti-Macedonia memegang tampuk kekuasaan di Athena dan Aristoteles pun didakwa kurang ajar kepada dewa. Aristoteles, teringat nasib yang menimpa Socrates 76 tahun sebelumnya, lari meninggalkan kota sambil berkata dia tidak akan diberi kesempatan kedua kali kepada orang-orang Athena berbuat dosa terhadap para filosof. Aristoteles meninggal di pembuangan beberapa bulan kemudian di tahun 322 SM pada umur enam puluh dua tahun.

Aristoteles dengan muridnya, AlexanderHasil murni karya Aristoteles jumlahnya mencengangkan. Empat puluh tujuh karyanya masih tetap bertahan. Daftar kuno mencatat tidak kurang dari seratus tujuh puluh buku hasil ciptaannya. Bahkan bukan sekedar banyaknya jumlah judul buku saja yang mengagumkan, melainkan luas daya jangkauan peradaban yang menjadi bahan renungannya juga tak kurang-kurang hebatnya. Kerja ilmiahnya betul-betul merupakan ensiklopedi ilmu untuk jamannya. Aristoteles menulis tentang astronomi, zoologi, embryologi, geografi, geologi, fisika, anatomi, physiologi, dan hampir tiap karyanya dikenal di masa Yunani purba. Hasil karya ilmiahnya, merupakan, sebagiannya, kumpulan ilmu pengetahuan yang diperolehnya dari para asisten yang spesial digaji untuk menghimpun data-data untuknya, sedangkan sebagian lagi merupakan hasil dari serentetan pengamatannya sendiri.

Untuk menjadi seorang ahli paling jempolan dalam tiap cabang ilmu tentu kemustahilan yang ajaib dan tak ada duplikat seseorang di masa sesudahnya. Tetapi apa yang sudah dicapai oleh Aristoteles malah lebih dari itu. Dia filosof orisinal, dia penyumbang utama dalam tiap bidang penting falsafah spekulatif, dia menulis tentang etika dan metafisika, psikologi, ekonomi, teologi, politik, retorika, keindahan, pendidikan, puisi, adat-istiadat orang terbelakang dan konstitusi Athena. Salah satu proyek penyelidikannya adalah koleksi pelbagai negeri yang digunakannya untuk studi bandingan.

Mungkin sekali, yang paling penting dari sekian banyak hasil karyanya adalah penyelidikannya tentang teori logika, dan Aristoteles dipandang selaku pendiri cabang filosofi yang penting ini. Hal ini sebetulnya berkat sifat logis dari cara berfikir Aristoteles yang memungkinkannya mampu mempersembahkan begitu banyak bidang ilmu. Dia punya bakat mengatur cara berfikir, merumuskan kaidah dan jenis-jenisnya yang kemudian jadi dasar berpikir di banyak bidang ilmu pengetahuan. Aristoteles tak pernah kejeblos ke dalam rawa-rawa mistik ataupun ekstrim. Aristoteles senantiasa bersiteguh mengutarakan pendapat-pendapat praktis. Sudah barang tentu, manusia namanya, dia juga berbuat kesalahan. Tetapi, sungguh menakjubkan sekali betapa sedikitnya kesalahan yang dia bikin dalam ensiklopedi yang begitu luas.

Pengaruh Aristoteles terhadap cara berpikir Barat di belakang hari sungguh mendalam. Di jaman dulu dan jaman pertengahan, hasil karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Latin, Arab, Itali, Perancis, Ibrani, Jerman dan Inggris. Penulis-penulis Yunani yang muncul kemudian, begitu pula filosof-filosof Byzantium mempelajari karyanya dan menaruh kekaguman yang sangat. Perlu juga dicatat, buah pikirannya banyak membawa pengaruh pada filosof Islam dan berabad-abad lamanya tulisan-tulisannya mendominir cara berpikir Barat. Ibnu Rusyd (Averroes), mungkin filosof Arab yang paling terkemuka, mencoba merumuskan suatu perpaduan antara teologi Islam dengan rasionalismenya Aristoteles. Maimomides, pemikir paling terkemuka Yahudi abad tengah berhasil mencapai sintesa dengan Yudaisme. Tetapi, hasil kerja paling gemilang dari perbuatan macam itu adalah Summa Theologia-nya cendikiawan Nasrani St. Thomas Aquinas. Di luar daftar ini masih sangat banyak kaum cerdik pandai abad tengah yang terpengaruh demikian dalamnya oleh pikiran Aristoteles.

Kekaguman orang kepada Aristoteles menjadi begitu melonjak di akhir abad tengah tatkala keadaan sudah mengarah pada penyembahan berhala. Dalam keadaan itu tulisan-tulisan Aristoteles lebih merupakan semacam bungkus intelek yang jitu tempat mempertanyakan problem lebih lanjut daripada semacam lampu penerang jalan. Aristoteles yang gemar meneliti dan memikirkan ihwal dirinya tak salah lagi kurang sepakat dengan sanjungan membabi buta dari generasi berikutnya terhadap tulisan-tulisannya.

Beberapa ide Aristoteles kelihatan reaksioner diukur dengan kacamata sekarang. Misalnya, dia mendukung perbudakan karena dianggapnya sejalan dengan garis hukum alam. Dan dia percaya kerendahan martabat wanita ketimbang laki-laki. Kedua ide ini-tentu saja –mencerminkan pandangan yang berlaku pada jaman itu. Tetapi, tak kurang pula banyaknya buah pikiran Aristoteles yang mencengangkan modernnya, misalnya kalimatnya, “Kemiskinan adalah bapaknya revolusi dan kejahatan,” dan kalimat “Barangsiapa yang sudah merenungi dalam-dalam seni memerintah manusia pasti yakin bahwa nasib sesuatu emperium tergantung pada pendidikan anak-anak mudanya.” (Tentu saja, waktu itu belum ada sekolah seperti yang kita kenal sekarang).

Di abad-abad belakangan, pengaruh dan reputasi Aristoteles telah merosot bukan alang kepalang. Namun, saya pikir pengaruhnya sudah begitu menyerap dan berlangsung begitu lama sehingga saya menyesal tidak bisa menempatkannya lebih tinggi dari tingkat urutan seperti sekarang ini. Tingkat urutannya sekarang ini terutama akibat amat pentingnya ketiga belas orang yang mendahuluinya dalam urutan.

Istilah-istilah ciptaan aristoteles masih dipakai samapai sekarang:
Informasi, relasi, energi, kuantitas, kualitas, individu, substansi, materi, esensi, dsb.
Ahli filsafat terbesar di dunia sepanjang zaman, bapak peradaban barat, bapak eksiklopedi, bapak ilmu pengetahuan, atau guru(nya) para ilmuwan adalah berbagai julukan yang diberikan pada ilmuan ini. Berbagai termuannya seperti logika yang diebut juga ilmu mantic yaitu pengethaun tentang cara berpikir dengan baik, benar, dan sehat, membaut namanya begitu dikenal oleh setiap orang di seluruh dunia yang pernah mengecap penididkan.

Pria yang lahir di Stagmirus, Macedonia. Pada tahun 384 sM. Inilah orang pertama di dunia yang dapat membuktikan bahwa bumi bulat. Pembuktian yang dilakukaknya dengan jalan meliaht gerhana. Sepuluh jenis kata yang dikenal orang saat ini seperti. Kata kerja, kata benda, kata sifat dan sebagainya merupakan pembagian kata hasil pemikirannya. Dia jugalah yang mengatakan bahwa manusia adalah mahluk social.
Ayahnya yang bernama Nicomachus, seorang dokter di sitana Amyntas III, raja Mecodinia, kakek Alexander Agung. Meninggal ketika Aristoteles berusia 15 tahun. Karennanya, ia kemudia dipelihara oleh proxenus, pamanya- saudara dari ayahnya, pada usia 17 tahun ia masuk akademi milik plato di Athena. Dari situlahia kemudian menjadi murid plato selama 20 tahun

Dengan meninggalnya plato pada tahun 347 sM. Aristoteles meninggalkan Athena dan mengembara selama 12 tahun. Dalam jenjang waktu itu ia mendirikan akademi di Assus dan menikah dengan Pythias yang tak lama kemudian meninggal. Ia lalu menikah lagi dengan Herpyllis yang kemudian melahirkan baginya seorang anak laki-laki yang ia beri nama Nicomachus seperti ayahnya. Pada tahu-tahun berikutnya ia juga mendirikan akademi di Mytilele. Saat itulah ia sempat jadi guru Alexander Agung selama 3 thun.

Di Lyceum, Athena pada tahuan 355 sM. Ia juga mendirikan semacam akademi. Di sinilah ia selama 12 tahun memberikan kuliah, berpikir, mengadakan riset dan eksperimen serta membuat catatan-catatn dengan tekun dan cermat.
Pada tahun 323 sM Alexander Agung meninggal. Karena takut di bunuh orang yunani yang membenci pengikut Alexander, Aristoteles akhirnya melarikan diri ke Chalcis. Tapi ajal emmang tal menganl tempat. Mau bersembunyi kemanapun, kalau ajal sydah tiba tidak ada yang bisa menolak. Demikian juga dengan tokoh ini, satu tahun setelah pelariannya ke kota itu, yaitu tepatnya pada tahun 322 sM, pada usia 62 tahun ia meninggal juga di kota tersebut, Chalcis Yunani..

Julukan:

- Ahli filsafat terbesar di dunia sepanjang zaman.

- - Bapak peradaban barat.

- - Bapak ilmu pengetahuan atau guru (nya) para ilmuan.

Penemuan:

- Logika (Ilmu mantic: pengethaun tenatng cara berpikir dengan baik, benar, dan sehat.

- - Biologi, fisika, botano, astronomi, kimia, meteorology, anatomi. Zoology, embriologi, dan psikologi eksperimental

PERANAN METEOROLOGI BAGI PENERBANGAN

Stasiun Meteorologi Radin Inten II Bandar Lampung

ABSTRAK

Pada Moda transportasi, transportasi udara merupakan moda yang sangat bergantung pada keadaan cuaca, baik waktu tinggal landas/lepas landas ataupun pada waktu pesawat di udara. Kecelakaan pada pesawat udara dapat disebabkan oleh tehnis, kesalahan manusia, maupun faktor cuaca. Hal tersebut sebenarnya bisa dihindari dengan adanya koordinasi dari berbagai Instansi yang terkait.

Seperti alasan cuaca buruk, Instansi yang berwenang memberikan informasi adalah Badan Meteorologi dan Geofisika ( BMG ). Setiap setengah jam sekali atau tergantung dari membaik dan memburuknya keadaan cuaca, BMG memberikan informasi cuaca atau yang lebih dikenal dengan Weather Report kepada Air Traffic Controller atau Pengatur Lalu Lintas Udara, yang kemudian diteruskan kepada Penerbang. Selanjutnya Penerbang yang akan memanfaatkan data-data unsur cuaca tersebut.

I. PENDAHULUAN

Cuaca (weather) dan iklim (climate) merupakan suatu kondisi udara yang terjadi di permukaan bumi akibat adanya penyebaran pemerataan energi yang berasal dari matahari yang diterima oleh permukaan bumi (Winarso, 1998 : 56). Sedangkan ilmu yang mempelajari cuaca disebut dengan Meteorologi. Sementara itu ilmu yang mempelajari iklim (cuaca jangka panjang) disebut Klimatologi.

Banyak ahli memberikan definisi tentang cuaca. Cuaca dapat didefinisikan sebagai keadaan atmosfer secara keseluruhan pada suatu saat termasuk perubahan, pertumbuhan dan penghilangan suatu fenomena (World Climate Conference,1979). Definisi lain, cuaca merupakan keadaan variable atmosfer secara keseluruhan di suatu tempat dalam waktu yang pendek (Glenn T.Trewarta, 1980). Sedangkan GIBBS (1987) mendefinisikan cuaca sebagai keadaan atmosfer yang dinyatakan dengan nilai sebagai parameter antara lain : suhu udara, tekanan udara, angin, kelembaban udara dan berbagai fenomena lain seperti hujan dan salju.

Menurut Badan Meteorologi Dunia ( WMO ), waktu operasional stasiun pengamatan cuaca di seluruh dunia dibagi menjadi beberapa kategori. Ada stasiun pengamatan cuaca yang mengamati unsur-unsur cuaca selama 24 jam, ada pula stasiun pengamatan cuaca yang mengamati unsur-­unsur cuaca selama 18 jam. Namun ada pula stasiun yang melakukan pengamatan cuaca hanya selama 12 jam. Tidak semua stasiun pengamatan cuaca beroperasi selama 24 jam (Anonymous, 1985 ).

Setiap pengamat cuaca menjalankan tugas hariannya dengan jalan mengamati semua unsur cuaca yang telah ditentukan oleh Badan Meteorologi Dunia pada setiap jam pengamatan cuaca. Dalam hal ini, jam pengamatan cuaca didefinisikan sebagai waktu selama kurang lebih 10 menit sebelum waktu universal yang digunakan oleh seorang pengamat cuaca untuk mengamati unsur-unsur cuaca. Jadi mulai 10 menit sebelum jam universal, seorang pengamat cuaca telah melakukan pekerjaannya. Hasil pengamatan yang dilakukan dibukukan pada tiap-tiap jam universal. Hasil pengamatan unsur-unsur cuaca inilah yang selanjutnya disebut sebagai data meteorologi. Data meteorologi tersebut antara lain meliputi : radiasi matahari, suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara, arah angin, kecepatan angin, keadaan tanah, keadaan cuaca, waktu pengamatan dan keadaan cuaca waktu yang lampau dan masih banyak lagi yang lainnya.

Berdasarkan Keputusan Presiden RI NO. 46 dan NO 48 tahun 2002, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) bertugas membantu pemerintah dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan di bidang Meteorologi, Iklim, Kualitas Udara dan Geofisika.

Stasiun Meteorologi Klas II Radin Inten II Bandar Lampung, yang ditunjuk sebagai koordinator Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Propinsi Lampung merupakan pelaksana teknis yang terdiri dari Stasiun Meteorologi Penerbangan, Stasiun Meteorologi Maritim, Stasiun Klimatologi dan Stasiun Geofisika.

Sesuai dengan namanya Stasiun Meteorologi Radin Inten II Bandar Lampung, selain sebagai stasiun koordinator BMG Propinsi Lampung juga bertugas sebagai Stasiun Meteorologi Penerbangan, yang salah satunya bertugas memberikan pelayanan penerbangan.

Sampai saat ini banyak masyarakat umum yang belum mengetahui apa hubungan BMG dengan Bandara ataupun Penerbangan. Kenapa di setiap bandara selalu ada kantor BMG. Untuk itulah pada tulisan kali ini, akan dibahas mengenai fungsi atau peranan meteorologi untuk penerbangan.

II. PEMBAHASAN

Semua Bandara, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia, di dalamnya selalu ada kantor BMG, yang biasa disebut Stasiun Meteorologi Penerbangan, karena setiap penerbangan, baik untuk keperluan take off maupun landing, ataupun on the route selalu memerlukan informasi meteorologi. Tidak semua unsur-unsur meteorologi diperlukan untuk keperluan penerbangan, hanya unsur-unsur tertentu saja, diantaranya : Arah dan kecepatan angin, Visibility, Cloud ( Per awanan ), Present Weather, Suhu Udara, Tekanan Udara, Suplemantary Element.

Informasi seperti diatas biasanya di dalam penerbangan disebut dengan QAM atau Weather Report. Informasi tersebut di berikan oleh seorang pengamat atau observer kepada ATC (Air Traffic Controller) setiap 1/2 jam sekali atau tergantung membaik atau memburuknya cuaca. Setelah pengamat atau observer memberikan data QAM tersebut kepada Air Traffic Controller (ATC) , baru ATC menyampaikan informasi cuaca tersebut kepada Pilot, yang akan digunakan untuk keperluan take off, landing ataupun on the route.

Berikut penjelasan mengenai kegunaan unsur-unsur cuaca tersebut untuk penerbangan :

1) ANGIN

Angin yang dilaporkan adalah arah dan kecepatan angin pada waktu pengamatan, satuan arah angin adalah derajat sedangkan kecepatan dalam knot ( 1 knot = 1.8 km/jam ).

Arah dan kecepatan angin ini diperlukan untuk take off dan landing.

2) VISIBILITY

Visibility adalah jarak pandang mendatar, maksudnya jarak pandang terjauh yang bisa dilihat oleh pengamat tanpa ada halangan apapun. Visibility ini diperlukan terutama untuk keperluan landing, karena pilot harus bisa melihat landasan dari atas apabila pesawat akan landing, jika jarak pandang buruk/jelek,maka biasanya pilot tidak berani landing, maka pesawat berputar-putar di atas, atau balik ke bandara semula atau mencari bandara alternatif lain yang terdekat. Jika sekiranya cuaca yang menyebabkan jarak pandang jelek hanya sebentar maka pesawat akan berputar-putar di sekitar bandara sambil menunggu visibility normal kembali.

3) AWAN ATAU CLOUD

Awan yang dimaksud disini adalah keadaan perawanan pada saat pengamatan. Ada awan-awan tertentu yang sangat berbahaya bagi penerbangan, diantaranya adalah awan cumulus (Cu) yang bentuknya seperti bunga kol bergulung-gulung, dan awan cumulonimbus (Cb) yang bentuknya sama seperti awan cumulus, hanyawarnanya biru kehitaman dan menjulang keatas. Awan Cb lebih berbahaya dari pada awan Cu, karena awan Cb banyak mengandung muatan Iistrik positif (+) terutama pada puncak awan yang banyak mengandung kristal es,dan muatan negatif (-) pada dasar awan. Pembentukan awan Cu dan Cb biasanya disertai dengan terjadinya petir. Petir atau Thunderstorm inilah yang paling ditakuti oleh penerbang baik pada saat take off, landing maupun on the route.

Aktivitas awan Cb dapat mengakibatkan terganggunya gerakan pesawat. Aktivitas tersebut berupa angin haluan yang akan mendorong pesawat naik, namun pada ketinggian tertentu pesawat didorong lebih kuat untuk turun kembali, kemudian ditiup oleh angin buritan (tail wind) sehingga pesawat akan kehilangan daya angkat dan akhirnya pesawat tak terkendali.

4) PRESENT WEATHER

Present weather adalah keadaan cuaca pada saat pengamatan. Maksudnya, apakah pada saat pengamatan sedang terjadi hujan atau guntur, atau haze yang menyebabkan cuaca buruk dan jarak pandang berkurang, atau pada sa at pengamatan cuaca cerah, sehingga pesawat bisa take off maupun landing.

5) SUHU UDARA

Suhu udara yang dimaksud juga suhu udara pada waktu pengamatan di bandara tersebut. Suhu ini terutama diperlukan untuk keperluan start engine yaitu pada saat akan take off.

6) TEKANAN UDARA

Tekanan udara yang dipakai untuk keperluan penerbangan ada dua macam yaitu tekanan udara di bandara tersebut dan tekanan udara diatas permukaan laut.

Perlu diketahui bahwa tekanan udara yang dibaca pada alat pencatat tekanan udara yaitu barometer, masih harus dikoreksi dengan rumus tertentu, sehingga baru bisa menghasilkan data “matang” yang bisa dipakai untuk keperluan penerbangan. Pembacaan ini harus sangat teliti, karena selisih pembacaan 1 (satu) milibar saja akan menimbulkan selisih ketinggian sebesar 10 (sepuluh) meter. Jadi jika terdapat kesalahan 1 (satu) milibar saja yang diset pada pesawat, akan bisa menimbulkan kecelakaan. Jika pembacaan tekanan lebih tinggi satu milibar dari tekanan yang sebenarnya, dan kesalahan pembacaan tersebut diset pada pesawat, maka pesawat yang seharusnya belum menyentuh landasan, karena kesalahan pemba­caan tekanan tersebut, menjadi sudah menyentuh landasan, akibatnya pesawat akan terbanting. Demikian juga sebaliknya, Jika pembacaan selisih ( kurang ) satu milibar, dan tekanan yang salah terse but di set ke pesawat, maka pesawat yang seharusnya sudah mencapai landasan, ternyata belum sampai.

III. KESIMPULAN

Perkembangan cuaca di bandara dan sekitarnya sangat diperlukan untuk ” take off dan landing” pesawat udara, sehingga baik pengamat cuaca maupun petugas menara pengawas harus selalu berhubungan.

Adapun unsur cuaca yang sangat perpengaruh terhadap take off adalah suhu udara, arah dan kecepatan angin, dan tekanan udara. Sedangkan untuk landing yang sangat diperlukan adalah tinggi awan, penglihatan mendatar, tekanan udara dan kondisi cuaca terkini.

IV. ACUAN

Yunus S. Swarinoto, Maria Widiastuti, 2002. Uji Statistika Terhadap Persamaan Eksperimental Untuk Menghitung Nilai

Suhu Udara Permukaan Rata-Rata Harian. Jur. Met. Geo, Vol 3, No.3 Jul­September 2002.

Soejitno, 1976. Dasar-Dasar Pengamatan Meteorologi Permukaan. Akademi Meteorologi dan Geofisika, Jakarta

Soejono. 1976. Pokok-Pokok Pengolahan Data Klimatologi. Akademi Meteorologi dan Geofisika, Jakarta.

MANUSIA PELAKU DARI PERUBAHAN LINGKUNGAN GLOBAL

Abstrak

Aktifitas-aktifitas manusia telah mengubah lingkungan global, dan perubahan-­perubahan lingkungan global ini memiliki bentuk yang bermacam-macam. Wajah­-wajah perubahan global yang tidak terhitung banyaknya sebagai aktifitas manusia adalah efek rumah kaca serta dampaknya terhadap pertanian serta kenaikan permukaan air laut didaerah pantai, pengurangan ozon di stratosfir, penebangan hutan didaerah tropis dan dampaknya terhadap species-species yang hidup disana, serta endapan asam yang semuanya itu dapat meningkatkan iklim global.


1. Pendahuluan

Kendaraan bermotor, merupakan salah satu simbol kebudayaan modern yang paling cepat menyebar, digunakan sebagai sebuah arti yang berlainan ( metafora ) untuk menunjukkan cara manusia mengubah lingkungan global. Kendaraan bermotor menghasilkan karbondioksida yang menambah jumlah gas-gas rumah kaca di atmosfir, nitrogen oksida yang bereaksi diatmosfir dan turunnya hujan yang mengandung endapan asam, serta gas-gas dan partikel lainnya yang menyebabkan kabut dan pencemaran air secara lokal didaerah urban.

Sekarang, kurang lebih ada 500 juta kendaraan yang terdaftar diseluruh dunia, setiap kendaraan membakar bahan bakar sebanyak hampir 2 galon setiap hari. Kendaraan mengkonsumsi sepertiga dari produksi minyak dunia. Sebagai mana populasi berkembang, jumlah kendaraan bermotor pun berkembang pula. Lagipula, angka rata-rata jumlah kendaraan bermotor perorang meningkat, dan jumlah kendaraan bermotor bertambah lebih cepat dari pertambahan populasi, terutama dinegara-­negara berkembang.

Diperkirakan bahwa jika kecenderungan ini terus berlangsung, pada tahun 2025 akan ada empat kali lipat kendaraan bermotor dari yang ada sekarang ini.

Paul Ehrlich, seorang dosen ahli biologi populasi di Stanford University, dan John P. Holdren, seorang ahli energi dan sumber alam di Barkeley, menunjukkan pada awal tahun 1970-an bahwa tindakan manusia yang mempengaruhi perubahan lingkungan merupakan hasil dari tiga faktor : jumlah manusia seluruh, bagaimana konsumsi setiap orang untuk mempertahankan standar hidupnya, dan seberapa banyak kerusakan lingkungan karena proses produksi barang-barang yang dikonsumsi. Saat ini, kerusakan lingkungan yang disebabkan kendaraan bermotor bergantung bukan hanya pada jumlah keseluruhan manusia yang memilikinya dan meningkat­nya tingkat kepemilikkan kendaraan bermotor perorang tetapi juga berapa banyak pencemaran yang disebabkan oleh setiap kendaraan. Ketika kemajuan teknologi diawal tahun 1900-an memungkinkan kendaraan bermotor untuk menggantikan kuda sebagai alat-transportasi, teknologi juga mengurangi penyebab populasi yang muncul dari tiap kendaraan. Di Amerika Serikat, contohnya muncul nitrogen oksida dari kendaraan bermotor dikurangi dengan menggunakan katalik konvertor ditiap kendaraan yang baru.

2. Bagaimana Manusia Mengubah Lingkungan

Diskusi mengenai faktor manusia sebagai penyebab perubahan lingkungan global tidak akan lengkap tanpa menyinggung jumlah manusia yang bermukim dibumi. Antara tahun 1950 dan 1987, populasi global telah menjadi dua kali lipat jumlahnya , dari 2,5 millar menjadi 5 milliar. Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa pada tahun 2025 jumlah manusia akan mencapai 8,5 milliar. 95% dari pertumbuhan populasi akan lahir di negara-negara berkembang.

Tetapi pertambahan manusia yang memanfaatkan Iingkungan tidak semata-mata bergantung pada jumlahnya. Mereka juga menggambarkan bagaimana bentuk kehidupan manusia dan masyarakat yang menggunakan sumber-sumber alam. Masyarakat menggunakan udara, air dan tanah sebagai penyimpanan limbah produksi dari industri yang menghasilkan barang­-barang yang dikonsumsi mereka.

Mereka menggunakan bahan bakar untuk mobil, pemanas rumah dan sumber tenaga bagi industri. Mereka merubah bahan-bahan baku seperti kayu dan metal menjadi benda-benda konsumsi. Jika sumber-sumber alam ini digunakan dengan cara-cara yang menghasilkan polutan yang berlebih-lebihan, pembabatan atau pembakaran hutan, makin banyak masyarakat menggunakannya untuk memuaskan standar hidup mereka, semakin besar pula kerusakan yang ditimbulkan terhadap lingkungan.

Karbondioksida adalah gas rumah kaca utama sebagai akibat pembakaran minyak bumi yang digunakan untuk energi yang dihasilkan secara tidak proporsional sebagai hasil dari penggunaan energi dinegara-­negara industri. Sekitar 40% dari karbondioksida yang terbentuk di atmosfir dihasilkan oleh tujuh negara kaya di Amerika Utara dan Eropa Barat. Ketujuh negara kaya ini hanya memiliki 11% dari keseluruhan populasi dunia.

Jumlah manusia dan tingkat kekayaannya secara jelas telah mempengaruh keadaan lingkungan, jenis teknologi yang digunakan menentukan banyaknya polusi yang dihasilkan atau jenis dan berapa banyak bahan baku yang digunakan.

Kelanjutan perkembangan industri secara serius telah berdampak bagi lingkungan global di masa depan, terutama jika negara-­negara yang sedang berkembang mengadopsi teknologi terdahulu yang menghasilkan lebih banyak polusi dan mengkonsumsi lebih banyak energi dari pada lebih banyak teknologi modern. Jelasnya pertumbuhan ekonomi dibutuhkan untuk menghilangkan lingkaran kemiskinan dan tingginya angka kelahiran yang dengan sendirinya menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius terhadap tanah, air, hutan-hutan dan kehidupan satwa di banyak negara yang sedang berkembang.

3. Perubahan Wajah Bumi

Manusia tidak memperlakukan bumi secara halus. Kenyataannya, akibat aktifitas manusia secara demikian hebatnya sehingga hanya dalam beberapa abad permukaan bumi telah berubah di banyak tempat, sehingga bentuk aslinya sangat sukar dibayangkan, apalagi untuk diperbaiki. Perubahan-perubahan ini akibat dari bertambahnya jumlah manusia, peningkatan kesejahteraan dan teknologi.

Hal ini di dilihat dari banyaknya hutan yang rusak akibat penebangan dan juga adanya kebakaran hutan yang akhir-akhir ini sudah tidak terkendali.

Dapat dibenarkan bahwa negara-negara berkembang dan negara-negara industri adalah sumber utama dari bahan pencemaran atmosfir serta perubahan cuaca dan iklim. Negara-negara berkembang umumnya berpenduduk padat, sedang melaksanakan pembangunan yang selanjutnya menggunakan energi yang semakin meningkat. Suatu hal yang pasti dinegara-negara tersebut adalah pembukaan hutan, penambah luas pertanian, pemukiman, jalan, kawasan industri dan lain sebagainya.

Yang lebih penting lagi adalah letak negara­negara berkembang tersebut di wilayah tropik yang rnempunyai jenis hutan tertentu yang sangat penting dalam penataan keseimbangan lingkungan global. Menurut beberapa ahli, bahwa ada dua jenis perubahan yang paling mempengaruhi Iingkungan global : perubahan cara manusia memanfaatkan tanah, terutama untuk pertanian dan perubahan kemampuan industri. Hal ini terlihat dari perubahan vegetasi yang menutupi muka bumi.

Selama tiga abad yang lalu, dengan meningkatnya penggunaan tanah untuk pertanian serta dengan meningkatnya ekonomi global, manusia cenderung untuk meningkatkan kegunaan tanah untuk memenuhi kebutuhannya. Kerugian pembabatan hutan karena ulah manusia sejak penebangan pohon oleh manusia 15 sampai 20 persen dari keseluruhan daerah hutan di dunia atau sekitar 8 juta km persegi.

Beberapa perubahan secara drastis telah mengubah permukaan bumi, seperti juga mengubah keseimbangan energi, perputar­an hidrolis, pembentukan gas-gas ke atmosfir serta vegetasi.

Perkembangan industri juga memiliki akibat yang besar pada skala global, melalui polutan-polutan dan material-material lainnya yang dilepaskan ke biosfer, atmosfir dan samudra. Perkembangan industri selain telah mempengaruhi kesejahteraan manusia secara luas, tetapi juga telah menimbulkan efek sampingan yang tidak diharapkan.

Klorofluorokarbon (CFC) telah ditemukan sekitar 1930 dan disambut sebagai altematif yang lebih aman dari amoniak atau zat-zat pendingin lainnya.

Tidak seorang pun yang dapat memperkirakan reaksi tidak langsung dari bahan-bahan yang kelihatan aman, stabil dan jauh lebih murah ini terhadap lingkungan global, jika CFC naik ke atmosfir yang lebih tinggi atau stratosfir, mereka melepaskan klor bebas yang kemudian mempercepat penguraian ozon, lapisan yang melindungi bumi dari radiasi sinar ultra violet.

Energi sangatlah penting bagi perkembangan industri. Gas alam, yang sekarang ini menghasilkan sekitar seperlima energi komersial dunia, menimbulkan lebih sedikit polutan dan lebih sedikit karbon dioksida dari pada bahan bakar minyak bumi lainnya.

Sekarang, bahan bakar minyak bumi ( bensin, gas alam dan batubara ) mensuplai 88% dari energi komersial dunia, sedang energi nuklir menyediakan sisanya.

Dibanyak negara miskin, bahan bakar non komersial seperti kayu, kotoran hewan dan sisa-sisa panen masih menghasilkan banyak energi untuk memasak dan pemanas. Jelasnya, masa depan lingkungan global bergantung dari besarnya tingkat sumber-­sumber energi untuk masa sekarang dan masa yang akan datang serta besarnya energi yang digunakan (gambar 3 ).

4. Masa Depan.

Konsekuensi global akibat perkembangan industri yang dilaksanakan sekarang ini tidak hanya dapat diabaikan, contohnya pencemaran saluran air, rusaknya lapisan tanah dan hutan-hutan, lubang yang muncul setiap tahun di lapisan ozon menandakan penurunan yang disebabkan oleh manusia terhadap gas yang bersifat protektif ini.

Kebijaksanaan perlu segera diterapkan, bersamaan dengan penelitian-penelitian yang sedang berlangsung. Perubahan lingkungan dapat dikurangi dengan kebijaksanaan pengurangan penggunaan sumber energi dan bahan bakar fosil dan mengganti dengan bahan bakar nonfosil, atau dengan memperbaiki dayaguna penggunaan bahan bakar fosil. Kebijaksanaan lain adalah dengan pengurangan pembukaan hutan tropik dan penghutanan kembali diseluruh bagian dunia akan sangat membantu dalam menghambat dalam menghambat laju perubahan lingkungan.

Tantangan bagi negara-negara di dunia adalah dengan menekankan kemungkinan-kemungkinan dari sebuah era pertumbuhan era yang baru, pertumbuhan yang didasarkan atas bentuk dan proses-proses perkembangan yang tidak mengikis integritas lingkungan tempat kita bergantung.

Kedua, perlunya penghutanan kembali hutan-hutan yang rusak, mengembangkan energi yang dapt diperbaharui, kemudian mengoptimalkan penggunaan energi dan bahan-bahan, serta meminimalkan limbah yang dihasllkan.

Ketiga, tantangan-tantangan tersebut tidak hanya berhenti pada perdebatan ilmiah, tetapi perlu dimasukkan kedalam agenda kebijaksanaan pemerintah di masing-masing negara.

Keempat, analisis dampak lingkungan, terutama perubahan lingkungan perlu mendapat tekanan dalam penetuan kebijaksanaan.

TSUNAMI, PENYEBAB DAN AKIBATNYA

TSUNAMI, PENYEBAB DAN AKIBATNYA

Robert Pasaribu
Sub Bidang Analisa Geofisika
Badan Meteorologi dan Geofisika, Jakarta

ABSTRAK

In Indonesia Tsunami is produced by seismic activities which are, iin this case, shallow earthquakes found in active seismic tectonic zones, such as subduction zone, bared zone and fault zone. There have been 17 big Tsunami evidences recorded in Indonesia, where the depth of the originating earthquakes ranged between 5.6 Richter Scale, with the maximum intensity of VII-IX MMI Scale.
The magnitudo of Tsunamis in Indonesia varied from 1.5 to 4.5 Imamura Scale, while the maximum amplitude of the waves which reach the coast between 4-24 m, and the extent to the land were 50-200 m from the coast lline.
There have been Tsunami events happening in Indonesia since 1990, causing 3000 people died and great material loss. The fack that Tsunami often happened in Indonesia verifies that the countryis a high risk area of Tsunami. Therefore, it is necessary to make suffivient for anticipating or minimizing the Tsunami effect on both material and living things.

Pendahuluan

Tsunami berasal dari bahasa Jepang yaitu kata Tsu dan Nami. Tsu berarti pelabuhan dan nami berarti gelombang besar. Istilah tersebut kemudian dipakai oleh masyarakat untuk menunjukkan adanya gelombang besar yang disebabkan oleh gempa bumi. Lebih tepatnya tsunami diartikan sebagai gelombang laut yang terjadi secara mendadak yang disebabkan karena terganggunya kestabilan air laut yang diakibatkan oleh gempa bumi.
Dapat dikemukan bahwa tidak semua gempa bumi di dasar laut menimbulkan tsunami. Begitu juga dari pengalaman membuktikan bahwa tanpa adanya gempa bumi di dasar laut tsunami bisa saja terjadi. Seperti yang terjadi pada tahun 1976 di Larantuka dan Pantai Padang pada tahun 1980.
Pada masa sekarang penggunaan istilah tersebut meluas pada gelombang besar yang disebabkan oleh letusan gunung berapi, longsoran dan lain-lain. Letusan gunung Krakatau pada tahun 1883 telah mencatat sejarah karena tsunami yang ditimbulkannya telah memakan korban lebih dari 36 ribu jiwa.

Penyebab Terjadinya Tsunami

Tsunami terjadi karena adanya gangguan impulsif terhadap air laut akibat terjadinya perubahan bentuk dasar laut secara tiba-tiba. Ini terjadi karena tiga sebab, yaitu : gempa bumi, letusan gunung api dan longsoran (land slide) yang terjadi di dasar laut. Dari ketiga penyebab tsunami, gempa bumi merupakan penyebab utama. Besar kecilnya gelombang tsunami sangat ditentukan oleh karakteristik gempa bumi yang menyebabkannya.
Bagian terbesar sumber gangguan implusif yang menimbulkan tsunami dahsyat adalah gempa bumi yang terjadi di dasar laut. Walaupun erupsi vulkanik juga dapat menimbulkan tsunami dahsyat, seperti letusan gunung Krakatau pada tahun 1883.
Gempa bumi di dasar laut ini menimbulkan gangguan air laut, yang disebabkan berubahnya profil dasar laut. Profil dasar laut iniumumnya disebabkan karena adanya gempa bumi tektonik yang bisa menyebabkan gerakan tanah tegak lurus dengan permukaan air laut atau permukaan bumi. Apabila gerakan tanah horizontal dengan permukaan laut, maka tidak akan terjadi tsunami.
Apabila gempa terjadi didasar laut, walaupun gerakan tanah akibat gempa ini horizontal, tetapi karena energi gempa besar, maka dapat meruntuhkan tebing-tebing (bukit-bukit) di laut, yang dengan sendirinya gerakan dari runtuhan in adalah tegak lurus dengan permukaan laut. Sehingga walaupun tidak terjadi gempa bumi tetapi karena keadaan bukit/tebing laut sudah labil, maka gaya gravitasi dan arus laut sudah bisa menimbulkan tanah longsor dan akhirnya terjadi tsunami. Hal ini pernah terjadi di Larantuka tahun 1976 dan di Padang tahun 1980.
Gempa-gempa yang paling mungkin dapat menimbulkan tsunami adalah :
Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
Kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km.
Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 Skala Richter.
Jenis pensesaran gempa tergolong sesar naik atau sesar turun. Gaya-gaya semacam ini biasanya terjadi pada zona bukaan dan zona sesar.

Lida (1970) berdasarkan data tsunami di Jepang menunjukkan bahwa gempa yang menimbulkan tsunami sebagian besar merupakan gempa yang mempunyai mekanisme fokus dengan komponen dip-slip, yang terbanyak adalah tipe thrust (sesar naik) misalnya tsunami Japan Sea 1983 dan Flores 1992 dan sebagian kecil tipe normal (sesar turun) misalnya sanriku Jepang 1993 dan Sumba 1977. gempa dengan mekanisme fokus strike slip (sesar mendatar) kecil sekali kemungkinan untuk menimbulkan tsunami (gambar 1).

Karakteristik Tsunami

Secara garis besar tsunami dapat diartikan sebagai gelombang laut dengan periode yang ditimbulkan oleh suatu gangguan implusif yang terjadi pad medium laut. Periode gelombang tsunami berkisar antara 10-60 menit.
Gangguan pembangkit tsunami biasanya berasal dari berbagai sumber, misalnya gempa bumi, erupsi vulkanik atau land slide yang terjadi di dasar laut. Gelombang yang disebabkan oleh gaya implusif bersifat transien atau gelombang yang bersifat sesaat. Gelombang ini berbeda dengan gelombang-gelombang laut lain yang bersifat kontinyu, seperti gelombang permukaan laut yang ditimbulkan oleh tiupan angin atau gelombang pasang laut yang disebabkan gaya tarik benda angkasa.
Selain bersifat transien, gelombang tsunami juga bersifat dispersif, artinya periodenya berubah terhadap jarak sumber gangguan implusif. Gelombang tsunami yang menjalar dekat dengan daerah sumber gempa, mempunyai periode lebih kecil dibandingkan dengan gelombang tsunami yang menjalar jauh dari sumber.
Besar kecilnya tsunami yang yang terjadi di samping tergantung pad bentuk morfologis pantai juga dipengaruhi oelh karakteristik sumber gangguan implusif yang ditimbulkannya. Karakteristik gelombang tsunami meliputi energi, magnitudo, kedalaman pusat gempa, mekanisme fokus dan luas rupture area.
Dalam penjalarannya ke pantai dari sumber gangguan implusif, gelombang tsunami akan mengalamai tranformasi tinggi, panjang, kecepatan ataupun arah gelombang. Transformasi disebabkan adanya perubahan kedalaman laut yang dilalui tsunami, atau tsunami melintasi alur yang lebih sempit seperti selat, sungai atau teluk.
Bila tsunami melintasi alur yang sempit dan dangkal maka tinggi gelombang tsunami akan mengalami perbesaran yang merupakan fungsi dari perubahan kedalaman dan lebar alur yang dilewati. Tsunami mempunyai panjang gelombang yang besar sampai mencapai 100 km berbentuk ellips dengan amplitudo sekitar 5 meter.
Kecepatan penjalaran tsunami di laut berkisar antara 50-1000 km perjam. Kecepatan ini berkaitan dengan kedalaman laut. Pada dasarnya bila kedalaman laut berkurang setengahnya, maka kecepatan berkurang tiga perempatnya. Sedangkan tinggi gelombang tsunami justru akan bertambah jika mendekati pantai, karena adanya perubahan kedalaman laut yang dilalui tsunami. Tinggi tsunami mencapai maksimum pada daerah pantai yang landai dan berlekuk seperti teluk atau muara sungai, maka gelombang tsunami akan mencapai puluhan meter.
Sebagai contoh gempa bumi Flores yang mempunyai magnitude 6,6 SR secara teoritis akan menimbulkan gelombang tsunami setinggi 1 sampai 2 meter di episenter, tetapi pada saat tiba di pantai Flores gelombang tsunami mencapai maksimum sekitar 24 meter.

Hubungan Magnitude dengan Kedalaman

Dari hasil penellitian gelombang-gelombang tsunami yang terjadi di Jepang, Lida (1970) menurunkan hubungan empiris antara magnitudo ambang dengan kedalaman pusat gempa yang berpotensi menimbulkan tsunami, yaitu :

Mm = 6,3 + 0,005 D

Dimana :
· Mm = magnitudo minimum atau ambang gempa (skala Richter) yang berpotensi menimbulkan tsunami
· D = Kedalaman pusat gempa.

Dari hubungan empiris tersebut terlihat bahwa mengitudo minimum gempa bumi yang memungkinkan terjadinya tsunami adalah 6,3 SR. Dan gempa-gempa dangkal yang lebih berpotensi untuk menimbulkan gelombang tsunami. Di Jepang rata-rata kedalaman maksimumnya sekitar 80 km.

Hubungan Magnitude dengan Kedalaman

Apabila sebagian besar laut naik turun secara mendadak, maka air di atasnya akan mengalami gangguan berupa suatu geombang yang menyebar ke segala arah. Kecepatan gelombang ini tergantung dari kedalaman laut dan percepatan gravitasi bumi.
Rumus sederhana dari kecepatan gelombang tsunami adalah :

V = Ög. D

Dimana :
· V = kecepatan gelombang
· D = Kedalaman pusat gempa.
Ditengah lautan di mana kedalaman laut cukup besar, maka kecepatan gelombang juga besar, demikian pula periode gelombang, sedangkan amplitudonya kecil dan panjang gelombangnya bisa mencapai puluhan kilometer.
Jika gelombang mendekati pantai dimana kedalaman laut berkurang, kecepatan gelombangnya pun semakin kecil, tetapi diimbangi dengan berkurangnya periode gelombang dan bertambahnya amplitudo (tinggi gelombang), sesuai dengan hukum Kekekalan Energi.
Andai gravitasi di suatu tempat adalah g = 10m/det2 dan kedalaman laut di tempat itu di ambil D = 500 m, maka kecepatan gelombang tsunami di tengah laut kurang lebih 250 km/jam.
Makin ke darat, laut semakin dangkal, sehingga diperkirakan kecepatan gelombang menurun menjadi kurang lebih 20 m/det atau kurang dari 80 km/jam. Tetapi tinggi gelombang bertambah diperkirakan mencapai 5 sampai 8 meter. Jadi seandainya tsunami berada lebih dari 50 km dari daratan, maka diperkirakan gelombang tsunami akan datang lebih kurang 1 sampai 1,5 jam setelah surutnya air laut secara mendadak.

Klasifikasi Tsunami

Lida (1963) membuat klasifikasi dari tsunami berdasarkan ukuran gelombangnya sebagai berikut :

a. Amat Kecil ( 0 )
b. Kecil ( 1 )
c. Menengah ( 2 )
d. Besar ( 3 )
e. Amat Besar ( 4 )

Ukuran amat kecil biasanya tidak terasa tetapi masih dapat diamati. Ukuran kecil mulai terasa dan amat besar mulai merusak. Berdasarkan klasifikasi itu lida mengamati hubungannya dengan gempa bumi dan memperoleh hubungan linear antara magnitude gempa bumi dengan besaran tsunami.
Gempa bumi dengan magnitudo 7 Skala Richter dapat menimbulkan tsunami dalam skala 0 sedangkan magnitude gempa 8 dapat menghasilkan skala 1 sampai 2 dan gempa 8 sampai 9 bisa menghasilkan tsunami yang dahsyat dapat mencapai skala 3. gempa bumi bermagnitudo kurang dari 7 pada umumnya tidak menghasilkan tsunami yang merusak dan berskala minus.
Hubungan empiris antara magnitudo tsunami ddengan magnitudo gempa bumi yang menimbulkannya diturunkan oleh Lida (1963) sebagai berikut :

m = 2,661 M – 16,44

Dimana :
· m = magnitudo tsunami dalam skala Immamura.
· M = magnitudo gempa bumi dalam Skala Richter.

Daerah Sumber Tsunami di Indonesia.

Indonesia merupakan kepulauan yang terletak di antara dua samudera, yaitu ; Samudera Padifik dan Samudera Hindia. Melihat kepada lokasi ini maka untuk daerah di Indoensia penyebab tsunami berasal dari 3 lokasi yaitu :
f. berasal dari Samudera Pasifik.
g. Berasal dari Samudera Hindia
h. Berasal dari lokal Indonesia.

a. Tsunami Samudera Pasifik.

Tsunami yang berasal dari Samudera Pasifik pada waktu sekarang ditangani oleh PTWC (Pasific Tsunami warning Center) yang berpusat di Honolulu, Hawaii, yang merupakan bagian dari ITIC (International Tsunami Information Center) apabila terjadi gempa bumi di Laut Pasifik, dimana memang gempa bumi di dunia ini 75 persen terjadi di sekitar pasifik, yang mempunyai kedalaman dangkal dan bermagnitudo cukup besar maka perhatian khusus diberikan oleh PTWC dengan tujuan untuk mengetahui apakah gempa bumi ini menimbulkan tsunami atau tidak.
Apabila menimbulkan tsunami, maka diadakan Tsunami Watch dengan jalan menanyakan kepada petugas yang berada di sekitar episenter gempa bumi tersebut apakah ada penambahan ketinggian gelombang laut.
Apabila di sekitar episenter terdapat Tide Gauge dengan sistem telemeter , maka hal ini dapat dilakukan dengan melihat kepada recorder dari Tide Gauge ini. Bila terjadi tsunami yang disebabkan karena gempa bumi, maka PTWC dapat memperhitungkan jam berapa gelombang tsunami ini akan sampai di masing-masing negara anggota disekitar Samudera Pasifik. Pemberitahuan ini diberikan oleh PTWC untuk kemudian Pemerintah setempat berusaha mengungsikan penduduk pantai yang kira-kira akan dilanda tsunami.
Dalam hal ini di Indonesia yang termasuk salah satu negara di sekitar Samudera Pasifik tentunya juga akan diberitahu oleh PTWC apabila akan ada tsunami yang melanda bagian utara dan timur dari Indonesia (Irian Jaya bagian utara, Maluku bagian utara dan timur).
Untuk daerah Irian Jaya bagian utara dan Maluku bagian utara dan timur, telah dapat di perkirakan waktu jalar gelombang tsunami yang berasal dari Pasifik ke daerah Jayapura dan Sangihe, seperti dapat dillihat pada peta kountur waktu jalar gelombang laut di Lautan Pasifik. (gambar 2).
Peta kountur ini dibuat berdasarkan peta waktu jalar tsunami dari Pasifik ke negara-negara sekitar Pasifik, kemudian waktu jalur tersebut di plot untuk sampai ke dua tempat di Indonesia ini, dengan pengertian kecepatan gelombang laut adalah sama untuk daerah yang berlawanan dengan daerah yang sama.

b. Tsunami Samudera Hindia

Tsunami dari Lautan Hindia yang melanda Indonesia sejak tahun 1797 sampai 1928, terdapat 14 buah tsunami. Diperkirakan tsunami tersebut kebanyakan berasal dari gempa tektonik yang bersumber pada Belt Mediterania, dimana gempa-gempa dangkal yang terjadi di Samudera Hindia ini terdapat sepanjang Belt Mediterania yang membujur mulai dari Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara sejauh ± 200 km dari daratan.
Kedalaman laut dari batas plate tektonik lautan Hindia dengan plate tektonik Eurasia di daratan Sumatera dan Jawa pada umumnya :
Untuk daerah selatan Jawa, 1000 m, sehingga waktu jalar tsunami tersebut kira-kira membutuhkan waktu 1/2 jam untuk sampai ke pantai selatan Jawa.
Untuk sebelah barat daya Sumatera kedalaman Laut Hindia mulai dari batas plate tektonik tersebut sampai ke pantai barat Sumatera, rata-rata berkedalaman 500 meter sehingga waktu jalar gelombang tsunami sampai ke pantai barat Sumatera adalah kurang lebih ¾ jam.

Dengan demikian untuk mengurangi korban manusia akibat tsunami yang berasal dari Lautan Hindia masih ada waktu selama antara ½ dan ¾ jam untuk dapat mengungsikan penduduk pantai.
Untuk dapat mengatasinya membutuhkan jaringan stasiun tsunami (stasiun seismo dan tide gauge) yang telemeter untuk dapat mengetahui terjadinya gempa dangkal di laut hindia yang cukup kuat beserta terjadinya tsunami yang harus sudah dapat diketahui sebelum gelombang tsunami ini melanda daratan. Disamping itu juga di butuhkan kesiagaan penduduk pantai beserta aparat pemerintah yang sangat tinggi.

c. Tsunami Lokal.

Diihat dari peta tsunami pontensial area di Indonesia, daerah yang sering mengalami glombang tsunami akibat gempa lokal atau tanah longsor di dasar lautan, teradapat di daerah sekitar Maluku termasuk Nusa Tenggara pantai sebelah utara.
Penyebab tsunami ini kebanyakan berasal dari gempa-gempa lokal yang terjadi di daerah Maluku di lautan yang kedalaman lautnya rata-rata 200 m.
Waktu jalar gelombang tsunami tentunya tergantung dari jaraknya sumber tsunami kepantai. Kalau di lihat pada peta Major Salau Earthquake (1897-1977), ternyata pada umumnya terdapat dekat dengan pantainya.
Umpamanya Nusa Tenggara lokasi epiknya dekat dengan pantai sebelah utara maupun sebelah selatan, sehingga waktu jalarnya sampai ke pantai akan sangat singkat.
Tetapi untuk gempa-gempa disebelah selatan Nusa Tenggara juga terdapat gempa-gempa dangkal yang kuat yang berjarak ± 150 km dari pantai-pantai sebelah selatan Nusa Tenggara yang waktu jalar gelombang tsunaminya sekitar 20 menit.
Demikian pula untuk daerah daerah di Laut Banda, lokasi dari pusat gempa dangkalnya dekat dengan pantai yang juga terdapat di daerah di antara Halmahera dan Sulawesi.
Karena keadaan waktu jalar gelombang tsunami yang singkat pada umumnya, maka dalam hal pengamanan penduduk dari gelombang tsunami, yang terpenting adalah pendidikan kepada penduduk setempat di pantai di daerah iini.
Pada umumnya daerah rawan tsunami adalah daerah yang lokasinya dekat dengan jalur gempa yang terletak di lautan dan episenternya dekat dengan pantai.

Antisipasi terhadap ancaman Tsunami

Secara teori tsunami lebih mudah untuk di prediksi dibandingkan dengan gempa bumi. Tenggang waktu terjadinya gempa bumi dan tibanya tsunami di pantai memungkinkan untuk dapat menganalisa karekteristik gempa bumi tersebut.
Dalam tempo 20 sampai 30 menit, dapat ditentukan apakah suatu gempa bumi dapat menyebabkan tsunami atau tidak. Informasi tersebut dapat disampaikan kepada masyarakat sebelum gelombang-gelombang tersebut menerjang pantai.
Karena terbatasnya fasilitas komunikasi sangat mungkin terjadi informasi belum sampai sementara gelombang tsunami telah menyapu pantai. Hal inilah yang melandasi adanya sistem peringatan dini (Tsunami Warning System), untuk itu diperlukan adanya alterlatif untuk mengatasi kesulitan tersebut. Langkah-langkah yang diambil meliputi :

Adanya identifikasi daerah rawan tsunami .
Penyuluhan kepada penduduk dan aparat terkait di daerah rawan tsunami.
Proteksi daerah pantai di antaranya membuat jalur hijau sejauh 200 meter dari garis pantai yang berfungsi sebagai penahan gelombang dan melestarikan kelestarian batu karang yang sekaligus berfungsi sebagai pemecah gelombang.
Menetapkan letak pemukiman berada di belakang jalur hijau sehingga terlindung dari ancaman gelombang, kalaupun terpaksa di bangun di dekat pantai, rumah yang baik adalah rumah panggung dengan bagian bawah kosong sehingga memungkinkan air laut untuk terus melewatinya.
Membuat dasar hukum yang kuat guna upaya pengaturan tata guna lahan yang terletak pada daerah pantai.

Penanggulangan Tsunami

Melihat bagaimana terjadinya tsunami seperti penjelasan di atas, mulai surutnya air laut sampai datangnya kembali gelombang tersebut, yang memakan waktu cukup lama. Lebih-lebih apabila sumber tsunami berada lebih jauh di tengah laut maka perlu dilakukan cara-cara penanggulangannya. Dengan demikian apabila masyarakat telah mengetahui apa yang terjadi dan bagaimana akibatnya, mungkin jumlah korban akan bisa dikurangi, larena masih ada waktu untuk meninggalkan tempat berbahaya tersebut. Cara penanggulangan bahaya gelombang tsunami ini adalah dengan cara prepentif.
Dari pengalaman membuktikan bahwa korban tsunami hampir sebagian besar disebabkan karena mereka yang jadi korban tidak mengetahui apa yang akan terjadi apabila air surut secara mendadak, lebih-lebih setelah terjadi gempa bumi, malah korban umumnya pergi kelaut untuk menonton peristiwa alam tersebut.
Secara teoritis dapat diketahui daerah-daerah di mana di Indonesia yang akan terkena gelombang tsunami. Cara praktis menanggulangi bahaya tsunami untuk daerah-daerah yang diprakirakan akan dilanda tsunami harus diberi penerangan secara mendetail apa dan bagaimana tsunami itu dan sekaligus apa yang perlu dilakukan apabila air laut surut secara mendadak.

Riset dan Mitigasi Bencana Tsunami

Riset tentang tsunami ini telah dibagi menjadi tiga, yaitu :
2. Riset yang bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi pusat gempa dan karakteristik yang berpotensi menimbulkan tsunami.
3. Riset yang diarahkan untuk membuat model penjalaran gelombang tsunami dan prediksi tingginya tsunami pada saat mencapai pantai, riset merupakan kajian dari ilmu Oceanografi.
4. Riset yang ditujukan untuk mencari cara-cara yang tepat dalam pemantauan tsunami dan perlindungan pantai terhadap bahaya tsunami, dalam riset ini diperlukan keahlian dalam bidang ilmu Seismologi, Oceanografi dan Teknik Sipil.

Kesimpulan

5. Melihat kepada daftar tsunami di Indonesia, maka Indoensia digolongkan sebagai negara yang sering dilanda tsunami dan telah memakan korban sampai ribuan jiwa.
6. Untuk menanggani tsunami dari Lautan Pasifik, hendaknya kerjasama dengan PTWC dapat ditingkatkan, sehingga Indonesia dapat menjadi salah satu negara yang akan di beri WARNING bila ada bencana tsunami yang akan melanda wilayah Indonesia.
7. Untuk mengatasi tsunami lokal dari Indonesia sendiri, harus digiatkan penerangan terhadap penduduk pantai yang pernah dilanda tsunami dalam hal cara-cara menyelamatkan diri dari tsunami.
8. Usaha untuk memperlajari secara rinci karakteristik tsunami yang terjadi di Indonesia dan upaya mitigasinya perlu didukung dengan studi kegempaan yang serius. Hal ini dikarenakan tsunami yang terjadi di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh gempa-gempa tektonik yang memang banyak terjadi karena Indonesia merupakan daerah seismik aktif.

Acuan

Weisberg, J. And Parish H. “ Introduction to Oceanography”.

Arikoucine, William A. “ The Word Ocean, an Introduction to Oceanography ”.
Groen P. “water and Sea”, London 1965

James R. Holton. “ Introduction to Dynamic Meteorology ”, New York, 1973

Reymond, D. ” Tremors Training “ LDG, 1995

LDG, “ Tsunami Risk Evaluation Trough Seismic Moment From a Real time System “, Paris, 1995

Buletin Meteorologi dan Geofisika, 1987

Majalah Oceanologi, Badan Meteorologi dan Geofisika, 1989.