Cari Blog Ini

Powered By Blogger

Sabtu, 24 Juli 2010

UNSUR - UNSUR CUACA

Cuaca adalah keadaan udara pada suatu tempat dan pada waktu yang singkat atau tertentu , sehingga cuaca selalu berubah-ubah dan daerahnya juga tidak begitu luas.

Iklim adalah rata-rata keadaan cuaca pada daerah yang luas dan dalam waktu yang lama, lama terjadinya perubahan iklim biasanya sekitar 30 tahunan.

Perbedaan pokok antara cuaca dari iklim adalah terletak pada daerah dan waktu

Unsur-unsur cuaca yang pokok meliputi suhu, tekanan udara, kelembaban udara

SUHU UDARA
Bumi mendapatkan panas terutama diperoleh dari penyinaran matahari dengan jalan pemanasan udara. Penyinaran tersebut sebagian dipantulkan dan dibiaskan, sebagian lagi diteruskan oleh molekul-molekul udara langsung kearah bumi. Pemanasan permukaan bumi tersebut banyak sedikitnya sinar ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut :
1) Sudut Datang Matahari
Makin tegak matahari berarti makin kecil sudut datang sinarnya maka makin banyak panas yang diterima oleh permukaan bumi.
2) Lama Penyinaran Matahari
Makin lama siang hari, penyinaran akan lebih banyak. Didaerah tropika lama siang rata-rata 12 jam.
3) Keadaan Awan
Makin banyak awan maka makin sedikit sinar yang sampai ke permukaan bumi.
4) Keadaan Permukaan Bumi (Daratan atau Air)
Daratan lebih cepat menjadi panas daripada air tetapi juga lebih cepat mengeluarkan panas. Karena itu pada siang hari udara di daratan lebih panas daripada udara di atas laut. Sinar yang sampai di bumi 43 % diserap dan diubah menjadi panas. Suhu tertinggi pada jam satu atau dua siang dan terendah pada jam empat atau lima pagi.
5) Keadaan topografi
Tinggi rendah suatu tempat, makin tinggi, makin kecil temperaturnya.
6) Keadaan Tanah
Tanah putih memantulkan panas, tanah hitam menyerap panas.
Udara bersifat diaterman, artinya dapat melewatkan panas metahari. Sifat diaterman terdapat pada udara murni. Setelah panas matahari sampai ke permukaan bumi, panas ini digunakan bumi untuk memanasi udara di sekitarnya. Udara dapat menjadi panas karena proses :
Ø Konveksi, pemanasan secara vertikal
Ø Adveksi, penyebaran panas secara horisontal
Ø Turbulensi, penyebaran pana secara berputar-putar.
Ø Konduksi, pemanasan secara kontak/bersinggungan.

Suhu udara diukur dengan menggunakan termometer, keadaan suhu sepanjang hari juga dapat diamati dengan termograf dan kertas yang berisikan catatan suhu disebut termogram.

TEKANAN UDARA
Udara mempunyai massa/berat .Besarnya tekanan diukur dengan barometer. Barograf adalah alat pencatat tekanan udara. Tekanan udara dihitung dalam milibar. Garis pada peta yang menghubunkan tekanan udara yang sama disebut isobar. Barometer aneroid sebagai alat pengukur ketinggian tempat dinamakan altimeter yang biasa digunakan untuk mengukur ketinggian pesawat terbang.
Tekanan udara pada suatau tempat berbah sepanjang hari. Hal ini tergambar pada barogarf. Barograf adalah alat pencatat tekanan udara. Tekanan udara tinggi terjadi pada jam 10 pagi dan jam 10 malam serta tekanan rendah pada jam 4 pagi dan jam 4 sore.

peralatan meteorologi

1. SEISMOGRAPH by Melki Adi Kurniawan

Seismometer (bahasa Yunani: seismos: gempa bumi dan metero: mengukur) adalah alat atau sensor getaran, yang biasanya dipergunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram. Seismograf memiliki instrumen sensitif yang dapat mendeteksi gelombang seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang seismik yang terjadi selama gempa tergambar sebagai garis bergelombang pada seismogram. Seismologist mengukur garis-garis ini dan menghitung besaran gempa. Seismograf menggunakan dua klasifikasi yang berbeda untuk mengukur gelombang seismik yang dihasilkan gempa, yaitu besaran gempa dan intensitas gempa. Kedua klasifikasi pengukuran ini menggunakan skala pengukuran yang berbeda pula. Skala pengukuran gempa tersebut terdiri dari Skala Richter dan Skala Mercalli. Skala Richter digunakan untuk menggambarkan besaran gempa sedangkan Skala Mercalli digunakan untuk menunjukkan intensitas gempa, atau pengaruh gempa terhadap tanah, gedung, dan manusia.

2. ACCELEROGRAPH

Accelerograph atau Strong Motion Seismograph adalah instrument yang digunakan untuk merekam guncangan permukaan tanah yang sangat kuat yang mengukur percepatan permukaan tanah. Pada umumnya peralatan Accelerograph ditempatkan pada daerah-daerah perkotaan yang populasinya lebih padat akan penduduk, dimana diperuntukkan untuk investigasi variasi terhadap response guncangan/getaran karena struktur geologi setempat. Dengan adanya informasi dari accelerograph terhadap gempa-gempa kecil dan kuat dapat dicirikan karakteristik semua jenis permukaan tanah yang dapat digunakan untuk kontruksi bangunan. Daerah rawan gempabumi dapat dirancang konstruksi bangunannya sebelum gempabumi yang besar terjadi. Rekaman getaran tanah akan sangat berarti pembuatan Building code untuk keamanan bangunan.

3. BAROMETER AIR RAKSA

Membandingkan perbedaan tinggi air raksa dalam tabung gelas dan di dalam bejana. Barometer air raksa berfungsi untuk mengukur tekanan udara. Terdiri dari tabung gelas berisi air raksa, bagian atasnya tertutup dan bagian bawahnya terbuka dimasukkan ke dalam bejana air raksa. • Syarat penempatan : a. Ditempatkan pada ruangan yang mempunyai suhu tetap (Homogen) b. Tidak boleh kena sinar matahari langsung c. Tidak boleh kena angin langsung d. Tidak boleh dekat lalu-lintas orang e. Tidak boleh dekat meja kerja f. Penerangan jangan terlalu besar, maximum 25 watts

4. THERMOMETER BOLA BASAH DAN BOLA KERING

Merupakan thermometer air raksa dalam bejana kaca untuk mengukur suhu udara aktual yang terjadi (thermometer bola kering). Adapun thermometer bola basah adalah thermometer yang pada bola air raksa (sensor) dibungkus dengan kain basah agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu suhu yang diperlukan agar uap air di udara dapat berkondensasi.

5. THERMOMETER MAXIMUM

Thermometer air raksa ini memiliki pipa kapiler kecil (pembuluh) didekat tempat/ tabung air raksanya, sehingga air raksa hanya bisa naik bila suhu udara meningkat, tapi tidak dapat turun kembali pada saat suhu udara mendingin. Untuk mengembalikan air raksa ketempat semula, thermometer ini harus dihentakan berkali-kali atau diarahkan dengan menggunakan magnet. Dari gambar disamping dapat diilustrasikan bahwa apabila temperatur naik dan kolom air raksa tidak terputus, maka air raksa terdesak melalui bagian yang sempit. Ujung kolom menunjukkan temperatur udara. Apabila suhu turun, kolom air raksa terputus pada bagian yang sempit setelah air raksa dalam bola temperatur menyusut. Ujung lain dari kolom air raksa tetap pada tempatnya. Untuk pengamatan suhu udara ujung kolom ini menunjukkan suhu udara karena penyusutan air raksa kecil sekali dan dapat diabaikan. Jadi Thermometer menunjukkan suhu udara tertinggi setelah terakhir dikembalikan. Thermometer dikembalikan setelah dibaca.

6. THERMOMETER MINIMUM

Thermometer minimum biasanya menggunakan alkohol untuk pendeteksi suhu udara yang terjadi. Hal ini dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi dibanding air raksa, sehingga cocok untuk pengukuran suhu minimum. Prinsip kerja thermometer minimum adalah dengan menggunakan sebuah penghalang (indeks) pada pipa alkohol, sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut tertarik kebawah, namun bila suhu meningkat maka indek akan tetap pada posisi dibawah. Selain itu peletakan thermometer harus miring sekitar 20-30 derajat, dengan posisi tabung alkohol berada di bawah. Hal ini juga dimaksudkan untuk mempertahankan agar indek tidak dapat naik kembali bila sudah berada diposisi bawah (suhu minimum).

7. PENAKAR CURAH HUJAN BIASA

Penakar hujan ini termasuk jenis penakar hujan non-recording atau tidak dapat mencatat sendiri. Bentuknya sederhana, terdiri dari :

• Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan alat.

• Bak tempat penampungan air hujan.

• Kaki yang berbentuk tabung silinder.

• Gelas penakar hujan.

8. PENAKAR HUJAN JENIS HELLMAN

Penakar hujan jenis Hellman termasuk penakar hujan yang dapat mencatat sendiri. Jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung tempat pelampung. Air ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat (naik keatas). Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakkannya selalu mengikuti tangkai pelampung. Gerakkan pena dicatat pada pias yang ditakkan/ digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan bantuan tenaga per. Jika air dalam tabung hampir penuh, pena akan mencapai tempat teratas pada pias. Setelah air mencapai atau melewati puncak lengkungan selang gelas, air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung dan tangki pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada pias merupakan garis lurus vertikal. Dengan demikian jumlah curah hujan dapat dhitung/ ditentukan dengan menghitung jumlah garis-garis vertikal yang terdapat pada pias.

9. EVAPORIMETER PANCI TERBUKA

Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Makin luas permukaan panci, makin representatif atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya. Pengukuran evaporasi dengan menggunakan evaporimeter memerlukan perlengkapan sebagai berikut :

1. Panci Bundar Besar

2. Hook Gauge

yaitu suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci. Hook Gauge mempunyai bermacam-macam bentuk, sehingga cara pembacaannya berlainan.

3.Still Well

ialah bejana terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder dan mempunyai 3 buah kaki. 4. Thermometer air dan thermometer maximum/ minimum 5. Cup Counter Anemometer 6. Pondasi/ Alas 7. Penakar hujan biasa 10. PENGUKUR SINAR MATAHARI JENIS CAMPBLE STOKES Campbell Stokes Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan (memfokuskan) sinar matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari tersebut tepat mengenai pias yang khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan pada jejak pias. Dipergunakannya bola gelas dimaksudkan agar alat tersebut dapat dipergunakan untuk memfokuskan sinar matahari secara terus menerus tanpa terpengaruh oleh posisi matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang konsentrik dengan bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika matahari bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak pias terbakar yang tak terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka jejak dipiaspun akan terputus-putus. Dengan menjumlahkan waktu dari bagian-bagian terbakar yang terputus-putus akan diperoleh lamanya penyinaran matahari.

11. CUP COUNTER DAN WIND VANE ANEMOMETER

Pergerakan udara atau angin umumnya diukur dengan alat cup counter anemometer, yang didalamnya terdapat dua sensor, yaitu: cup – propeller sensor untuk kecepatan angin dan vane/ weather cock sensor untuk arah angin. Untuk pengamatan angin permukaan, Anemometer dipasang dengan ketinggian 10 meter dan berada di tempat terbuka yang memiliki jarak dari penghalang sejauh 10 kali dari tinggi penghalang (pohon, gedung atau sesuatu yang menjulang tinggi). Tiang anemometer dipasang menggunakan 3 buah labrang/ kawat penahan tiang, dimana salah satu kawat/labrang berada pada arah utara dari tiang anemometer dan antar labrang membentuk sudut 1200. Pemasangan penangkal petir pada tiang anemometer merupakan faktor terpenting terutama untuk daerah rawan petir. Hal ini mengingat tiang anemometer memiliki ketinggian 10 meter dengan ujung-ujung runcing yang membuatnya rawan terhadap sambaran petir.

Let’s see What do you know about Meteorology and Climatology

(Constructed by Sandro.lubis@live.com; ICSF 2008)

Meteorologi dan klimatologi adalah dua disiplin ilmu yang merupakan cabang dari Atmospheric Sciences atau Ilmu Atmosfer. Keduanya sama-sama mempelajari fenomena alam yang terjadi di atmosfer namun memiliki perbedaan kajian yang cukup signifikan.



Ilmu Atmosfer merupakan ilmu pengetahuan alam (Natural Science) yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang saling berkaitan khususnya mengenai pemahaman kejadian-kejadian di atmosfer bumi, itulah sebabnya ilmu atmosfer dalam fokus pengkajiannya dibagi menjadi dua yaitu Meteorologi dan Klimatologi.



Meteorologi merupakan studi atmosfer yang mempelajari pola perubahan sesaat dari waktu-ke waktu dalam skala ruang tiga dimensi ( dx/dt, dy/dt dan dz/dt) dan dinamika atmosfer yang menimbulkan gaya-gaya atau kekuatan pembentuk cuaca dan iklim sehingga dalam perhitungannya sangat diperlukan alat bantu khusus seperti kalkulus matematika dan fisika. Lingkup dari ilmu Meteorologi berdasarkan kajiannya dibagi menjadi empat bagian yaitu; Ilmu Meteorologi Fisik, Meteorologi Dinamik, Meteorologi Sipnotik dan Meteorologi terapan.



Ilmu Meteorologi fisik merupakan disiplin ilmu yang membahas fenomena atmosfer yang melibatkan proses fisika di atmosfer bumi seperti perpindahan radiasi elektromagnetik, gelombang bunyi (akustik), listrik atmosfer, proses mikrofisik awan dan fenomena lainnya.

Ilmu Meterologi Dinamik merupakan disiplin ilmu atmosfer yang menggunakan data analisis berdasarkan pada prinsip-prinsip dinamika fluida.

Ilmu meteorologi Sipnotik adalah disiplin ilmu yang mencakup deskripsi, analisis, dan prakiraan gerak atmosfer pada skala yang relatif besar. Subdisiplin ilmu ini merupakan lanjutan dari pendekatan empiris dalam analisis dan prakiraan cuaca yang dikembangkan awal abad ini.

Meteorologi Terapan merupakan ilmu Meteorologi yang membahas aplikasi atau penerapan informasi meteorologi dalam berbagai bidang ilmu yang terkait erat seperti: Building Meteorology, Urban Meteorology, Marine meteorology dan lainnya.



Meteorologi merupakan ilmu yang telah dikenal sejak jaman dulu dan merupakan salah satu ilmu yang cukup primitif namun baru hangat diperbincangkan saat-saat ini. Dimulai dari tahun 500 SM Hippocrates mulai menulis tentang pengaruh iklim terhadap kesehatan manusia. Dan pada tahun 350 SM istilah meteorologi mulai diperkenalkan oleh Aristotle. Pada tahun tersebut ia menulis sebuah kompendium sebanyak sembilan ikhtisar yang terdiri dari empat buku yanag berjudul “ Meteorologica”. Buku ini mewakilkan ringkasan pengetahuan tentang cuca dan iklim pada saat itu. Beberapa topik yang terdapat didalamnya membahas mengenai awan, hujan, salju, angin, hujan es, petir dan hurricane. Istilah Meteorologica sendiri sebenarnya merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “Meteoros” yang artinya “tinggi di angkasa” dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Dalam bukunya “Meteorologica”, Aristotle mencoba untuk menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi di atmosfer dalam sebuah karya filosof dan spekulasi buah tangannya sendiri. Meskipun banyak spekulasi yang ditemukan tidak sesuai dan salah, ide Aristotle tetap diterima tanpa sanggahan hampir selama dua ribu tahun.Faktanya, kelahiran ilmu meteorologi sebagai ilmu alam yang sesungguhnya tidak berlangsung instan hingga akhirnya ditemukan penemuan instrumen–instrumen pengamatan dan pengukuran unsur cuaca seperti termometer pada akhir abad ke -16, barometer pada tahun 1643, dan higrometer pada akhir tahun 1700an, dari situlah ilmu meteorologi terus mengalami perkembangan dan menjadi cabang ilmu alam yang hangat diperbincangkan oleh para ilmuwan. (Ahrens, 2007).



Seiring perkembangan jaman dan teknologi, aplikasi ilmu meterologi dalam berbagi displin ilmu semakin luas diantaranya adalah: prediksi kondisi cuaca mendatang pada kondsi normal maupun anomali, evaluasi dampak timbal balik antara aktivitas manusia dan lingkungannya, Modifikasi( hujan buatan, pembersihan asap, kabut), menghitung statistik atmosfer yang akan digunakan untuk berbagi keprluan seperti rancangan gedung, rancangan pesawat terbang, pesawat ruang angkasa, serta rancangan lahan olahan, dan juga berfungsi sebagai strategi metigasi yaitu suatau upaya untuk menghindari sesuatu yang berdampak negatif yang kita tidak inginkan di masa mendatang.

Klimatologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ”Clima ” yang artinya inklinasi dan ”Logos” artinya ilmu. Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai iklim, yaitu ilmu yang membahas dan mengakaji kondisi rata-rata dari cuaca atau akumulasi harian atau seasonal peristiwa cuaca pada periode waktu yang cukup panjang atau lama. Fokus kajian ilmu ini adalah pola statistika jangka panjang meliputi rataan, peluang, frekuensi min, max, dan lainnya, perangkat analisis yang digunakan hampir sepenuhnya bergantung pada analisis statistika. Lingkup ilmu ini adalah Klimatologi Fisika, Klimatologi Dinamik, Klimatolografi, dan Klimatologi Terapan.

Klimatologi merupakan cabang ilmu atmosfer yang berbeda dengan Meterolologi. Ilmu Meteorologi berfokus pada sistem cuaca jangka pendek contohnya prakiraan kondisi atmosfer dalam beberapa minggu atau harian. Sedangkan klimatologi berfokus pada generalisasi kondisi cuaca, frekuensi dan trends pada sistem cuaca yang ada. Klimatologi mempelajari periodesitas peristiwa cuaca bertahun-tahun bahkan ribuan tahun, perubahan jangka panjang pola cuaca dan hubungannya terhadap kondisi atmosfer. Ahli klimatologi atau climatologist mempealajari pola iklim dalam berbagi dimensi ruang dan waktu mulai dari lokal, regional, atau global, bahkan perubahan iklim akibat faktor eksternal seperti manusia dan alam yang sangat bermanfaat dalam prediksi perubahan iklim jangka panjang.

Klimatologi memiliki relasi atau hubungan dengan berbagai disiplin ilmu diantaranya adalah: astrophysics, atmospheric physics, chemistry, ecology, geology, geophysics, glaciology, hydrology, oceanography, dan volcanology.

Sama halnya dengan Meteorologi, Klimatologi adalah ilmu alam yang telah dikenal sejak zaman dulu. Orang pertama yang diperkirakan mengajukan hipotesis dan studi mengenai iklim adalah Shen Kuo (1013-1095 AD), ia adalah seorang ilmuwan yang berasal dari Cina yang mengemukakan konsep perubahan iklim , dan diteruskan oleh Edmun Halley tahun 1686. Ia adalah seorang imuwan yang pertama kali melakukan penelitian mengenai iklim, ia mempublikasikan sebuah peta yang berisi arah angin hemisfer selatan bumi. Penelitian klimatologi terus menjadi minat bagi para ilmuwan yang bergelut di bidang atmosfer.

Isu “Global Warming” pada saat ini menjadi perbincangan yang sangat menarik dan hangat diperdebatkan oleh para ilmuwan mulai dari lingkup nasional hingga global. Awal munculnya isu ini merupakan salah satu hasil dari penerapan ilmu klimatologi terhadap fluktuasi cuaca jangka panjang dan kombinasi faktor eksternal terhadap atmosfer.Namun sebenarnya Klimatologi sangat berkaitan erat dengan Meteorologi karena kedua disiplin ilmu ini akan saling melengkapi. Klimatologi akan berfungsi dalam forecast kondisi atmosfer jangka panjang secara statistika namun sangat rentan menghasilkan error, sedangkan Meteorologi forecast kondisi atmoser jangka pendek secara matematis dan fisika namun menghasilkan forecast dengan tikat errro yang lebih rendah. Jadi kedua ilmu ini akan saling melengkapi untuk mendapatkan konklusi terbaik dari karakter atmosfer bumi.

biografi aristoteles

Aristoteles dilahirkan di kota Stagira, Macedonia, 384 SM. Ayahnya seorang ahli fisika kenamaan. Pada umur tujuh belas tahun Aristoteles pergi ke Athena belajar di Akademi Plato. Dia menetap di sana selama dua puluh tahun hingga tak lama Plato meninggal dunia. Dari ayahnya, Aristoteles mungkin memperoleh dorongan minat di bidang biologi dan “pengetahuan praktis”. Di bawah asuhan Plato dia menanamkan minat dalam hal spekulasi filosofis.

Pada tahun 342 SM Aristoteles pulang kembali ke Macedonia, menjadi guru seorang anak raja umur tiga belas tahun yang kemudian dalam sejarah terkenal dengan Alexander Yang Agung. Aristoteles mendidik si Alexander muda dalam beberapa tahun. Di tahun 335 SM, sesudah Alexander naik tahta kerajaan, Aristoteles kembali ke Athena dan di situ dibukanya sekolahnya sendiri, Lyceum. Dia berada di Athena dua belas tahun, satu masa yang berbarengan dengan karier penaklukan militer Alexander. Alexander tidak minta nasehat kepada bekas gurunya, tetapi dia berbaik hati menyediakan dana buat Aristoteles untuk melakukan penyelidikan-penyelidikan. Mungkin ini merupakan contoh pertama dalam sejarah seorang ilmuwan menerima jumlah dana besar dari pemerintah untuk maksud-maksud penyelidikan dan sekaligus merupakan yang terakhir dalam abad-abad berikutnya.

Walau begitu, pertaliannya dengan Alexander mengandung pelbagai bahaya. Aristoteles menolak secara prinsipil cara kediktatoran Alexander dan tatkala si penakluk Alexander menghukum mati sepupu Aristoteles dengan tuduhan menghianat, Alexander punya pikiran pula membunuh Aristoteles. Di satu pihak Aristoteles kelewat demokratis di mata Alexander, dia juga punya hubungan erat dengan Alexander dan dipercaya oleh orang-orang Athena. Tatkala Alexander mati tahun 323 SM golongan anti-Macedonia memegang tampuk kekuasaan di Athena dan Aristoteles pun didakwa kurang ajar kepada dewa. Aristoteles, teringat nasib yang menimpa Socrates 76 tahun sebelumnya, lari meninggalkan kota sambil berkata dia tidak akan diberi kesempatan kedua kali kepada orang-orang Athena berbuat dosa terhadap para filosof. Aristoteles meninggal di pembuangan beberapa bulan kemudian di tahun 322 SM pada umur enam puluh dua tahun.

Aristoteles dengan muridnya, AlexanderHasil murni karya Aristoteles jumlahnya mencengangkan. Empat puluh tujuh karyanya masih tetap bertahan. Daftar kuno mencatat tidak kurang dari seratus tujuh puluh buku hasil ciptaannya. Bahkan bukan sekedar banyaknya jumlah judul buku saja yang mengagumkan, melainkan luas daya jangkauan peradaban yang menjadi bahan renungannya juga tak kurang-kurang hebatnya. Kerja ilmiahnya betul-betul merupakan ensiklopedi ilmu untuk jamannya. Aristoteles menulis tentang astronomi, zoologi, embryologi, geografi, geologi, fisika, anatomi, physiologi, dan hampir tiap karyanya dikenal di masa Yunani purba. Hasil karya ilmiahnya, merupakan, sebagiannya, kumpulan ilmu pengetahuan yang diperolehnya dari para asisten yang spesial digaji untuk menghimpun data-data untuknya, sedangkan sebagian lagi merupakan hasil dari serentetan pengamatannya sendiri.

Untuk menjadi seorang ahli paling jempolan dalam tiap cabang ilmu tentu kemustahilan yang ajaib dan tak ada duplikat seseorang di masa sesudahnya. Tetapi apa yang sudah dicapai oleh Aristoteles malah lebih dari itu. Dia filosof orisinal, dia penyumbang utama dalam tiap bidang penting falsafah spekulatif, dia menulis tentang etika dan metafisika, psikologi, ekonomi, teologi, politik, retorika, keindahan, pendidikan, puisi, adat-istiadat orang terbelakang dan konstitusi Athena. Salah satu proyek penyelidikannya adalah koleksi pelbagai negeri yang digunakannya untuk studi bandingan.

Mungkin sekali, yang paling penting dari sekian banyak hasil karyanya adalah penyelidikannya tentang teori logika, dan Aristoteles dipandang selaku pendiri cabang filosofi yang penting ini. Hal ini sebetulnya berkat sifat logis dari cara berfikir Aristoteles yang memungkinkannya mampu mempersembahkan begitu banyak bidang ilmu. Dia punya bakat mengatur cara berfikir, merumuskan kaidah dan jenis-jenisnya yang kemudian jadi dasar berpikir di banyak bidang ilmu pengetahuan. Aristoteles tak pernah kejeblos ke dalam rawa-rawa mistik ataupun ekstrim. Aristoteles senantiasa bersiteguh mengutarakan pendapat-pendapat praktis. Sudah barang tentu, manusia namanya, dia juga berbuat kesalahan. Tetapi, sungguh menakjubkan sekali betapa sedikitnya kesalahan yang dia bikin dalam ensiklopedi yang begitu luas.

Pengaruh Aristoteles terhadap cara berpikir Barat di belakang hari sungguh mendalam. Di jaman dulu dan jaman pertengahan, hasil karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Latin, Arab, Itali, Perancis, Ibrani, Jerman dan Inggris. Penulis-penulis Yunani yang muncul kemudian, begitu pula filosof-filosof Byzantium mempelajari karyanya dan menaruh kekaguman yang sangat. Perlu juga dicatat, buah pikirannya banyak membawa pengaruh pada filosof Islam dan berabad-abad lamanya tulisan-tulisannya mendominir cara berpikir Barat. Ibnu Rusyd (Averroes), mungkin filosof Arab yang paling terkemuka, mencoba merumuskan suatu perpaduan antara teologi Islam dengan rasionalismenya Aristoteles. Maimomides, pemikir paling terkemuka Yahudi abad tengah berhasil mencapai sintesa dengan Yudaisme. Tetapi, hasil kerja paling gemilang dari perbuatan macam itu adalah Summa Theologia-nya cendikiawan Nasrani St. Thomas Aquinas. Di luar daftar ini masih sangat banyak kaum cerdik pandai abad tengah yang terpengaruh demikian dalamnya oleh pikiran Aristoteles.

Kekaguman orang kepada Aristoteles menjadi begitu melonjak di akhir abad tengah tatkala keadaan sudah mengarah pada penyembahan berhala. Dalam keadaan itu tulisan-tulisan Aristoteles lebih merupakan semacam bungkus intelek yang jitu tempat mempertanyakan problem lebih lanjut daripada semacam lampu penerang jalan. Aristoteles yang gemar meneliti dan memikirkan ihwal dirinya tak salah lagi kurang sepakat dengan sanjungan membabi buta dari generasi berikutnya terhadap tulisan-tulisannya.

Beberapa ide Aristoteles kelihatan reaksioner diukur dengan kacamata sekarang. Misalnya, dia mendukung perbudakan karena dianggapnya sejalan dengan garis hukum alam. Dan dia percaya kerendahan martabat wanita ketimbang laki-laki. Kedua ide ini-tentu saja –mencerminkan pandangan yang berlaku pada jaman itu. Tetapi, tak kurang pula banyaknya buah pikiran Aristoteles yang mencengangkan modernnya, misalnya kalimatnya, “Kemiskinan adalah bapaknya revolusi dan kejahatan,” dan kalimat “Barangsiapa yang sudah merenungi dalam-dalam seni memerintah manusia pasti yakin bahwa nasib sesuatu emperium tergantung pada pendidikan anak-anak mudanya.” (Tentu saja, waktu itu belum ada sekolah seperti yang kita kenal sekarang).

Di abad-abad belakangan, pengaruh dan reputasi Aristoteles telah merosot bukan alang kepalang. Namun, saya pikir pengaruhnya sudah begitu menyerap dan berlangsung begitu lama sehingga saya menyesal tidak bisa menempatkannya lebih tinggi dari tingkat urutan seperti sekarang ini. Tingkat urutannya sekarang ini terutama akibat amat pentingnya ketiga belas orang yang mendahuluinya dalam urutan.

Istilah-istilah ciptaan aristoteles masih dipakai samapai sekarang:
Informasi, relasi, energi, kuantitas, kualitas, individu, substansi, materi, esensi, dsb.
Ahli filsafat terbesar di dunia sepanjang zaman, bapak peradaban barat, bapak eksiklopedi, bapak ilmu pengetahuan, atau guru(nya) para ilmuwan adalah berbagai julukan yang diberikan pada ilmuan ini. Berbagai termuannya seperti logika yang diebut juga ilmu mantic yaitu pengethaun tentang cara berpikir dengan baik, benar, dan sehat, membaut namanya begitu dikenal oleh setiap orang di seluruh dunia yang pernah mengecap penididkan.

Pria yang lahir di Stagmirus, Macedonia. Pada tahun 384 sM. Inilah orang pertama di dunia yang dapat membuktikan bahwa bumi bulat. Pembuktian yang dilakukaknya dengan jalan meliaht gerhana. Sepuluh jenis kata yang dikenal orang saat ini seperti. Kata kerja, kata benda, kata sifat dan sebagainya merupakan pembagian kata hasil pemikirannya. Dia jugalah yang mengatakan bahwa manusia adalah mahluk social.
Ayahnya yang bernama Nicomachus, seorang dokter di sitana Amyntas III, raja Mecodinia, kakek Alexander Agung. Meninggal ketika Aristoteles berusia 15 tahun. Karennanya, ia kemudia dipelihara oleh proxenus, pamanya- saudara dari ayahnya, pada usia 17 tahun ia masuk akademi milik plato di Athena. Dari situlahia kemudian menjadi murid plato selama 20 tahun

Dengan meninggalnya plato pada tahun 347 sM. Aristoteles meninggalkan Athena dan mengembara selama 12 tahun. Dalam jenjang waktu itu ia mendirikan akademi di Assus dan menikah dengan Pythias yang tak lama kemudian meninggal. Ia lalu menikah lagi dengan Herpyllis yang kemudian melahirkan baginya seorang anak laki-laki yang ia beri nama Nicomachus seperti ayahnya. Pada tahu-tahun berikutnya ia juga mendirikan akademi di Mytilele. Saat itulah ia sempat jadi guru Alexander Agung selama 3 thun.

Di Lyceum, Athena pada tahuan 355 sM. Ia juga mendirikan semacam akademi. Di sinilah ia selama 12 tahun memberikan kuliah, berpikir, mengadakan riset dan eksperimen serta membuat catatan-catatn dengan tekun dan cermat.
Pada tahun 323 sM Alexander Agung meninggal. Karena takut di bunuh orang yunani yang membenci pengikut Alexander, Aristoteles akhirnya melarikan diri ke Chalcis. Tapi ajal emmang tal menganl tempat. Mau bersembunyi kemanapun, kalau ajal sydah tiba tidak ada yang bisa menolak. Demikian juga dengan tokoh ini, satu tahun setelah pelariannya ke kota itu, yaitu tepatnya pada tahun 322 sM, pada usia 62 tahun ia meninggal juga di kota tersebut, Chalcis Yunani..

Julukan:

- Ahli filsafat terbesar di dunia sepanjang zaman.

- - Bapak peradaban barat.

- - Bapak ilmu pengetahuan atau guru (nya) para ilmuan.

Penemuan:

- Logika (Ilmu mantic: pengethaun tenatng cara berpikir dengan baik, benar, dan sehat.

- - Biologi, fisika, botano, astronomi, kimia, meteorology, anatomi. Zoology, embriologi, dan psikologi eksperimental

PERANAN METEOROLOGI BAGI PENERBANGAN

Stasiun Meteorologi Radin Inten II Bandar Lampung

ABSTRAK

Pada Moda transportasi, transportasi udara merupakan moda yang sangat bergantung pada keadaan cuaca, baik waktu tinggal landas/lepas landas ataupun pada waktu pesawat di udara. Kecelakaan pada pesawat udara dapat disebabkan oleh tehnis, kesalahan manusia, maupun faktor cuaca. Hal tersebut sebenarnya bisa dihindari dengan adanya koordinasi dari berbagai Instansi yang terkait.

Seperti alasan cuaca buruk, Instansi yang berwenang memberikan informasi adalah Badan Meteorologi dan Geofisika ( BMG ). Setiap setengah jam sekali atau tergantung dari membaik dan memburuknya keadaan cuaca, BMG memberikan informasi cuaca atau yang lebih dikenal dengan Weather Report kepada Air Traffic Controller atau Pengatur Lalu Lintas Udara, yang kemudian diteruskan kepada Penerbang. Selanjutnya Penerbang yang akan memanfaatkan data-data unsur cuaca tersebut.

I. PENDAHULUAN

Cuaca (weather) dan iklim (climate) merupakan suatu kondisi udara yang terjadi di permukaan bumi akibat adanya penyebaran pemerataan energi yang berasal dari matahari yang diterima oleh permukaan bumi (Winarso, 1998 : 56). Sedangkan ilmu yang mempelajari cuaca disebut dengan Meteorologi. Sementara itu ilmu yang mempelajari iklim (cuaca jangka panjang) disebut Klimatologi.

Banyak ahli memberikan definisi tentang cuaca. Cuaca dapat didefinisikan sebagai keadaan atmosfer secara keseluruhan pada suatu saat termasuk perubahan, pertumbuhan dan penghilangan suatu fenomena (World Climate Conference,1979). Definisi lain, cuaca merupakan keadaan variable atmosfer secara keseluruhan di suatu tempat dalam waktu yang pendek (Glenn T.Trewarta, 1980). Sedangkan GIBBS (1987) mendefinisikan cuaca sebagai keadaan atmosfer yang dinyatakan dengan nilai sebagai parameter antara lain : suhu udara, tekanan udara, angin, kelembaban udara dan berbagai fenomena lain seperti hujan dan salju.

Menurut Badan Meteorologi Dunia ( WMO ), waktu operasional stasiun pengamatan cuaca di seluruh dunia dibagi menjadi beberapa kategori. Ada stasiun pengamatan cuaca yang mengamati unsur-unsur cuaca selama 24 jam, ada pula stasiun pengamatan cuaca yang mengamati unsur-­unsur cuaca selama 18 jam. Namun ada pula stasiun yang melakukan pengamatan cuaca hanya selama 12 jam. Tidak semua stasiun pengamatan cuaca beroperasi selama 24 jam (Anonymous, 1985 ).

Setiap pengamat cuaca menjalankan tugas hariannya dengan jalan mengamati semua unsur cuaca yang telah ditentukan oleh Badan Meteorologi Dunia pada setiap jam pengamatan cuaca. Dalam hal ini, jam pengamatan cuaca didefinisikan sebagai waktu selama kurang lebih 10 menit sebelum waktu universal yang digunakan oleh seorang pengamat cuaca untuk mengamati unsur-unsur cuaca. Jadi mulai 10 menit sebelum jam universal, seorang pengamat cuaca telah melakukan pekerjaannya. Hasil pengamatan yang dilakukan dibukukan pada tiap-tiap jam universal. Hasil pengamatan unsur-unsur cuaca inilah yang selanjutnya disebut sebagai data meteorologi. Data meteorologi tersebut antara lain meliputi : radiasi matahari, suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara, arah angin, kecepatan angin, keadaan tanah, keadaan cuaca, waktu pengamatan dan keadaan cuaca waktu yang lampau dan masih banyak lagi yang lainnya.

Berdasarkan Keputusan Presiden RI NO. 46 dan NO 48 tahun 2002, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) bertugas membantu pemerintah dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan di bidang Meteorologi, Iklim, Kualitas Udara dan Geofisika.

Stasiun Meteorologi Klas II Radin Inten II Bandar Lampung, yang ditunjuk sebagai koordinator Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Propinsi Lampung merupakan pelaksana teknis yang terdiri dari Stasiun Meteorologi Penerbangan, Stasiun Meteorologi Maritim, Stasiun Klimatologi dan Stasiun Geofisika.

Sesuai dengan namanya Stasiun Meteorologi Radin Inten II Bandar Lampung, selain sebagai stasiun koordinator BMG Propinsi Lampung juga bertugas sebagai Stasiun Meteorologi Penerbangan, yang salah satunya bertugas memberikan pelayanan penerbangan.

Sampai saat ini banyak masyarakat umum yang belum mengetahui apa hubungan BMG dengan Bandara ataupun Penerbangan. Kenapa di setiap bandara selalu ada kantor BMG. Untuk itulah pada tulisan kali ini, akan dibahas mengenai fungsi atau peranan meteorologi untuk penerbangan.

II. PEMBAHASAN

Semua Bandara, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia, di dalamnya selalu ada kantor BMG, yang biasa disebut Stasiun Meteorologi Penerbangan, karena setiap penerbangan, baik untuk keperluan take off maupun landing, ataupun on the route selalu memerlukan informasi meteorologi. Tidak semua unsur-unsur meteorologi diperlukan untuk keperluan penerbangan, hanya unsur-unsur tertentu saja, diantaranya : Arah dan kecepatan angin, Visibility, Cloud ( Per awanan ), Present Weather, Suhu Udara, Tekanan Udara, Suplemantary Element.

Informasi seperti diatas biasanya di dalam penerbangan disebut dengan QAM atau Weather Report. Informasi tersebut di berikan oleh seorang pengamat atau observer kepada ATC (Air Traffic Controller) setiap 1/2 jam sekali atau tergantung membaik atau memburuknya cuaca. Setelah pengamat atau observer memberikan data QAM tersebut kepada Air Traffic Controller (ATC) , baru ATC menyampaikan informasi cuaca tersebut kepada Pilot, yang akan digunakan untuk keperluan take off, landing ataupun on the route.

Berikut penjelasan mengenai kegunaan unsur-unsur cuaca tersebut untuk penerbangan :

1) ANGIN

Angin yang dilaporkan adalah arah dan kecepatan angin pada waktu pengamatan, satuan arah angin adalah derajat sedangkan kecepatan dalam knot ( 1 knot = 1.8 km/jam ).

Arah dan kecepatan angin ini diperlukan untuk take off dan landing.

2) VISIBILITY

Visibility adalah jarak pandang mendatar, maksudnya jarak pandang terjauh yang bisa dilihat oleh pengamat tanpa ada halangan apapun. Visibility ini diperlukan terutama untuk keperluan landing, karena pilot harus bisa melihat landasan dari atas apabila pesawat akan landing, jika jarak pandang buruk/jelek,maka biasanya pilot tidak berani landing, maka pesawat berputar-putar di atas, atau balik ke bandara semula atau mencari bandara alternatif lain yang terdekat. Jika sekiranya cuaca yang menyebabkan jarak pandang jelek hanya sebentar maka pesawat akan berputar-putar di sekitar bandara sambil menunggu visibility normal kembali.

3) AWAN ATAU CLOUD

Awan yang dimaksud disini adalah keadaan perawanan pada saat pengamatan. Ada awan-awan tertentu yang sangat berbahaya bagi penerbangan, diantaranya adalah awan cumulus (Cu) yang bentuknya seperti bunga kol bergulung-gulung, dan awan cumulonimbus (Cb) yang bentuknya sama seperti awan cumulus, hanyawarnanya biru kehitaman dan menjulang keatas. Awan Cb lebih berbahaya dari pada awan Cu, karena awan Cb banyak mengandung muatan Iistrik positif (+) terutama pada puncak awan yang banyak mengandung kristal es,dan muatan negatif (-) pada dasar awan. Pembentukan awan Cu dan Cb biasanya disertai dengan terjadinya petir. Petir atau Thunderstorm inilah yang paling ditakuti oleh penerbang baik pada saat take off, landing maupun on the route.

Aktivitas awan Cb dapat mengakibatkan terganggunya gerakan pesawat. Aktivitas tersebut berupa angin haluan yang akan mendorong pesawat naik, namun pada ketinggian tertentu pesawat didorong lebih kuat untuk turun kembali, kemudian ditiup oleh angin buritan (tail wind) sehingga pesawat akan kehilangan daya angkat dan akhirnya pesawat tak terkendali.

4) PRESENT WEATHER

Present weather adalah keadaan cuaca pada saat pengamatan. Maksudnya, apakah pada saat pengamatan sedang terjadi hujan atau guntur, atau haze yang menyebabkan cuaca buruk dan jarak pandang berkurang, atau pada sa at pengamatan cuaca cerah, sehingga pesawat bisa take off maupun landing.

5) SUHU UDARA

Suhu udara yang dimaksud juga suhu udara pada waktu pengamatan di bandara tersebut. Suhu ini terutama diperlukan untuk keperluan start engine yaitu pada saat akan take off.

6) TEKANAN UDARA

Tekanan udara yang dipakai untuk keperluan penerbangan ada dua macam yaitu tekanan udara di bandara tersebut dan tekanan udara diatas permukaan laut.

Perlu diketahui bahwa tekanan udara yang dibaca pada alat pencatat tekanan udara yaitu barometer, masih harus dikoreksi dengan rumus tertentu, sehingga baru bisa menghasilkan data “matang” yang bisa dipakai untuk keperluan penerbangan. Pembacaan ini harus sangat teliti, karena selisih pembacaan 1 (satu) milibar saja akan menimbulkan selisih ketinggian sebesar 10 (sepuluh) meter. Jadi jika terdapat kesalahan 1 (satu) milibar saja yang diset pada pesawat, akan bisa menimbulkan kecelakaan. Jika pembacaan tekanan lebih tinggi satu milibar dari tekanan yang sebenarnya, dan kesalahan pembacaan tersebut diset pada pesawat, maka pesawat yang seharusnya belum menyentuh landasan, karena kesalahan pemba­caan tekanan tersebut, menjadi sudah menyentuh landasan, akibatnya pesawat akan terbanting. Demikian juga sebaliknya, Jika pembacaan selisih ( kurang ) satu milibar, dan tekanan yang salah terse but di set ke pesawat, maka pesawat yang seharusnya sudah mencapai landasan, ternyata belum sampai.

III. KESIMPULAN

Perkembangan cuaca di bandara dan sekitarnya sangat diperlukan untuk ” take off dan landing” pesawat udara, sehingga baik pengamat cuaca maupun petugas menara pengawas harus selalu berhubungan.

Adapun unsur cuaca yang sangat perpengaruh terhadap take off adalah suhu udara, arah dan kecepatan angin, dan tekanan udara. Sedangkan untuk landing yang sangat diperlukan adalah tinggi awan, penglihatan mendatar, tekanan udara dan kondisi cuaca terkini.

IV. ACUAN

Yunus S. Swarinoto, Maria Widiastuti, 2002. Uji Statistika Terhadap Persamaan Eksperimental Untuk Menghitung Nilai

Suhu Udara Permukaan Rata-Rata Harian. Jur. Met. Geo, Vol 3, No.3 Jul­September 2002.

Soejitno, 1976. Dasar-Dasar Pengamatan Meteorologi Permukaan. Akademi Meteorologi dan Geofisika, Jakarta

Soejono. 1976. Pokok-Pokok Pengolahan Data Klimatologi. Akademi Meteorologi dan Geofisika, Jakarta.

MANUSIA PELAKU DARI PERUBAHAN LINGKUNGAN GLOBAL

Abstrak

Aktifitas-aktifitas manusia telah mengubah lingkungan global, dan perubahan-­perubahan lingkungan global ini memiliki bentuk yang bermacam-macam. Wajah­-wajah perubahan global yang tidak terhitung banyaknya sebagai aktifitas manusia adalah efek rumah kaca serta dampaknya terhadap pertanian serta kenaikan permukaan air laut didaerah pantai, pengurangan ozon di stratosfir, penebangan hutan didaerah tropis dan dampaknya terhadap species-species yang hidup disana, serta endapan asam yang semuanya itu dapat meningkatkan iklim global.


1. Pendahuluan

Kendaraan bermotor, merupakan salah satu simbol kebudayaan modern yang paling cepat menyebar, digunakan sebagai sebuah arti yang berlainan ( metafora ) untuk menunjukkan cara manusia mengubah lingkungan global. Kendaraan bermotor menghasilkan karbondioksida yang menambah jumlah gas-gas rumah kaca di atmosfir, nitrogen oksida yang bereaksi diatmosfir dan turunnya hujan yang mengandung endapan asam, serta gas-gas dan partikel lainnya yang menyebabkan kabut dan pencemaran air secara lokal didaerah urban.

Sekarang, kurang lebih ada 500 juta kendaraan yang terdaftar diseluruh dunia, setiap kendaraan membakar bahan bakar sebanyak hampir 2 galon setiap hari. Kendaraan mengkonsumsi sepertiga dari produksi minyak dunia. Sebagai mana populasi berkembang, jumlah kendaraan bermotor pun berkembang pula. Lagipula, angka rata-rata jumlah kendaraan bermotor perorang meningkat, dan jumlah kendaraan bermotor bertambah lebih cepat dari pertambahan populasi, terutama dinegara-­negara berkembang.

Diperkirakan bahwa jika kecenderungan ini terus berlangsung, pada tahun 2025 akan ada empat kali lipat kendaraan bermotor dari yang ada sekarang ini.

Paul Ehrlich, seorang dosen ahli biologi populasi di Stanford University, dan John P. Holdren, seorang ahli energi dan sumber alam di Barkeley, menunjukkan pada awal tahun 1970-an bahwa tindakan manusia yang mempengaruhi perubahan lingkungan merupakan hasil dari tiga faktor : jumlah manusia seluruh, bagaimana konsumsi setiap orang untuk mempertahankan standar hidupnya, dan seberapa banyak kerusakan lingkungan karena proses produksi barang-barang yang dikonsumsi. Saat ini, kerusakan lingkungan yang disebabkan kendaraan bermotor bergantung bukan hanya pada jumlah keseluruhan manusia yang memilikinya dan meningkat­nya tingkat kepemilikkan kendaraan bermotor perorang tetapi juga berapa banyak pencemaran yang disebabkan oleh setiap kendaraan. Ketika kemajuan teknologi diawal tahun 1900-an memungkinkan kendaraan bermotor untuk menggantikan kuda sebagai alat-transportasi, teknologi juga mengurangi penyebab populasi yang muncul dari tiap kendaraan. Di Amerika Serikat, contohnya muncul nitrogen oksida dari kendaraan bermotor dikurangi dengan menggunakan katalik konvertor ditiap kendaraan yang baru.

2. Bagaimana Manusia Mengubah Lingkungan

Diskusi mengenai faktor manusia sebagai penyebab perubahan lingkungan global tidak akan lengkap tanpa menyinggung jumlah manusia yang bermukim dibumi. Antara tahun 1950 dan 1987, populasi global telah menjadi dua kali lipat jumlahnya , dari 2,5 millar menjadi 5 milliar. Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa pada tahun 2025 jumlah manusia akan mencapai 8,5 milliar. 95% dari pertumbuhan populasi akan lahir di negara-negara berkembang.

Tetapi pertambahan manusia yang memanfaatkan Iingkungan tidak semata-mata bergantung pada jumlahnya. Mereka juga menggambarkan bagaimana bentuk kehidupan manusia dan masyarakat yang menggunakan sumber-sumber alam. Masyarakat menggunakan udara, air dan tanah sebagai penyimpanan limbah produksi dari industri yang menghasilkan barang­-barang yang dikonsumsi mereka.

Mereka menggunakan bahan bakar untuk mobil, pemanas rumah dan sumber tenaga bagi industri. Mereka merubah bahan-bahan baku seperti kayu dan metal menjadi benda-benda konsumsi. Jika sumber-sumber alam ini digunakan dengan cara-cara yang menghasilkan polutan yang berlebih-lebihan, pembabatan atau pembakaran hutan, makin banyak masyarakat menggunakannya untuk memuaskan standar hidup mereka, semakin besar pula kerusakan yang ditimbulkan terhadap lingkungan.

Karbondioksida adalah gas rumah kaca utama sebagai akibat pembakaran minyak bumi yang digunakan untuk energi yang dihasilkan secara tidak proporsional sebagai hasil dari penggunaan energi dinegara-­negara industri. Sekitar 40% dari karbondioksida yang terbentuk di atmosfir dihasilkan oleh tujuh negara kaya di Amerika Utara dan Eropa Barat. Ketujuh negara kaya ini hanya memiliki 11% dari keseluruhan populasi dunia.

Jumlah manusia dan tingkat kekayaannya secara jelas telah mempengaruh keadaan lingkungan, jenis teknologi yang digunakan menentukan banyaknya polusi yang dihasilkan atau jenis dan berapa banyak bahan baku yang digunakan.

Kelanjutan perkembangan industri secara serius telah berdampak bagi lingkungan global di masa depan, terutama jika negara-­negara yang sedang berkembang mengadopsi teknologi terdahulu yang menghasilkan lebih banyak polusi dan mengkonsumsi lebih banyak energi dari pada lebih banyak teknologi modern. Jelasnya pertumbuhan ekonomi dibutuhkan untuk menghilangkan lingkaran kemiskinan dan tingginya angka kelahiran yang dengan sendirinya menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius terhadap tanah, air, hutan-hutan dan kehidupan satwa di banyak negara yang sedang berkembang.

3. Perubahan Wajah Bumi

Manusia tidak memperlakukan bumi secara halus. Kenyataannya, akibat aktifitas manusia secara demikian hebatnya sehingga hanya dalam beberapa abad permukaan bumi telah berubah di banyak tempat, sehingga bentuk aslinya sangat sukar dibayangkan, apalagi untuk diperbaiki. Perubahan-perubahan ini akibat dari bertambahnya jumlah manusia, peningkatan kesejahteraan dan teknologi.

Hal ini di dilihat dari banyaknya hutan yang rusak akibat penebangan dan juga adanya kebakaran hutan yang akhir-akhir ini sudah tidak terkendali.

Dapat dibenarkan bahwa negara-negara berkembang dan negara-negara industri adalah sumber utama dari bahan pencemaran atmosfir serta perubahan cuaca dan iklim. Negara-negara berkembang umumnya berpenduduk padat, sedang melaksanakan pembangunan yang selanjutnya menggunakan energi yang semakin meningkat. Suatu hal yang pasti dinegara-negara tersebut adalah pembukaan hutan, penambah luas pertanian, pemukiman, jalan, kawasan industri dan lain sebagainya.

Yang lebih penting lagi adalah letak negara­negara berkembang tersebut di wilayah tropik yang rnempunyai jenis hutan tertentu yang sangat penting dalam penataan keseimbangan lingkungan global. Menurut beberapa ahli, bahwa ada dua jenis perubahan yang paling mempengaruhi Iingkungan global : perubahan cara manusia memanfaatkan tanah, terutama untuk pertanian dan perubahan kemampuan industri. Hal ini terlihat dari perubahan vegetasi yang menutupi muka bumi.

Selama tiga abad yang lalu, dengan meningkatnya penggunaan tanah untuk pertanian serta dengan meningkatnya ekonomi global, manusia cenderung untuk meningkatkan kegunaan tanah untuk memenuhi kebutuhannya. Kerugian pembabatan hutan karena ulah manusia sejak penebangan pohon oleh manusia 15 sampai 20 persen dari keseluruhan daerah hutan di dunia atau sekitar 8 juta km persegi.

Beberapa perubahan secara drastis telah mengubah permukaan bumi, seperti juga mengubah keseimbangan energi, perputar­an hidrolis, pembentukan gas-gas ke atmosfir serta vegetasi.

Perkembangan industri juga memiliki akibat yang besar pada skala global, melalui polutan-polutan dan material-material lainnya yang dilepaskan ke biosfer, atmosfir dan samudra. Perkembangan industri selain telah mempengaruhi kesejahteraan manusia secara luas, tetapi juga telah menimbulkan efek sampingan yang tidak diharapkan.

Klorofluorokarbon (CFC) telah ditemukan sekitar 1930 dan disambut sebagai altematif yang lebih aman dari amoniak atau zat-zat pendingin lainnya.

Tidak seorang pun yang dapat memperkirakan reaksi tidak langsung dari bahan-bahan yang kelihatan aman, stabil dan jauh lebih murah ini terhadap lingkungan global, jika CFC naik ke atmosfir yang lebih tinggi atau stratosfir, mereka melepaskan klor bebas yang kemudian mempercepat penguraian ozon, lapisan yang melindungi bumi dari radiasi sinar ultra violet.

Energi sangatlah penting bagi perkembangan industri. Gas alam, yang sekarang ini menghasilkan sekitar seperlima energi komersial dunia, menimbulkan lebih sedikit polutan dan lebih sedikit karbon dioksida dari pada bahan bakar minyak bumi lainnya.

Sekarang, bahan bakar minyak bumi ( bensin, gas alam dan batubara ) mensuplai 88% dari energi komersial dunia, sedang energi nuklir menyediakan sisanya.

Dibanyak negara miskin, bahan bakar non komersial seperti kayu, kotoran hewan dan sisa-sisa panen masih menghasilkan banyak energi untuk memasak dan pemanas. Jelasnya, masa depan lingkungan global bergantung dari besarnya tingkat sumber-­sumber energi untuk masa sekarang dan masa yang akan datang serta besarnya energi yang digunakan (gambar 3 ).

4. Masa Depan.

Konsekuensi global akibat perkembangan industri yang dilaksanakan sekarang ini tidak hanya dapat diabaikan, contohnya pencemaran saluran air, rusaknya lapisan tanah dan hutan-hutan, lubang yang muncul setiap tahun di lapisan ozon menandakan penurunan yang disebabkan oleh manusia terhadap gas yang bersifat protektif ini.

Kebijaksanaan perlu segera diterapkan, bersamaan dengan penelitian-penelitian yang sedang berlangsung. Perubahan lingkungan dapat dikurangi dengan kebijaksanaan pengurangan penggunaan sumber energi dan bahan bakar fosil dan mengganti dengan bahan bakar nonfosil, atau dengan memperbaiki dayaguna penggunaan bahan bakar fosil. Kebijaksanaan lain adalah dengan pengurangan pembukaan hutan tropik dan penghutanan kembali diseluruh bagian dunia akan sangat membantu dalam menghambat dalam menghambat laju perubahan lingkungan.

Tantangan bagi negara-negara di dunia adalah dengan menekankan kemungkinan-kemungkinan dari sebuah era pertumbuhan era yang baru, pertumbuhan yang didasarkan atas bentuk dan proses-proses perkembangan yang tidak mengikis integritas lingkungan tempat kita bergantung.

Kedua, perlunya penghutanan kembali hutan-hutan yang rusak, mengembangkan energi yang dapt diperbaharui, kemudian mengoptimalkan penggunaan energi dan bahan-bahan, serta meminimalkan limbah yang dihasllkan.

Ketiga, tantangan-tantangan tersebut tidak hanya berhenti pada perdebatan ilmiah, tetapi perlu dimasukkan kedalam agenda kebijaksanaan pemerintah di masing-masing negara.

Keempat, analisis dampak lingkungan, terutama perubahan lingkungan perlu mendapat tekanan dalam penetuan kebijaksanaan.

TSUNAMI, PENYEBAB DAN AKIBATNYA

TSUNAMI, PENYEBAB DAN AKIBATNYA

Robert Pasaribu
Sub Bidang Analisa Geofisika
Badan Meteorologi dan Geofisika, Jakarta

ABSTRAK

In Indonesia Tsunami is produced by seismic activities which are, iin this case, shallow earthquakes found in active seismic tectonic zones, such as subduction zone, bared zone and fault zone. There have been 17 big Tsunami evidences recorded in Indonesia, where the depth of the originating earthquakes ranged between 5.6 Richter Scale, with the maximum intensity of VII-IX MMI Scale.
The magnitudo of Tsunamis in Indonesia varied from 1.5 to 4.5 Imamura Scale, while the maximum amplitude of the waves which reach the coast between 4-24 m, and the extent to the land were 50-200 m from the coast lline.
There have been Tsunami events happening in Indonesia since 1990, causing 3000 people died and great material loss. The fack that Tsunami often happened in Indonesia verifies that the countryis a high risk area of Tsunami. Therefore, it is necessary to make suffivient for anticipating or minimizing the Tsunami effect on both material and living things.

Pendahuluan

Tsunami berasal dari bahasa Jepang yaitu kata Tsu dan Nami. Tsu berarti pelabuhan dan nami berarti gelombang besar. Istilah tersebut kemudian dipakai oleh masyarakat untuk menunjukkan adanya gelombang besar yang disebabkan oleh gempa bumi. Lebih tepatnya tsunami diartikan sebagai gelombang laut yang terjadi secara mendadak yang disebabkan karena terganggunya kestabilan air laut yang diakibatkan oleh gempa bumi.
Dapat dikemukan bahwa tidak semua gempa bumi di dasar laut menimbulkan tsunami. Begitu juga dari pengalaman membuktikan bahwa tanpa adanya gempa bumi di dasar laut tsunami bisa saja terjadi. Seperti yang terjadi pada tahun 1976 di Larantuka dan Pantai Padang pada tahun 1980.
Pada masa sekarang penggunaan istilah tersebut meluas pada gelombang besar yang disebabkan oleh letusan gunung berapi, longsoran dan lain-lain. Letusan gunung Krakatau pada tahun 1883 telah mencatat sejarah karena tsunami yang ditimbulkannya telah memakan korban lebih dari 36 ribu jiwa.

Penyebab Terjadinya Tsunami

Tsunami terjadi karena adanya gangguan impulsif terhadap air laut akibat terjadinya perubahan bentuk dasar laut secara tiba-tiba. Ini terjadi karena tiga sebab, yaitu : gempa bumi, letusan gunung api dan longsoran (land slide) yang terjadi di dasar laut. Dari ketiga penyebab tsunami, gempa bumi merupakan penyebab utama. Besar kecilnya gelombang tsunami sangat ditentukan oleh karakteristik gempa bumi yang menyebabkannya.
Bagian terbesar sumber gangguan implusif yang menimbulkan tsunami dahsyat adalah gempa bumi yang terjadi di dasar laut. Walaupun erupsi vulkanik juga dapat menimbulkan tsunami dahsyat, seperti letusan gunung Krakatau pada tahun 1883.
Gempa bumi di dasar laut ini menimbulkan gangguan air laut, yang disebabkan berubahnya profil dasar laut. Profil dasar laut iniumumnya disebabkan karena adanya gempa bumi tektonik yang bisa menyebabkan gerakan tanah tegak lurus dengan permukaan air laut atau permukaan bumi. Apabila gerakan tanah horizontal dengan permukaan laut, maka tidak akan terjadi tsunami.
Apabila gempa terjadi didasar laut, walaupun gerakan tanah akibat gempa ini horizontal, tetapi karena energi gempa besar, maka dapat meruntuhkan tebing-tebing (bukit-bukit) di laut, yang dengan sendirinya gerakan dari runtuhan in adalah tegak lurus dengan permukaan laut. Sehingga walaupun tidak terjadi gempa bumi tetapi karena keadaan bukit/tebing laut sudah labil, maka gaya gravitasi dan arus laut sudah bisa menimbulkan tanah longsor dan akhirnya terjadi tsunami. Hal ini pernah terjadi di Larantuka tahun 1976 dan di Padang tahun 1980.
Gempa-gempa yang paling mungkin dapat menimbulkan tsunami adalah :
Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
Kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km.
Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 Skala Richter.
Jenis pensesaran gempa tergolong sesar naik atau sesar turun. Gaya-gaya semacam ini biasanya terjadi pada zona bukaan dan zona sesar.

Lida (1970) berdasarkan data tsunami di Jepang menunjukkan bahwa gempa yang menimbulkan tsunami sebagian besar merupakan gempa yang mempunyai mekanisme fokus dengan komponen dip-slip, yang terbanyak adalah tipe thrust (sesar naik) misalnya tsunami Japan Sea 1983 dan Flores 1992 dan sebagian kecil tipe normal (sesar turun) misalnya sanriku Jepang 1993 dan Sumba 1977. gempa dengan mekanisme fokus strike slip (sesar mendatar) kecil sekali kemungkinan untuk menimbulkan tsunami (gambar 1).

Karakteristik Tsunami

Secara garis besar tsunami dapat diartikan sebagai gelombang laut dengan periode yang ditimbulkan oleh suatu gangguan implusif yang terjadi pad medium laut. Periode gelombang tsunami berkisar antara 10-60 menit.
Gangguan pembangkit tsunami biasanya berasal dari berbagai sumber, misalnya gempa bumi, erupsi vulkanik atau land slide yang terjadi di dasar laut. Gelombang yang disebabkan oleh gaya implusif bersifat transien atau gelombang yang bersifat sesaat. Gelombang ini berbeda dengan gelombang-gelombang laut lain yang bersifat kontinyu, seperti gelombang permukaan laut yang ditimbulkan oleh tiupan angin atau gelombang pasang laut yang disebabkan gaya tarik benda angkasa.
Selain bersifat transien, gelombang tsunami juga bersifat dispersif, artinya periodenya berubah terhadap jarak sumber gangguan implusif. Gelombang tsunami yang menjalar dekat dengan daerah sumber gempa, mempunyai periode lebih kecil dibandingkan dengan gelombang tsunami yang menjalar jauh dari sumber.
Besar kecilnya tsunami yang yang terjadi di samping tergantung pad bentuk morfologis pantai juga dipengaruhi oelh karakteristik sumber gangguan implusif yang ditimbulkannya. Karakteristik gelombang tsunami meliputi energi, magnitudo, kedalaman pusat gempa, mekanisme fokus dan luas rupture area.
Dalam penjalarannya ke pantai dari sumber gangguan implusif, gelombang tsunami akan mengalamai tranformasi tinggi, panjang, kecepatan ataupun arah gelombang. Transformasi disebabkan adanya perubahan kedalaman laut yang dilalui tsunami, atau tsunami melintasi alur yang lebih sempit seperti selat, sungai atau teluk.
Bila tsunami melintasi alur yang sempit dan dangkal maka tinggi gelombang tsunami akan mengalami perbesaran yang merupakan fungsi dari perubahan kedalaman dan lebar alur yang dilewati. Tsunami mempunyai panjang gelombang yang besar sampai mencapai 100 km berbentuk ellips dengan amplitudo sekitar 5 meter.
Kecepatan penjalaran tsunami di laut berkisar antara 50-1000 km perjam. Kecepatan ini berkaitan dengan kedalaman laut. Pada dasarnya bila kedalaman laut berkurang setengahnya, maka kecepatan berkurang tiga perempatnya. Sedangkan tinggi gelombang tsunami justru akan bertambah jika mendekati pantai, karena adanya perubahan kedalaman laut yang dilalui tsunami. Tinggi tsunami mencapai maksimum pada daerah pantai yang landai dan berlekuk seperti teluk atau muara sungai, maka gelombang tsunami akan mencapai puluhan meter.
Sebagai contoh gempa bumi Flores yang mempunyai magnitude 6,6 SR secara teoritis akan menimbulkan gelombang tsunami setinggi 1 sampai 2 meter di episenter, tetapi pada saat tiba di pantai Flores gelombang tsunami mencapai maksimum sekitar 24 meter.

Hubungan Magnitude dengan Kedalaman

Dari hasil penellitian gelombang-gelombang tsunami yang terjadi di Jepang, Lida (1970) menurunkan hubungan empiris antara magnitudo ambang dengan kedalaman pusat gempa yang berpotensi menimbulkan tsunami, yaitu :

Mm = 6,3 + 0,005 D

Dimana :
· Mm = magnitudo minimum atau ambang gempa (skala Richter) yang berpotensi menimbulkan tsunami
· D = Kedalaman pusat gempa.

Dari hubungan empiris tersebut terlihat bahwa mengitudo minimum gempa bumi yang memungkinkan terjadinya tsunami adalah 6,3 SR. Dan gempa-gempa dangkal yang lebih berpotensi untuk menimbulkan gelombang tsunami. Di Jepang rata-rata kedalaman maksimumnya sekitar 80 km.

Hubungan Magnitude dengan Kedalaman

Apabila sebagian besar laut naik turun secara mendadak, maka air di atasnya akan mengalami gangguan berupa suatu geombang yang menyebar ke segala arah. Kecepatan gelombang ini tergantung dari kedalaman laut dan percepatan gravitasi bumi.
Rumus sederhana dari kecepatan gelombang tsunami adalah :

V = Ög. D

Dimana :
· V = kecepatan gelombang
· D = Kedalaman pusat gempa.
Ditengah lautan di mana kedalaman laut cukup besar, maka kecepatan gelombang juga besar, demikian pula periode gelombang, sedangkan amplitudonya kecil dan panjang gelombangnya bisa mencapai puluhan kilometer.
Jika gelombang mendekati pantai dimana kedalaman laut berkurang, kecepatan gelombangnya pun semakin kecil, tetapi diimbangi dengan berkurangnya periode gelombang dan bertambahnya amplitudo (tinggi gelombang), sesuai dengan hukum Kekekalan Energi.
Andai gravitasi di suatu tempat adalah g = 10m/det2 dan kedalaman laut di tempat itu di ambil D = 500 m, maka kecepatan gelombang tsunami di tengah laut kurang lebih 250 km/jam.
Makin ke darat, laut semakin dangkal, sehingga diperkirakan kecepatan gelombang menurun menjadi kurang lebih 20 m/det atau kurang dari 80 km/jam. Tetapi tinggi gelombang bertambah diperkirakan mencapai 5 sampai 8 meter. Jadi seandainya tsunami berada lebih dari 50 km dari daratan, maka diperkirakan gelombang tsunami akan datang lebih kurang 1 sampai 1,5 jam setelah surutnya air laut secara mendadak.

Klasifikasi Tsunami

Lida (1963) membuat klasifikasi dari tsunami berdasarkan ukuran gelombangnya sebagai berikut :

a. Amat Kecil ( 0 )
b. Kecil ( 1 )
c. Menengah ( 2 )
d. Besar ( 3 )
e. Amat Besar ( 4 )

Ukuran amat kecil biasanya tidak terasa tetapi masih dapat diamati. Ukuran kecil mulai terasa dan amat besar mulai merusak. Berdasarkan klasifikasi itu lida mengamati hubungannya dengan gempa bumi dan memperoleh hubungan linear antara magnitude gempa bumi dengan besaran tsunami.
Gempa bumi dengan magnitudo 7 Skala Richter dapat menimbulkan tsunami dalam skala 0 sedangkan magnitude gempa 8 dapat menghasilkan skala 1 sampai 2 dan gempa 8 sampai 9 bisa menghasilkan tsunami yang dahsyat dapat mencapai skala 3. gempa bumi bermagnitudo kurang dari 7 pada umumnya tidak menghasilkan tsunami yang merusak dan berskala minus.
Hubungan empiris antara magnitudo tsunami ddengan magnitudo gempa bumi yang menimbulkannya diturunkan oleh Lida (1963) sebagai berikut :

m = 2,661 M – 16,44

Dimana :
· m = magnitudo tsunami dalam skala Immamura.
· M = magnitudo gempa bumi dalam Skala Richter.

Daerah Sumber Tsunami di Indonesia.

Indonesia merupakan kepulauan yang terletak di antara dua samudera, yaitu ; Samudera Padifik dan Samudera Hindia. Melihat kepada lokasi ini maka untuk daerah di Indoensia penyebab tsunami berasal dari 3 lokasi yaitu :
f. berasal dari Samudera Pasifik.
g. Berasal dari Samudera Hindia
h. Berasal dari lokal Indonesia.

a. Tsunami Samudera Pasifik.

Tsunami yang berasal dari Samudera Pasifik pada waktu sekarang ditangani oleh PTWC (Pasific Tsunami warning Center) yang berpusat di Honolulu, Hawaii, yang merupakan bagian dari ITIC (International Tsunami Information Center) apabila terjadi gempa bumi di Laut Pasifik, dimana memang gempa bumi di dunia ini 75 persen terjadi di sekitar pasifik, yang mempunyai kedalaman dangkal dan bermagnitudo cukup besar maka perhatian khusus diberikan oleh PTWC dengan tujuan untuk mengetahui apakah gempa bumi ini menimbulkan tsunami atau tidak.
Apabila menimbulkan tsunami, maka diadakan Tsunami Watch dengan jalan menanyakan kepada petugas yang berada di sekitar episenter gempa bumi tersebut apakah ada penambahan ketinggian gelombang laut.
Apabila di sekitar episenter terdapat Tide Gauge dengan sistem telemeter , maka hal ini dapat dilakukan dengan melihat kepada recorder dari Tide Gauge ini. Bila terjadi tsunami yang disebabkan karena gempa bumi, maka PTWC dapat memperhitungkan jam berapa gelombang tsunami ini akan sampai di masing-masing negara anggota disekitar Samudera Pasifik. Pemberitahuan ini diberikan oleh PTWC untuk kemudian Pemerintah setempat berusaha mengungsikan penduduk pantai yang kira-kira akan dilanda tsunami.
Dalam hal ini di Indonesia yang termasuk salah satu negara di sekitar Samudera Pasifik tentunya juga akan diberitahu oleh PTWC apabila akan ada tsunami yang melanda bagian utara dan timur dari Indonesia (Irian Jaya bagian utara, Maluku bagian utara dan timur).
Untuk daerah Irian Jaya bagian utara dan Maluku bagian utara dan timur, telah dapat di perkirakan waktu jalar gelombang tsunami yang berasal dari Pasifik ke daerah Jayapura dan Sangihe, seperti dapat dillihat pada peta kountur waktu jalar gelombang laut di Lautan Pasifik. (gambar 2).
Peta kountur ini dibuat berdasarkan peta waktu jalar tsunami dari Pasifik ke negara-negara sekitar Pasifik, kemudian waktu jalur tersebut di plot untuk sampai ke dua tempat di Indonesia ini, dengan pengertian kecepatan gelombang laut adalah sama untuk daerah yang berlawanan dengan daerah yang sama.

b. Tsunami Samudera Hindia

Tsunami dari Lautan Hindia yang melanda Indonesia sejak tahun 1797 sampai 1928, terdapat 14 buah tsunami. Diperkirakan tsunami tersebut kebanyakan berasal dari gempa tektonik yang bersumber pada Belt Mediterania, dimana gempa-gempa dangkal yang terjadi di Samudera Hindia ini terdapat sepanjang Belt Mediterania yang membujur mulai dari Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara sejauh ± 200 km dari daratan.
Kedalaman laut dari batas plate tektonik lautan Hindia dengan plate tektonik Eurasia di daratan Sumatera dan Jawa pada umumnya :
Untuk daerah selatan Jawa, 1000 m, sehingga waktu jalar tsunami tersebut kira-kira membutuhkan waktu 1/2 jam untuk sampai ke pantai selatan Jawa.
Untuk sebelah barat daya Sumatera kedalaman Laut Hindia mulai dari batas plate tektonik tersebut sampai ke pantai barat Sumatera, rata-rata berkedalaman 500 meter sehingga waktu jalar gelombang tsunami sampai ke pantai barat Sumatera adalah kurang lebih ¾ jam.

Dengan demikian untuk mengurangi korban manusia akibat tsunami yang berasal dari Lautan Hindia masih ada waktu selama antara ½ dan ¾ jam untuk dapat mengungsikan penduduk pantai.
Untuk dapat mengatasinya membutuhkan jaringan stasiun tsunami (stasiun seismo dan tide gauge) yang telemeter untuk dapat mengetahui terjadinya gempa dangkal di laut hindia yang cukup kuat beserta terjadinya tsunami yang harus sudah dapat diketahui sebelum gelombang tsunami ini melanda daratan. Disamping itu juga di butuhkan kesiagaan penduduk pantai beserta aparat pemerintah yang sangat tinggi.

c. Tsunami Lokal.

Diihat dari peta tsunami pontensial area di Indonesia, daerah yang sering mengalami glombang tsunami akibat gempa lokal atau tanah longsor di dasar lautan, teradapat di daerah sekitar Maluku termasuk Nusa Tenggara pantai sebelah utara.
Penyebab tsunami ini kebanyakan berasal dari gempa-gempa lokal yang terjadi di daerah Maluku di lautan yang kedalaman lautnya rata-rata 200 m.
Waktu jalar gelombang tsunami tentunya tergantung dari jaraknya sumber tsunami kepantai. Kalau di lihat pada peta Major Salau Earthquake (1897-1977), ternyata pada umumnya terdapat dekat dengan pantainya.
Umpamanya Nusa Tenggara lokasi epiknya dekat dengan pantai sebelah utara maupun sebelah selatan, sehingga waktu jalarnya sampai ke pantai akan sangat singkat.
Tetapi untuk gempa-gempa disebelah selatan Nusa Tenggara juga terdapat gempa-gempa dangkal yang kuat yang berjarak ± 150 km dari pantai-pantai sebelah selatan Nusa Tenggara yang waktu jalar gelombang tsunaminya sekitar 20 menit.
Demikian pula untuk daerah daerah di Laut Banda, lokasi dari pusat gempa dangkalnya dekat dengan pantai yang juga terdapat di daerah di antara Halmahera dan Sulawesi.
Karena keadaan waktu jalar gelombang tsunami yang singkat pada umumnya, maka dalam hal pengamanan penduduk dari gelombang tsunami, yang terpenting adalah pendidikan kepada penduduk setempat di pantai di daerah iini.
Pada umumnya daerah rawan tsunami adalah daerah yang lokasinya dekat dengan jalur gempa yang terletak di lautan dan episenternya dekat dengan pantai.

Antisipasi terhadap ancaman Tsunami

Secara teori tsunami lebih mudah untuk di prediksi dibandingkan dengan gempa bumi. Tenggang waktu terjadinya gempa bumi dan tibanya tsunami di pantai memungkinkan untuk dapat menganalisa karekteristik gempa bumi tersebut.
Dalam tempo 20 sampai 30 menit, dapat ditentukan apakah suatu gempa bumi dapat menyebabkan tsunami atau tidak. Informasi tersebut dapat disampaikan kepada masyarakat sebelum gelombang-gelombang tersebut menerjang pantai.
Karena terbatasnya fasilitas komunikasi sangat mungkin terjadi informasi belum sampai sementara gelombang tsunami telah menyapu pantai. Hal inilah yang melandasi adanya sistem peringatan dini (Tsunami Warning System), untuk itu diperlukan adanya alterlatif untuk mengatasi kesulitan tersebut. Langkah-langkah yang diambil meliputi :

Adanya identifikasi daerah rawan tsunami .
Penyuluhan kepada penduduk dan aparat terkait di daerah rawan tsunami.
Proteksi daerah pantai di antaranya membuat jalur hijau sejauh 200 meter dari garis pantai yang berfungsi sebagai penahan gelombang dan melestarikan kelestarian batu karang yang sekaligus berfungsi sebagai pemecah gelombang.
Menetapkan letak pemukiman berada di belakang jalur hijau sehingga terlindung dari ancaman gelombang, kalaupun terpaksa di bangun di dekat pantai, rumah yang baik adalah rumah panggung dengan bagian bawah kosong sehingga memungkinkan air laut untuk terus melewatinya.
Membuat dasar hukum yang kuat guna upaya pengaturan tata guna lahan yang terletak pada daerah pantai.

Penanggulangan Tsunami

Melihat bagaimana terjadinya tsunami seperti penjelasan di atas, mulai surutnya air laut sampai datangnya kembali gelombang tersebut, yang memakan waktu cukup lama. Lebih-lebih apabila sumber tsunami berada lebih jauh di tengah laut maka perlu dilakukan cara-cara penanggulangannya. Dengan demikian apabila masyarakat telah mengetahui apa yang terjadi dan bagaimana akibatnya, mungkin jumlah korban akan bisa dikurangi, larena masih ada waktu untuk meninggalkan tempat berbahaya tersebut. Cara penanggulangan bahaya gelombang tsunami ini adalah dengan cara prepentif.
Dari pengalaman membuktikan bahwa korban tsunami hampir sebagian besar disebabkan karena mereka yang jadi korban tidak mengetahui apa yang akan terjadi apabila air surut secara mendadak, lebih-lebih setelah terjadi gempa bumi, malah korban umumnya pergi kelaut untuk menonton peristiwa alam tersebut.
Secara teoritis dapat diketahui daerah-daerah di mana di Indonesia yang akan terkena gelombang tsunami. Cara praktis menanggulangi bahaya tsunami untuk daerah-daerah yang diprakirakan akan dilanda tsunami harus diberi penerangan secara mendetail apa dan bagaimana tsunami itu dan sekaligus apa yang perlu dilakukan apabila air laut surut secara mendadak.

Riset dan Mitigasi Bencana Tsunami

Riset tentang tsunami ini telah dibagi menjadi tiga, yaitu :
2. Riset yang bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi pusat gempa dan karakteristik yang berpotensi menimbulkan tsunami.
3. Riset yang diarahkan untuk membuat model penjalaran gelombang tsunami dan prediksi tingginya tsunami pada saat mencapai pantai, riset merupakan kajian dari ilmu Oceanografi.
4. Riset yang ditujukan untuk mencari cara-cara yang tepat dalam pemantauan tsunami dan perlindungan pantai terhadap bahaya tsunami, dalam riset ini diperlukan keahlian dalam bidang ilmu Seismologi, Oceanografi dan Teknik Sipil.

Kesimpulan

5. Melihat kepada daftar tsunami di Indonesia, maka Indoensia digolongkan sebagai negara yang sering dilanda tsunami dan telah memakan korban sampai ribuan jiwa.
6. Untuk menanggani tsunami dari Lautan Pasifik, hendaknya kerjasama dengan PTWC dapat ditingkatkan, sehingga Indonesia dapat menjadi salah satu negara yang akan di beri WARNING bila ada bencana tsunami yang akan melanda wilayah Indonesia.
7. Untuk mengatasi tsunami lokal dari Indonesia sendiri, harus digiatkan penerangan terhadap penduduk pantai yang pernah dilanda tsunami dalam hal cara-cara menyelamatkan diri dari tsunami.
8. Usaha untuk memperlajari secara rinci karakteristik tsunami yang terjadi di Indonesia dan upaya mitigasinya perlu didukung dengan studi kegempaan yang serius. Hal ini dikarenakan tsunami yang terjadi di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh gempa-gempa tektonik yang memang banyak terjadi karena Indonesia merupakan daerah seismik aktif.

Acuan

Weisberg, J. And Parish H. “ Introduction to Oceanography”.

Arikoucine, William A. “ The Word Ocean, an Introduction to Oceanography ”.
Groen P. “water and Sea”, London 1965

James R. Holton. “ Introduction to Dynamic Meteorology ”, New York, 1973

Reymond, D. ” Tremors Training “ LDG, 1995

LDG, “ Tsunami Risk Evaluation Trough Seismic Moment From a Real time System “, Paris, 1995

Buletin Meteorologi dan Geofisika, 1987

Majalah Oceanologi, Badan Meteorologi dan Geofisika, 1989.

Rabu, 14 Juli 2010

pantai bandar mutiara



Pantai Bandar Mutiara terletak di Kecamatan Tanjung Mutiara, yang berjarak kira-kira 100 km dari kota Padang atau 20 km dari Lubuk Basung, ibukota Kabupaten Agam.Pantai tanjung mitiara ini merupakan satu satunya pantai yang dimiliki oleh kab. Agam. setiap harinya banyak pengunjung baik itu dalam maupun luar negeri yang mengunjungi Pantai tanjung mutiara ini.
Pantai yang sangat luas, landai dan berpasir putih ini bisa dicapai dalam waktu 2 jam dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) dengan menggunakan transportasi darat.


Selain menyaksikan pemandangan alam yang mepesona,
ditempat ini anda juga bisa berenang, memancing, menyelam kemping atau menyaksikan pemandangan matahari terbenam yang mengesankan


selamat datang di pantai tanjung mutiara
MODEL KELEMBAGAAN MASYARAKAT
DALAM PENGELOLAAN HUTAN
ALAM PRODUKSI
Oleh : Djuhendi Tadjudin

Berdasarkan kebudayaan Masyarakat Badui luar di Kanekes selalu memakai pakaian serba hitam dengan ikat kepala bewarna biru,yang mengartikan bahwa jika konsep itu dioperasikan dihasilkan kinerja yang ironical.sesuai dengan situasi pengelolaan saat ini, menurut Kattodihardjo(1999) ,dia menggambarkan bahwa kebijakan pengelolaan sumber daya hutan saat ini bersifat Paradoksal , Sedankan sumber-sumber Paradoksal itu adalah menyehatkan prakondisi agar asumsi-asumsi dalam teori ekonomi agar dapat dipenuhi dengan baik, memberikan penghargaan yang tinggi terhadap modal alam, menghentikan perkambinghitaman kemampuan Organisasi sebagai Pangkal kerusakan Hutan, dan terakhir memberikan dukungan yang nyata terhadap kebijakan pelestarian hutan.
Pada persengketaan yang terkait dengan masalah Sumber Daya Hutan saat ini, termasuk hutan alam produksi dipandang dalam garis hirarki yang linear; tata nilai,hak pemilikan (Kelemebagaan: Institusi) dan model pengelolaan(Organisasi), ketiga hal itu dikaitkan dengan pelaku-pelaku terkait (stakohelder) yang sekurang-kurangnya terdiri dari: Pemerintah,Masyarakat dan Swasta.Empat pilar penting akuan hak, yaitu: Common poll resources, State Property,Private Property dan Common Property. Tujuan Pengelolaan Hutan Produksi adalah Efisiensi, keadilan dan Kepatuahan, serta Keberlanjutan dan Keanekaragaman Sumber Daya Hutan. Unsur kelembagaan yaitu Batasan yuridis,aturan main, dan aturan dalam perwakilan. Model kelembagaan adalah Tata nilai, Hak Penguasa atau pola pemilikan dan pola pengelolaan.

Bacaan 2:
SISTIM BAGI HASIL DI JAWA TENGAH
Penelitian Hukum Pemilikan Tanah di Sebuah Daerah
Pertanian yang Penduduknya Sangat Padat
Oleh : Warnel Roell

Sebagaimana di Negara-Negara Asia Selatn dan Asia Tenggara lainnya, sistim bagi hasil( Bagi garap) juga mempunyai peranan penting dalam kehidupan pertanian di Indonesia. Jumlah Penggarap bagi hasil diantara petani lebih dari 50% dan hasil yang mereka terima hanya 30%-40%, kebanyakan di gaerah-daerah Jawa, khususnya Jawa Tengah. Untuk Jawa Tengah sendiri disebutkan sekitar 245 dari petaninya melakukan aktivitas sistim bagi hasil. Proses ini antara lain dapat meruapakan pencerminan dari semakin meningkatnya jumlah penduduk tani yang mengganggur, hal tersebut juga bias terlihat jelas dari tidak adnya peluang pekerjaan alternative. Asal usul sistim bagi hasil memang jauh dari sejarah tapi berakar pada hokum kepemilikan tanah feudal kerajaan di Surakarta dan Yogyakarta serata diwariskan oleh para pendahulunya.meluasnya Sistim Bagi Hasil jga disebabkan terutama oleh kuarangnya kesempatan kerja dalam bidang Industi Rumah Tangga.
Sebenarnya Pembagian Panen antara penggarap dan Pemilik tanah(Pemodal) adalah sebesar 6 : 4 seperti yang dicanangkan dan dipropogandakan oleh Pemerintah DKI dan Organisasi buruhnya yang telah disahkan, tapi malah tidak diberlakukan sehingga Pemerintah Indonesia melarang lagi sistim bagi hasil pada tahun 1965 dan dipakai untuk memenangkan penduduk petani yang miskin tanah dan yang tridak memiliki tanah,walaupun tidak terealisasi secara hokum. Sebagai ukuran dasar perbandingan bagi hasil adalah kualitas tanah, letak tanah, bentuk pengelolaan, hasil tanaman dan sebagainya. Bentuk-bentuk Dasar bagi hasil , yaitu Sistim Maro, Sistim Martelu dan Sistim Marapat. Demi perbaikan kepentingan social yang dibutuhkan, maka harus dilakukan penghapusan situasi buruk sistim bagi hasil di Jawa yang telah digambarkan.

ANALISIS BACAAN
Bacaan 1
Kelembagaan dan Pelembagaan Sosial

Sektor Public Sektor Partisipatory Sektor Privat
- Pengelolaan hutan oleh masyarakat lokal.
- Pengelolaan HKM oleh masyarakat dari pemerintah .
- kelembagaan antara masyarakat yang kuat dan erat - Adanya koperasi - Pengelolaaan hutan oleh pihak swasta.
- Kontrol terhadap pengelolaan sumberdaya oleh masyarakat.
- Ikatan antar masyarakat untuk pembasmian penebangan hutan


Tingkat Norma dan Sanksi Serta Proses Pelembagaan

Cara (usage) Kebiasaan (folkways) Tata Kelakuan (mores) Adat Istiadat (costums)
-2 Ikatan bisnis
-3 Ikatan kesamaan tujuan -4 Pemerintah melakukan control terhadap pengelolaan sumber daya
-5 HKM hanya ditempatkan pada zona tertentu. -6 Pakaian masyarakat badui
-7 Kebiasaan masyarakat yang khas dan berbeeda


Kelembagaan sebagai Kontrol Sosial.
Preventif : Masyarakat melakukan Kontrol terhadap pengelolaan sumber daya

Bacaan 2
Kelembagaan dan Pelembagan Sosial

Sektor Public Sektor Partisipatory Sektor Private
-8 UU Agraria tentang bagi hasil.
-9 Organiasasi public, buruh, dan politik
-10 Pelarangan sistim bagi hasil
-11 Sistim bagi hasil yang salah -12 -13 Pemilik tanah menyediakan ternak pembajak atau menanggung ongkos penanaman dan panen menapatkan hasil empat garapan.

Tingkat Norma dan Sanksi serta Proses Pelembagaan

Cara (usage) Kebiasaan (folkways) Tata Kelakuan (mores) Adat Istiadat (costums)
-14 Pondok sederhana dan peralatan sederahana yang dimiliki oleh penggarap. -15 Pembegian warisan “terselubung”.
-16 Kebiasaan yang turun temurun dalam sistim bagi hasil -17 -18 Pemakaian tanah menurut tradisi.
-19 Pengaruh sistim adapt istiadat terhadapa sistim bagi hasil yang turun temurun

Kelembagaan sebagai Kontrol Sosial.
Preventif : Pemerintah melakukan control dan mengeluarkan peraturan terhadap pelarangan sistim bagi hasil yang salah


SISTEM PONDOK
Oleh
Warisno Ram

Sebagian besar migran sirkuler berasal dari rumah tangga desa yang hanya memiliki lahan sempit dan mereka rata-rata berpendidikan rendah. Keadaan serba tidak cukup ini mendorong mereka untuk melakukan usaha mandiri secara kecil-kecilan dengan sedikit modal dan peralatan yang tidak mahal.
Para migran sirkuler yang bergerak dalam usaha sisa ini (disebut usaha sisa karena para pemlik modal umumnya tidak tertarik untuk bergerak dalam usaha ini), jenis-jenis usaha yang termasuk dalam usaha sisa ini antara lain: usaha membuat dan menjual makanan atau minuman murah, usaha transport jarak dekat dengan tenaga bukan mesin (becak), usaha pengumpulan barang bekas untuk didaur ulang (kertas, plastik, logam, botol,karung bekas), usaha jual beli kebutuhan sehari-hari yang tidak tahan lama di simpan (sayuran, ikan basah), usaha jual beli barang yang karena alasan tidak laku kalau dijual di toko (hasil kerajinan bamboo yang berupa peralatan dapur, hasil kerajinan keramik kasar atau keramik untuk peralatan dapur, dan berbagai hasil kerajinan daerah pedesaan yang tidak mahal harganya).
Karena usaha ini bersifat padat karya, maka diperlukan keterampilan dalam pengelolaan hubungan antar manusianya. Dalam hal ini biasanya “azas kerukunan” atau “azas kekeluargaan” menjadi sendi utama. Demikian pula azas resiprositas di junjung tinggi dan di laksanakan dalam sistem pondok.
Macam sistem pondok dipandang dari besarnya tenaga dalam proses produksi dan penjualan hasil, dapat di golongkan dalam 4 kelompok:
Sistem pondok dimana setiap anggota memiliki kedudukan sama.
Dalam system ini tidak dikenal majikan/bos dan juga tidak ada karyawan kelompok ini dibentuk atas dasar kegotong-royongan. Jumlah kelompok antara 8-12 orang. Hubungan dalam kelompok kuat, terdapat rasa saling percaya antar anggota.

Sistem pondok dimana kedudukan pemilik pondok berkedudukan lebih mirip dengan kedudukan “kepala rumah tangga” daripada majikan dan para penghuninya sebagai “anggota rumah tangga” daripada karyawan.
Sistem pondok dimana telah dikenal deferensiasi tenaga yang bertugas dalam prosers produksi (karyawan) dengan tenaga pemasar (penjual). Dalam sistem pondok ini biasanya telah digunakan teknologi atau peralatan yang cukup produktif mempunyai puluhan karyawan dan penjual. Olehkarena itu system pondok seperti ini lebih mirip perusahaan perseorangan.
Sistem pondok dimana pemilik pondok tidak melibatkan diri dalam kegiatan produksi dan pemasaran, hanya menyewakan tempat untuk penginapan, tempat untuk usaha, mesin untuk produksi, peralatan menjual barang dan bahn baku untuk produksi. Maka dari itu sistem ini disebut sistem pondok sewa.
Di samping keempat cara itu terdapat sistem pondok yang merupakan campuran. Misalnya, dalam pondok boro usaha kerupuk dimana ada pemisahan pembuat dan penjualnya harus membeli dan menggoreng sendiri di tempat majikan. Ada pula system pondok yang tidak punya karyawan, karena tidak ada kegiatan produksi, hanya menampung penjual. Ada pula sistim pondok yang karyawanya hanya menampung para penjual saja ( Dalam berbagai macam pondok sering dilengkapi dengan semacam kantin makan yang diselenggarakan oleh pihak pemilik pondok boro.hampir semua pemilik pondok boro berperan sebagai pelindung para penghuni pondok.
Dilihat dari kegiatan penghuninya pondok boro di bedakan menjadi 3 macam : pondok boro buruh, pondok boro penjual, pondok boro produksi.

ANALISIS BACAAN
Proses Pembentukan Grup
a. Keturunan Satu Nenek Moyang
Jenis Usaha padat karya yang dilaksanakan pada asas kerukunan dan asas kekeluargan.
Tempat Tinggal Bersama
Para Migran sirkuler yang berasal dari tempat tinggal yang berdekatan sehingga berkompeten untuk mengadakan sistim pondok
Kepentingan Bersama
Mereka mempunyai tujuan untuk membuka usaha sendiri karena ketidakpastian kondisi kehidupannya.


OMPU MONANG NAPITUPULU INGIN
SEDERHANAKAN BUDAYA BATAK
Oleh: Arbein Rambey

Dalam seminggu terakhir ini, Pemasangan iklan oleh Parbato atau pertungkoan batak Toba, sebuah organisasi kesukuan berisi ajakan masyarakat Toba diamana pun berada untuk mengusir perusahaan yang merusak lingkungan Bona Pargosit. Adanya iklan di surat kabar Medan, munculnya pertanyaan tidaklah gerakan kesukuan merupakan langkah mundur di tengah arus Globalisasi yang sedemikian deras?. Hal ini ditentang oleh Ompu Monang yang memiliki nama asli Daniel Napitulu.Beliau berpendapat masalah di Indonesia hanya dapat didekati secara etnis dan pentingnya tiap etnis mempunyai kesadaran diri untuk menggalang solidaritas kecil yang akhirnya berguna untuk solidarias Indonesia secara keseluruhan.
Orang Batak Toba, merupakan orang yang memiliki watak keras, ceplas-ceplos,senang sekali bernyanyi dan berwajah khas dengan dagu persegi.Dalam kekerabatan Batak Toba memiliki sisi positif dan sisi negative. Di sisi Positifnya, terlihat dalam rasa tanggung jawab pada pendidikan anaknya sehinnga jarang sekali anak batak Toba terlantar oleh orang tuanya. Namun dibalik itu, sisi negativenya adalah menurut Ompu Monang yaitu dalam penghambuaran uang dan waktu. Misalnya pada upacara pernikahan. Acara keluarga dalam pesta perkawinan berlnagsung hingga lebih dari lima jam. Selain itu, adanya acara pengulosan. Masih pada acra perkawinan, begitu banyak kerabat yang memberi nasehat kepada kedua mempelai, hingga waktunya berjam-jam. Padahal menurut pandangan Ompu Monang, nasehat itu sama sekali tidak begitu berarti.Ditambah lagi pemborosan uang yang terlihat pada pembangunan makam-makam Batak Toba yang nilainya mencapai ratusan juta.
Penyelewengan-penyelewengan pada kebudayaan Batak Toba membuat hati Ompu Monang tergugah untuk mengadakan seminar-seminar. Namun hasilnya terbatas pada cetakan hasil seminar saja. Hal inilah yang membuat Ompu Monang mengorbankan dirinya dengan menyelenggarakan pesta pernikahan anaknya secara efisien namun tidak keluar drai jalur adapt.Akhirnya pun Ompu Monang menambahkan , sebagai Parbato tidak hanya berbicara tapi melaksanakan apa yang dikatakan Parbato. Perbuatan nyata adalah nasehat yang baik.

Bacaan 2 :
KEHIDUPAN SUKU DAYAK KENYAH
DAN MODANG DEWASA INI
Inventaris Sebuah Proses Pemiskinan
Oleh : Franky Raden
Pada awal bulan Maret tahun lalu, penulus berangkat ke daerah pedalaman di Kecamatan Ancalong, Kabupaten Kutai dengan Kota Tenggarong, Kalimantan Timur dimana Suku Kenyah dan Modang berada untuk mempelajari kesenian. Akan tetapi kesenian daloam masyarakat mereka ternyata tidak bisa dilepaskan dari kontes gerak kehidupan sehari-hari.
Pemiskinan yang dihadapi oleh kedua suku Dayak ini, mereka hadapi dengan diawali menurunya penghasilan dari berlaang akibat perahu pedagang dan tengkulak yang menaikan harga barang. Faktor lain yang berperan yaitu berdirinya warung-warung yang dimiliki oleh suku pendatang dari Kutai, Bugis, Toraja yang membeli hasil pertanian mereka dengan sangat rendah. Kedua, masuknya budaya baru menyebabkan musnahnya inti sukama yang membangun seluruh struktur dan mekanisme kebudayaan dari mereka yaitu Lamin.dan kesenian tersebut menjadi terpisah dengan kebuadayaan mereka.Ketiga, pendidikan informal yang sudah diterapkan kepada anak-anak, kini sudah nyaris hilang akibat kebudayaan dari Kota.
Terciptanya kondisi-kondisi tersebut dalam kehidupan Suku Dayak tidak terlepas dari Tanggungjawab dari Pemerintah daerah yang menerima bahkan menganjurkan mereka hidup diwilayahnya.Selain itu proses Pemiskinan yang terjadi bukan hanya dalam konteks pemiskinan suatu kualitas dan ruang gerak kehidupan. Saat ini terjadi di Suku Dayak tidak lain dari sebuah proses pemusnahan eksistensi sekelompok manusia dalam dimensi cultural. Ini yang bisa menyeret mereka dalam bencana Tragis
Yang harus kita lakukan untuk menghadapi masalah ini adalah bagaimana kita mengerti an memahami Ketahanan Nasional sebagai Inner Security manusia-manusia Indonesia dalam ruang gerak kultur mereka. Bukan hanya ketahanan lapisan luar suatu strategi ekonomi, politik atau pemerintah. Jadi kita nhrus mempertahankan budaya asal kita supaya tidak terseret arus Globalisasi yang berdampak negative.

Analisis Bacaan

Bacaan 1 :
Unsur-unsur Kebudayaan
1. Sistim Teknolgi
i. Munculnya sistim pembuatan ulos secara mesin
ii. Pengaruh Munculnya Barang-barang baru yang modern
iii. Pembangunan Makam modern yang mahal
2. Sistim Ekonomi
i. Sistim Pertanian batak yang boros
ii. Penghambur-hamburan uang dan waktu untuk acara yang tidak begitu penting
3. Organisasi Sosial
i. Kekerabatan Batak Toba, dengan sub etnis, Angkola, Mandailing dll.
ii. Kelompok Parbato
4. Sistim Pengetahuan
i. Munculnya keinginan untuk merubah budaya yang bersifat negative
ii. Keinginan Batak Toba untuk membari pendidikan terbaik kepada anak-anaknya
5. Kesenian
i. Upacara Perkawinan
6. Sistim Religi
i. Tidak ada
7. Bahasa
i. Bahasa batak, yang masing-masing sub etnis berbeda
Wujud Kebudayaan
1. Wujud idil :Pendapat Ompu Monang
2. Wujud Aktifitas :Pemikiran dan pengaplikasian pendapat Ompu monang
3. Wujud Fisik :Keputusan Ompu Monang,untuk melaksanakan upacara perkawinan yang sederhana.
c. Integrasi dan Diversitas : 1.-, 2. Upacara perkawinan anak Ompu Bacaan 2 :
Unsur-unsur Kebudayaan
8. Sistim Teknolgi
i. Kecendrungan dayak untuk bersifat moden
ii. Pola Konsumtif
iii. Manifestasi material kebudayaan modern
9. Sistim Ekonomi
i. Kemiskinan suku dayak,pertanian sbg unsur pokok ekonom
ii. Pemanifulasian arus ekonomi oleh suku pendatang
10. Organisasi Sosial
i. Suku Dayak Kenyah dan Suku Modang
11. Sistim Pengetahuan
i. Munculnya keinginan untuk merubah budaya yang bersifat negative
ii. Keinginan Batak Toba untuk membari pendidikan terbaik kepada anak-anaknya
12. Kesenian
i. Terpisah oleh kehidupan, lamin dan intfiltrasi kesenian.
13. Sistim Religi
i. Pengaruh dari agama-agama Pendatang
14. Bahasa
i. Bahasa dayak, yang masing-masing sub etnis berbeda
Wujud Kebudayaan
1. Wujud idil :Pandangan Kedepan suku Dayak
2. Wujud Aktifitas :Prilaku konsumtif Suku dayak
3. Wujud Fisik :Sistim perekonomian Masyarakat suku Dayak.
c. Integrasi dan Diversitas :
1. Integrasi : Sistim Perekonomian Yang salah,
2. a.Agama Orang dayak
b.Prilaku Pola Konsumtif Suku Dayak untuk meniru Prilaku masyarakat kota.


LSM DAN NEGARA
Oleh: Philip Eldrige
Penawaran sejumlah justifikasi primai facie guna menunjukan bahwa LSM memang memiliki signifikasi politik hampir semua LSM, mengadopsi profil yang menekankan karakter non politiik. Langkah politik yang bijaksana dalam konteks Indonesia mereflesikan nilai – nilai yang sangat berakar yakni konsep tentang masyarakat dan negara. LSM telah menjadi saluran absah bagi partisipasi sosial dan politik Meskipun terjalin kerjasama, pemerintah tetap berusaha mencegah bangkitnya keterlibatan masyarakat yang didasarkan pada kelompok – kelompok yang secara murni mengandalkan kekuatan sendiri. Satu cara yang ditempuh pemerintah untuk menetralisir kekuatan LSM adalah dengan menciptakan struktur pararel yang bertujuan memobolisasi kelompok – kelompok sasaran seperti pemuda, petani, dan wanita.
Tingginya tingkat informalitas yang diadopsi LSM dalam bentuk struktur organisasi yang dipercaya sebagai persyaratan untuk kelangsunagn hidup, dapat pula menyulitkan berkembangnya struktur demokratis yang memiliki landasan hokum kukuh, ditingkat lebih rendah. Ada anggapan kuat di Indonesia bahwa UU organisasi kemasyarakatan yang dikeluarkan 1985 akan sangat memukul otonomi LSM/LPSM. Pengaturan yang dikenakan terhadap LSM sebelum 1985 ditunjukan terhadap penyaluran dana asing, dengan LSM – LSM lokal sebagai pihak yang paling berpengaruh karena ketergantungan mereka pada bantuan asing tersebut. Situasi ini umumnya tidak berubah setelah dikeluarkan UU keormasan.
Terdapat tiga jenis umum pendekatan yang dilakukan berbagai LSM/LPSM dalam hal penjalinan hubungan dengan pemerintah Indonesia. Pendekatan pertama, berlabel kerjasama tingkat tinggi : Pembangunan Akarrumput’, menekankan kerjasama dalam program – program pembanguan pemerintah dengan munyusupkan pengaruh terhadap rancangan maupun implementasi program – program tersebut. Pendekatan kedua disebut sebagai ‘Politik Tingkat Tinggi’ : Mobilisasi Akarrumput’, berbeda dengan pendekatan pertama ayang social network , pendekatan kedua merupakan pengembangan gagasan berdasarkan kerangka berpikir teori social radikal, yang digabung dengan kritik lebih luas terhadap falsafah dan praktek Orde Baru. Fokus kegiatan kelompok ketiga lebih berada di tingkat lokal daripada nasional. Konsep mobilisasi mereka lebih menekankan ‘peningkatan kesadaran’ (consciousness raising) dan kesadaran akan hak, daripada upaya mengubah kebijaksanaan, sambil mengupayakan formasi kelompok otonomi tanpa pretense politis tertentu.
Model 1 didasarkan pada pengalaman YIS yang bergerak di bidang kesehatan Masyarakat serta Bina Swadaya yang bergerak dibidang simpan pinjam dan koperasi informal. Model 2 diwakili oleh Lembaga Studi Pembangunan (LSP) yang bergerak didalam bidang pengembangan pelajar dan mahasiswa. Serta WALHI dan Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) yang beroperasi dibidang Hukum.Model 3 diwakili dengan Lembaga Konsultasi dan Keluarga (LKBHWK) dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) yang sebagian besar dikelola oleh wanita. Ketiga model tersebut pada adsarnya membawa sejumlah orientasi kearah ‘penguatan’ (empowerment) kelompok – kelompok kecil dalam arti mendorong kapasitas self – management dan melatih kader – kader dari kelompok sasasran yang dibutuhkan untuk menjalani keahlian yang diisyaratkan.
Sementara gerakan LSM telah banyak menyumbang bagi penguatan proses demokratisasi di Indonesia, perluasan basis masyarakat mereka tergantung pada pencapaian ; (1) sintesa efektif antara corak gerakan ‘pembangunan’ dan ‘mobilisasi’; (2) interaksi antara aktivitas di tingkat mikro dan makro; (3) rekonsilasi dari perbedaan – perbedaan terutama antara model LSM kedua dan ketiga; (4) debirokratisasi yang lebih luas dari hubungan LSM/LPSM serta memadukan gerakan kooperatif dengan otonomi kelompok kecil. Pemahaaman LSM terhadap peran Negara vis – a – vis masyarakat sipil akan sangat menentukan cara mereka mengatasi rangkaian masalah tersebut.
Analisis Bacaan
1. Persamaan dan Perbedaan antara Organisasi dan Birokrasi
a. Persamaan
Sama-sama memiliki tujuan yang jelas
Disini Organisasi adalah LSM dan Birokrasinya adalah Negara atau pemerintah,, LSM dan Pemerintah disini sama-sama memiliki tujuan yang jelas yaitu untuk menyejahterakan Masyarak
Sama-sama memiliki aturan
lSM dan Pemerintahan sama-sama memiliki aturan baik itu tertulis maupun tidak tertulis yang mencakup dan menjadikan para anggotanya ikut berpartisipasi aktif dalam menjalankan tugasnya.
Sama-sama terdeferensiasi
LSM dan Negara telah memiliki struktur dan hirarkis kepemimpinan yang jelas dan telah mengabdikan dirinya untuk melaksanakan tugasnya dengan sebaik mungkin.
b. Perbedaan
Tujuan Pembangunan
Pemerintah sebagai Birokrasi memiliki tujuan pembangunan yang jelas yaitu lebih ke infrastruktur sedangkan LSM lebih kepada pemenagemenan Sumberdaya Manusia
Berdasarkan Sifat
Pemerintah bersifat TOP Down dan Birokratisme sedangkan LSM bersifat partisipatif dan debiokratis
Pengkajian
Pemerintah lenih mengurusi kebijakan secara umum (peran kurang mendalam),sedangkan LSM mengkaji secara spesifik dan mendalam
Sumber Dana
Pemerintah atau Birokrasi sumber dananya sudah menetap sedangkan LSM tidak.
Lama Pemprosesan
Organisasi lebih cepat prosesnya dari pada birokrasi
2. Pengertian Birokratisme
Birokratisme adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu birokrasi yang tidak sesuai dengan prosedure dan norma yang sebenarnya sehingga mempersulit proses birokrasi tersebut (penyimpangan birokrasi) Bukti dari proses Birokratisme itu adalah tindakan yang dilakukan oleh pemerintah mengeluarkan UU keormasan 1985, tentang lembaga kemasyarakatan, yang seharusnya bekerja dengan lancar tapi malah dipersulit dengan prosedur yang baru.


“DRUG TRAFFICKER” DARI CIANJUR
Oleh:
Irfan Budiman,Rian Suryalibrata,
Dan Upik Supiyantun


Jumat,12 Januari 2003, Siang pekan lalu Ola dan kedua sepupunya tertangkap basah ketika mau melakukan transaksi Narkotika di Cengkareng. Ola dulunya adalah seorang wanita biasa yang tamatan SMA di Cianjur, Jawa Barat, dan merantau ke Jakarta, yang ingin becita-cita ingin mencari penghidupan yang layak.Tapi nyatanya setelah berada di Jakarta,ternyata Ola berada di tempat yang salah. Ola bekerja sebagai Disc Jocker, diberbagai diskotik di Jakarta. Sesuai dengan suasana tempat kerjanya yang berhubungan dengan dunia malam, membuat Ola akhirnya terjun juga ke dunia portitusi, dan akhirnya dari pekerjaannya tersebut,Ola memperoleh anak dari hubungan gelapnya dengan lelaki hidung belang, anaknya bernama Eka Prawira, Dan dunia kerja itu Ola pun pakerjaannya makin luas ke Bogor dan Bali.
Secerah sinar terang yang menyinari hidupnya. Pada Oktober 1997 dia bertemu dengan seorang pria berkewarganegaraan Nigeria, yang namanya Tajudin atau lebih dikenal denga sebutan Tony. Tony mengaku berbisnis pakaian jadi. Diawali dengan pertemuan, Ola pun menawarkan Tony untuk menunggunya dikamar, dan akhirnya diantara mereka timbul rasa cinta, dan meraka pun berpacaran,dan diakhiri dengan pernikahan. Ternyata setelah mereka menikah, Tony berubah 180 derajat,yang dulunya baik sekarang sering melakukan KDRT kepada Ola, tapi Ola tetap memaafkan Tony yang bejat dan tetap mencintainya.Berasamaan dengan hal ituOla mulai mengetahui bisnis Tony yang sebenarnya,yaitu sebagai Bandar narkotika, jenis Heroin dan Kokain. Dan Ola pun ikut bergabung bersama bisnisnya Tony,setelah dipaksa dan disiksa oleh Tony. Yang awalnya Ola hanya bekerja sebagai kurir tapi sekarang telah berganti menjadi “Drug Trafficker”, yaitu sebagai pengatur sistim lalu lintas perdagangan Narkotika Nasional dan Internasional, dengan nama samaran Ola yang banyak. Melalui Bisnis itulah Ola dan Tony menjadi orang kaya mendadak.
Pada tahun 1999 Ola pun sempat berangkat ke Eropa, Argentina dan lain-lain.Tujuannya untuk mencari jalur perdagangan Narkotika yang baik di mata internasional. “Dimana ada gula disitu ada semut”. Beberapa saudara Ola yang kesulitan perekonomiannya meminta bantuan kepada Ola, diantaranya Rani Andriani(25 tahun), dan Deni Setia Maharwan(28 tahun). Dan akhirnya kedua sepupunya tersebut disuruh bergabung dalam Bisnis Ola dan Tony. Keduanya ditugaskan sebagai Kurir untuk memasarkan Narkotika keluar negri. Sebenarnya Rani dan Deni sudah mencoba untuk keluar dari bisnis haram tersebut tapi hal itu tidak bisa mereka lakukan, karena jika mereka keluar, maka Ola lah yang akan dipukuli oleh Tony, dan mereka tidak tega melihat sepupunya yang telah membantu mereka disiksa oleh orang lain.
Nasib Tony dan jaringannya selalu mujur, karena selalu lolos dalam pengujian sinar X di Bandara-bandara ketika mau berbisnis. Tapi, seperti kata pepatah “sepandai-pandainya bajing meloncat pasti akan jatuh juga”. Nasib naas menimpa kelompok mereka. Nasib Ola berakhir di bandara Soekarno-Hatta ketika mau memakirkan mobilnya beserta barang bukti Narkotikanya, karena jejaknya sudah tercium oleh polisi Metro Jaya yang sebelumnya rantai hitam mereka terkuak setelah polisi meringkus pelaku narkotika dari Cianjur. Sedangkan, Rani dan Deni dirngkus ketika berada di Pesawat Cathay Pasifik ketika mau ke London,melalui Hongkok dan barang bukti masing-masing sebesar 3 kg dan 3.5 kg Narkotika.Pada hari yang sama, Tony sang suami bersama anak buah mereka ditangkap di rumah kontrakannua,, dan Tewas dalam baku tembak dengan Polisi.
Hal tersebut diutarakan oleh Alex Bambang , kepala direktorat Reserve Metrojaya yang memimpin operasi penangkapan Tony beserta komplotanya. Menurut beliau, Ola adalah seorang pembohong yang handal dan pandai bersandiwara, karena Alex mengaku bahwa sebenarnya Ola telah bergabung kedalam dunia Narkotika ketika masih bergabung dalam pekerjaannya sebagai wanita malam, dan hal tersebut dibenarkan oleh Jaksa Mursidi dan Hakim Asep.



Analisis Bacaan “ Drug Trafficker” Dari Cianjur

1. Realita Struktur Sosial
a. Hubungan Keluarga
1. Hubungan suami istri antara Ola dan Tony
2. Hubungan Ibu dan anak antara Ola dan Eka
3. Hubungan kerabat antara Rani, Ola dan Deni
b. Struktur sindikat narkotika
Tony sebagai ketua sindikat narkotika, Ola sebagai Drug Trafficker, Rani dan Deni sebagai kurir.

2. Tindakan sosial berdasarkan motif
a. Rasional Instrumental
1. Tindakan yang dilakukan pasangan Ola dan Tony sebagai pengedar narkotika membuat kondisi ekonomi mereka menjadi meningkat.
2. Rani dan Deni menjadi kurir dalam sindikat narkotika agar mendapatkan penghasilan untuk melunasi hutang keduanya pada bank.
b. Rasional dan Orintasi nilai
Ola dan Tony menikah
c. Afektif
1. Ola dan Tony menikah karena cinta
2. Ola disiksa oleh Tony dan dipaksa untuk mengikuti bisnisnya
3. Ola menjadi pengedar narkotika karena rasa takut kepada Toni
4. Rani dan Deni menjadi kurir karena meminjam uang kepada Ola dan kasihan kepada Ola.

3. Integrasi Fungsional
a. Rani dan Deni yang ketergantungan kepada Ola dan Tony karena jika tidak berbisnis narkotika maka mereka tidak bisa membayar hutangnya.
b. Dalam strukutur sindikat narkotika, apabila salah satu tertangkap maka akan terungkap dan tertangkap semuanya. Jadi, terjadi saling ketergantungan.


4. Konsep fakta sosial
a. Aras Masyarakat
Penjualan narkotika yang merupakan suatu tindakan negatif baik dikalangan nasional maupun Internasional.
b. Aras Mikro
1. Tony dan Ola ikut sebagai pengedar narkotika
2. Rani dan Deni menjadi kurir Drug Trafficker
c. Aras masalah sosial
1. Ola menjalani bisnis narkotika karena faktor ekonomi
2. Rani dan Deni meminjam uang pada Ola
3. Rani dan Deni yang sepupunya Ola harus disuruh sebagai kurir untuk mengganti uang pinjamannya

5. Pendekatan Objektif dan Subjektif
a. Objektif
menurut hokum peredaran narkotika merupakan tindakan yang melanggar hokum
b. Subjektif
Ola mengaku terpaksa menjalani pekerjaan sebagai Drug Trafficker
Ola mengaku terpengaruh magic Tony


REVOLUSI HIJAU DAN PERUBAHAN
SOSIAL DI PEDESAAN JAWA
Oleh: Sediono M.P. Tjondronegoro

Revolusi hijau di Indonesia dimulai sekitar tahun 1960-an, tetapi sebelumnya sudah pernah, yaitu pada tahun 1967 ketika Hindia Belanda mengantarkan Verbeterde Cultuur Technieken.. Program ini mengacu kepada intensifikasi tanaman pangan (jagung,gandum, dan padi). Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan produksi tanaman padi yang diusahakan tanpa mengubah struktur sosial pedesaan. Revolusi hijau telah membawa Indonesia menjadi importer beras terbesar di dunia pada tahun 1970-an, menjadi Negara berswasembada beras sejak tahun 1984.
Revolusi Hijau seperti sudah diungkapkan mengantungkan petani kaya lebih cepat dari pada petani sedang atau miskin. Yang terjadi sebenarnya adalah polarisasi pengusahaan tanah harus mengubah pemilikan tanah. Petani kaya dapat menyewa lebih banyak tanah dari petani kecil di bawah nama penyewa (petani kecil).Dengan masuknya teknologi baru dibidang pertanian sudah jelas ada lapisan-lapisan masyarakat desa yang bertambah kaya dan berkuasa atau sumberdaya.Potensi ekonomi lapisan yang dimaksud tadi meningkat dan ekonomi uang dan petani lebih cepat bercabang dan memasuki desa . sehingga tidaklah mengherankan, mengapa gejal komersialoisasijuga masuk ke masyarakat desa.
Rencana untuk mencapai keswasembadaan beras telah dirumuskan oleh Departemen Perencanaan Nasional dalam pembangunan semesta (1961-1969). Sasaran rencana ini yaitu produksi beras harus mampu ditingkatkan sehingga konsumsi perkapita dapat meningkat dari 93 kg sampai 100 kg pertahun, untuk meningkatkan produksi protein sampai 60 g perkapita perhari (45 g dari sumber nabati dan 15 g dari sumber hewani). Usaha ini belum berasil karena peningkatan ini dibarengi dengan peningkatan jumlah penduduk yang besar. Sejak tahun 1963/1964 program swasembada bahan makanan diintensifkan dengan pendekatan bimbingan masal (BIMAS), yang diterapkan oleh staf pengajar dan mahasiswa fakultas pertanian IPB di daerah Kerawang. Paket BIMAS yang diberikan termasuk kredit natura pupuk buatan, obat-obatan, bibit unggul, dan biaya hidup petani untuk semusim (Cost of living). Namun, program ini banyak menimbulkan kericuhan sehingga semakin sulit untuk diawasi. Terdapat tiga lapisan petani, yaitu petani penggarap 0,5 ha (enggan menerima), petani penggarap 0,5 sampai 0,7 ha (menerima lamban), penggarap 0,7 ha (penerima baik). petani golongan menengah dan petani kecil atau miskin, merasa kredit yang ditawarkan menimbulkan resiko yang relatif begitu besar.
Menurut tesis yang ditulis M. Lyon ( 1970), sebab konflik yang muncul didaerah pedesaan yaitu penguasaan atas tanah, sedangkan menurut R.W. Franke (1972) dalam thesisnya yang berjudul The Green Revolution In Javanese Village, di ungkapkan bahwa akibat dari BIMAS, petani kaya lebih mampu memperbaiki nasibnya berdasarkan asset tanah dan modal yang di milikinya dari pada petani miskin. Lapisan teratas masyarakat petani mempunyai beberapa keuntungan, kecuali meningkatkan luas tanahnya dan menarik kredit lebih banyak, lapisan tersebut tetap memanfaatkan tenaga kerja yang cukup banyak tersedia. Lapisan atas juga bertambah mampu untuk mengadakan usaha-usaha yang berkaitan dengan ekonomi perkotaan, sehingga jenis-jenis pekerjaan di luar usaha tani lebih mudah di jangkau oleh petani kaya. Lapisan terbawah apabila sudah tidak dapat bercocok tanam sebagai buruh tani di desanya, pindah ke kota untuk mencari pekerjaan di sektor informal seperti jasa dan perdagangan kecil. Gejala urbanisasi di pengaruhi kuat oleh arus penduduk dari desa ke kota. Akibat hal ini, penduduk meninggalkan sektor pertanian sehingga menimbulkan hubungan patron-klien semakin memudar.
Dampak dari adanya Revolusi Hijau adalah semakin jelasnya lapisan-lapisan dalam masyarakat petani, terdapat penguasaan tanah yang menumpuk di kalangan petani dalam arti yang lebih ekonomis. Selain itu juga adanya bentuk organisasi yang dapat di jadikan wadah untuk petani kecil yang memperjuangkan kepentingannya, sehingga para petani merasa lebih leluasa dalm mengeksploitasi lahannya sendiri sehingga tujuan dari sistim pertanian Revolusi Hijau itu bisa Tercapai. Jadi revolusi Hijau yang dicanagkan Pemerintah ini lebih efisien dari pada sistim pertanian lama, sehingga para petani lebih makmur dalam bidang perekonomian tanpa merusak lingkungan.

Analisis Bacaan.

Konsep Perubahan Sosial
Perubahan sosial yang terjadi yaitu pada sistim pertanian lama menjadi sistim pertanian, stuktur Sosial dan perubahan pada kebudayaan, yang berubah secara drastis yang dikenal dengan sebutan Sistim Revolusi Hijau dimana semua aspek kehidupan berubah.serata dalam Perubahan teknologi dan semberdaya manusia serta Alam.
Sumber-sumber Perubahan Sosial
1. Lingkunagn Alam
Terjadi pada perubahan tanaman pertanian dengan hasil yang lebih memuaskan dan memperindah lingkunagn hidyp dengan melestarikan alam pada Sistim revolusi Hijau
2. Kependudukan
Bertamabahnya penduduk yang lebih makmur akan memacu para penduduk untuk memperoleh keturunan karena bertambahnya sumber pendapatan mereka dari pertanian akibat perubahan sistim pertanian yang lama menjadi sistim pertanian dengan Revolusi Hijau
3. Inovasi dan Dfusi
Terbukti dari adanya perubahan yang mendasar terhadap pelembagaan dan perubahan ide serta pada gagasan para petani dan pemerintah untuk menyelamtkan pertanian untuk mendapatkan hasil yang lebih memuaskan untuk pemerintah sendiri dan terhadap perekonomian para peani dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

Bentuk-bentuk Perubahan Sosial
4. Perubahan Pada personal
Terjadinya perubahan pada komposisi Penduduk dalam berpola pikir dan berawal dari pengalaman terhadap sistim yang baru
5. Perubahan pada fungsi struktur sosial
Perubahan terjadi pada sistim pertanian dari yang lama menjadi sistim pertanian yang berpedoman kepada sistim Revolisi Pemerintah yang lebih menguntungkan bagi para Petani
6. Perubahan Dalam Hubungan struktur
Adanya pelapisan Pertanian berdasarkan Area pertanian dan pengahilan mereka dalam Pemanenan
7. Perubahan Struktur sosial
Perubahan kepada Sistim Pertanian Revolusi Hijau
Tingkatan Perubahan Sosial
Terjadi pada tingkatan masyarakat dan Global, pada Masyarakat yaitu perubahan sistim Perekonomian, sedangkan Pada Global yaitu pemodernisasi dan Revolusi Pertanian
Gerak-Gerik Perubahan
Terjadi karena adanya pendangan dan ide untuk menjadi lebih makmeur dan lebih baik dari pertanian sebelumnya sehingga pemerintah mempunyai ide untuk merubah sistim pertanian yanh=g lebih menguntungkan dan mengangkat sistim perekonomian masyarakat dan para petani yaitu sistim Revolusi Hijau
Strategi Pembangunan
Strategi perubahannya yaitu mengacu kepada sistim pertanian yang lebih efisien dan maju serta lebih menghemat kebutuah akan sumberdaya lain dengan tidak mengubah kondisi lahan pertanian tersebut tapi dengan merubah sistim pertanian yang lebih Hijau yang Hasilnya lebih memuaskan dan menguntungkan dan tidak merusak alam, yang mengacu pada Modernisasi.


TERJADINYA PEMUSATAN KEKUASAAN
Catatan untuk Bachrun Martosukarto
Oleh: Sulardi
Terjadinya pemudatan kekuasaan berawal dari denokratisasi yang tidak berjalan dengan lancar.Penyebabnya adalah adanya peraturan yang menyimpang dari konstitusi dikarenakan peraturan ini cenderung mengarah pada semakin besarnya kekuasaan presiden. Disamping itu sejarah telah membuktikan bahwa dalam perjalanan Negara mudah muncul Rezim yang berbeda dengan tujuan yang sebenarnya.Misalnya adanya Maklumat pemerintah 4 November 1945, Maklumat Presiden No. 1 tahun 1946, Maklumat Presiden No. 6 1947, bahkan adanya TAP MPRS mengangkat {residen RI sebagai presiden seumur hidup.
Penyimpangan ini terjadi pada masa penumpasan G/30 SPKI.Perbedaan terdapat pada cara menyerahkan kekuasaan.Penyebab lainnya ialah tak berkutiknya lembaga tertinggi. Seperti pada DPR, adanya Paket UU membuat DPR seakan bisu. Pada MPR, ditetapkannya Presiden sebagai mandataris MPR membuat salah penafsiran sehingga secara tidak langsung rakyat memandatkan kedaulatannya pada presiden. Akibat inilah terjadi proses demokrasi yang tidak berjalan sehingga kembali lagi pada pemusatan pada presiden. Solusinya adalah reformasi politik sebagai jawaban atas permasalahan ini yang harus dilakukan oleh semua pemegang kekuasaan untuk memutus siklus ini.



PENGGULINGAN KEKUASAAN : ANTARA ORLA DAN ORBA
(Oleh : Panji Semirang)
Orde lama adalah tatanan kehidupam berbangsa dan bernegara pada zaman Soekarno.Penggulingan kekuasaan baik Orla maupun Orba disebabkan oleh hal yang sama yaitu adanya rezim kekuasaan pada presiden. Persamaan dalam tiap penggantian kekuasaan terjadi pertumpahan darah yang tak terelakkan. Pada pergantian Orla pertumpahan darah dilakukan oleh PKI yang kemudian menjadi balas dendam yang cukup dahsyat.Tatanan Penggantinya adalah Orde Baru, menggukingkan Orde lama yaitu masa Pemerintahan Soekarno dan Soeharto sigantikan Oleh BJ. Habbie
Sebenarnya Presiden Soekarno mundur melalui dua proses yaitu menyerahkan semacam mandat melalui Surat Perintah 11 Maret (SUPERSEMAR) dan partai-partai Islam di DPR mengeluarkan pernyataan agar presiden Soekarno turun. Lalu diadakan sidang MPR 1967 menurunkan presiden Soekarno. Sedangkan presiden Soeharto mundur hanya melalui langkah besar, dia diturunkan setelah mahasiswa dan pimpinan DPR mengultimatum agar wakil-wakil rakyat segera mengadakan sidang. Kemudian menteri-menteri bidang ekuin sebagian besar tidak mau duduk di dalam kabinet reformasi yang merupakan hasil reshuffle atas kabinet pembangunan VII. Komite reformasi yang akan didirikan oleh presiden Soeharto tidak mendapat anggapan positif.

Ikhtisar Bacaan 3

SAMPANG DAN TRADISI PERLAWANAN
(Oleh : Anwar Hudijono)
Acap kali kita mendengar kata daerah Sampang.yang terkenal dengan sosok masyarakat yang sifatnya kaku dan keras. Masyarakatnya memiliki tradisi melakukan perlawanan terhadap kezaliman penguasa. Hal itu dikarenakan mereka ingin proses demokrasi lebih mengutamakan action untuk melawan rezim otoritariann yang dikakukan oleh pemerintah pada masa itu, yaitu pada masa jabatan Gusdur dari PKB
Peristiwa yang terjadi di Sampang tersebut dikenak dengan sebutan peristiwa proyek Waduk Nipah, dan peristiwa itu dilakukannya lagi pencoblosan ulang tahun 1997.yang pertama dilakukan di Indonesia. Mareka menganggap bahwa pemilu tersebut penuh kecurangan karena ingin memenangkan partai penguasa Golkar. Hanya daerah Sampang lah yang membuat Golkar tidak menang dalam pemilu. Terjadilah perebutan ”suara” masyarakat Sampang dengan melakukan berbagai strategi dari tiap partai untuk mengambil simpatisan dari warga Sampang.

Analisis Bacaan 1, 2 dan 3


No Analisis Bacaan 1 Bacaan 2 Bacaan 3
1 Konsep Kekuasaan dan Wewenang serta buktinya Adanya proses pemusatan kekuasaan pada presiden yang berpangkal pada demokratisasi yang tidak terselenggara secara wajar dan sepantasnya.
·1 Berakhirnya kekuasaan orde baru disertai dengan anomie buktinya yaitu terjadinya provokasi kerusuhan,demontrasi, dan penjajahan
·2 Adanya Kekuasaan pemerintah bersifat kumulatif yaitu presiden sekaligus merangkap sebagai Ketua Dewan Pembina Golkar, hal ini membuat presiden menjadi sangat berkuasa.
·3 Adanya Kekuasaan pemerintah bersifat otoriter terhadap rakyat Sampang, tetapi rakyat Sampang melakukan perlawanan terhadap tindakan pemerintah tersebut.
2 Unsur dan Saluran Kekuasaan Unsur Takut:
Rasa Takutnya masyarakat pada pejabat pemerintahan yang memusatkan pemerintahan
Saluran Politik :
·1 Munculnya paket UU Politik, UU kedudukan, dan susunan MPR/DPR/DPRD, UU Parpol, UU ormas dan UU referendum.
Saluran Ideologi :
·2 Munculnya doktrin bahwa apa yang dikatakan pemerintah itu adalah sesuatu yang benar. Unsur takut:
Rasa Takutnya berpartisipasi terhadap peloporan orde baru

Saluran militer :
·1 RPKAD militer dan mahasiswa menguasai rencana penggulingan Soekarno.

Saluran ekonomi :
·2 Kebijakan harga BBM dan tarif angkutan yang naik.
·3 Pemerintah mengatur keadaan ekonomi setelalah keadaan ekonomi membaik pemerataan tidak berjalan dengan baik. Unsur takut:
Rasa takut rakyat Sampang terhadap pemerintah yang lama-lama hilang dan menjadi perlawanan karena tindakan pemerintah yang sewenang-wenang.

Saluran militer :
·1 Kekuasaan militer digunakan untuk membasmi perlawanan rakyat Nipah di Sampang.
Saluran Politik :
·2 Partai Golkar menguasai politik di Indonesia.
Saluran Tradisional: adanya tradisi untuk memperjuangkan daerah dengan wakil dari putra daerahnya sendiri

3 Distribusi dan Monopoli Proses Pendistribusian kekuasaannya tidak merata karena terjadi pemusatan kekuasaan pada jaman Soekarno. Proses Pendistribusian kekuasaan tidak merata juga karena presiden Soeharto pada waktu itu mempunyai kekuasaan ganda yaitu sebagai presiden dan Dewan Pembina Partai Golkar. Proses
Pendistribusian kekuasaan tidak merata karena kekuasaan bersifat polimorfik yaitu beberapa orang dapat membuat keputusan dari suatu masalah yang terjadi.
4 Lapisan Kekuasaan Tipe Demokratis:
Yaitu terlihat dari adanya proses pemusatan kekuasaan yang ditentang oleh masyarakat itu sendiri Tipe Demokratis:
Adanya keinginan masyarakat untuk mengakhiri rezim Orde lama ke Orde Baru. Tipe Oligarkhis:
Harapan masyarakat Sampang untuk memilih wakil dari daerahnya sendiri untuk menjadi anggota legeslatif Yang berjuang untuk mereka.




SALURAN PEMERATAAN INFORMASI
DI PEDESAAN: KORAN MASUK DESA
ATAU JARINGAN KOMUNIKASI
SOSIAL?
Oleh: M. Alwi Dahlan

Saluran Informasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah untuk para Masyarakat desa yang kurang akan informasi mendapat sambutan yang baik dari Khalayak ramai,dari bernagai pihak yang merasa diuntungkan.Program ini dikenal dengan sebutan Koran masuk desa (KMD). Bayak pihak yang merasa diuntungkan dari program ini dan banyak pula yang merasa dirugikan. Program ini bertujuan agar masyarakat Desa tidak ketinggalan informasi dari dunia luar dan dalam negri, misalnya kegunaan bagi masyarakat desa misalnya untuk mengetahui harga dari gabah, harga bibit atau harga pupuk yang ditetapkan Pemerintah. Tapi program ini juga kurang efektif dilakukan kepada masyarakat desa,karena biaya KMD mungkin lebih mahal dari Koran-koran biasa yang dijual diKota-kota. Hal ini mungkin disebabkan karena Produksi Koran yang sedikit sehingga ongkos produksinya pun lumayan mahal.Kebanyakan dari Masyarakat desapun lebih cendrung kepada media Komunikasi lain, seperti radio dan kaset yang sudah beredar dikalangan mereka. Jika dihadapkan pada pemilihan antara Media baca dan televise atau radio, maka mereka lebih cenderung memilih media elektronik yang mudah apalagi kalau media mudah tersebut juga murah,bahkan gratis.
KMD sebenarnya juga merupakan suatu inovasi yang tersendiri yang dapat membawakan perubahan ke masyarakat sasarannya di Desa-desa. Tetapi dalam hal ini mengalami keterbatasan, terutama dalam menjalankan fungsinya. Dari satu pihak sebagai media Modern, KMD harus mendorong arus Informasi, Keterbukaan,dan partisipasi Politik. Gambaran umum mengenai komunikasi dalam masyarakat kita, antara lain yang berikut, Komunikasi Interpersonal, harus mempunyai Ciri-ciri system Komunikasi feudal, Pemuka-pemuka yang harus mempunyai tatanan dan pranata yang telah berakar dalam Masyarakat. Beberapa penelitian mengenai jaringan sosial yang diadakan baru-baru ini juga memberikan gambaran yang agak berbeda dari gambaran yang agak berbeda dari gambaran dan asumsi-asumsi yang selama ini ada. Studi tersebut diadakan pada dua lokasi pedesaan di Sumatera Barat dan Jawa Tengah, yang menyataka bahwa kalau Di Sumbar itu pemika formal atau Wali Nagari yang berhubungan dengan penyuluhan komunikasi pada masyarakat Desa, sedangkan di Jawa Tengah pengkomunikasian tergantung dengan bidang atau badan yang berhubungan dengan Kekuasaan. Jadi Alternative kominikasi untuk golongan miskin, informasi ini adalah jaringan komunikasi social golongan ini sendiri dengan membentuk jaringan-jaringan lokal yang sesuai bentuk tempatnya, mempergunakan media yang mudah seperti Televisi dan akan mempermudah proses penginformasian kemasyarakat Desa.

Bacaan 2

KONDISI SOSIO-KUTURAL DALAM
ERA TELEVISI TRANSNASIONAL
Oleh: Veven S.P. Wardhana

Kenyataan saat ini m,enunjukan bahwa proses Pengkomunikasian telah berkembng dari masa ke masa. Misalnya saja televisi, yang dulunya dikuasai oleh stasiun televisi milik pemerintah, tapi sekarang ini yang paling terkenal itu adalah stasiun televisi swasta, yang masing-masing siaran memiliki keunggulan dalam pengeksposan dalam komunikasi yang berbeda. Terjemahannya, selain revolusi komunikasi dan informasi itu memang benar adanya, jabaran keduanya: dengan berfungsinya berbagi satelit di angkasa yang kian bertambah jumlahnya, selain pemakai jasanya juga sekalligus bertambah era televise transnasional,yang terjadi. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang memusatkan perhatiannya pada bidang komunikasi, yaitu televise yang berkembang pesat dari masa ke masa. Sama-sama diketahui televise swasta yang pesat itu adalah stasiun televisi yang siarannya lebih menjurus dan menjawab kebutuhan masyarakat akan informasi yang sedang berkembang pada saat itu.
Untuk melengkapi ketidakseimbangan arus informasi ini, bisalah kita buka-buka Wj.Howell, World Broadcasting in the Age of the Satellit (1986), selain George Gerbner,World communication: A Hand Book (1984). Universalitas dan Universalisasi rasa-rasanya hanya menjadi monopoli dan hak negeri industri. Akankah stasiun-stasian negeri sendiri-sendiri juga agensi di luar institusi televise melawan dominasii ini dengan membikik paket success story negeri berkembang dan sejenisnya untuk disuplai dan ditayangkan televisi transnasional/Indonesia, Buletin Siang, Nuansa Pagi, Buletin Malam dan sekilas info yang merupakan paket Join RCTI dan SCTV.

Analisis Bacaan
Bacaan 1
Komponen dan Proses Komunikasi
Komponen Komunikasi pada bacaan 1 adalah Koran masuk desa yang merupakan media bagi masyarakat untuk menambah informasinya
Adanya pengaruh media lain,seperti radio yang memberikan anggapan baru dari masyarakat untuk mengkonsumsinya,
Prosesnya yaitu proses masuknya KMD yang dapat diterima masyarakat dan sebagian masyarakat juga sulit untuk menerimanya.
Proses Program pemerintahah untuk mencangkan pengkomunikasian di desa-desa yang bertujuan untuk penyetaraan komunikasi di seluruh masyarakat.
Konsep Komunikasi Primer dan Sekunder
KMD termasuk komunikasi Sekunder karena terdapat media komunikasi yang digunakan yaitu radio dan Koran
Konsep Komunikasi Antara Individu, kelompok dan massa
· Antar individu, yaitu dialog antara masyarakat desa
· Antar massa, yaitu antara masyarakat dan instansi pemerintah yang ditunjuk oleh pemerintah.

Komunikasi tradisional, Komunikasi dua langkah dan Komunikasi lintas budaya
Komunikasi tradisional: komunikasi antar masyarakat Desa dalam menentukan pilihan untuk memilih media komunikasi dan Informasi.
Komunikasi dua langkah: Penyampain informasi atau berita dari Walinagari ( Sumatra Barat ) kepada masyarakatnya.dan Di Jawa Tengah.
Komunikasi Lintas Budaya; Komunikasi KMD yang memasuki desa dalam pendistribusian informasi
Bacaan 2
Komponen dan Proses Komunikasi
Komponen Komunikasi pada bacaan 2 adalah adanya stasiun televisi baik sebagai sumber informasi dari masyarakat diseluruh pelosok dunia.
Adanya persaingan antar stasiun televisi nasional dan Swasta dalam penyampain komunikasi dari pusat keseluruh pelosok masyarakat.
Prosesnya yaitu proses masuknya dan penerimaan televise dikalangan masyarakat tergantunh pilihannya.
Proses Program pemerintahah untuk mencangkan pengkomunikasian melalui media televisi di desa-desa yang bertujuan untuk penyetaraan komunikasi di seluruh masyarakat.
Konsep Komunikasi Primer dan Sekunder
Televisi termasuk komunikasi Sekunder karena terdapat media komunikasi yang digunakan yaitu
Konsep Komunikasi Antara Individu, kelompok dan massa
a. Antar individu, yaitu dialog antara masyarakat desa
b. Antar massa, yaitu antara masyarakat dan instansi pemerintah yang ditunjuk oleh pemerintah.
c. Antar kelompok, yaitu persaingan antara stasiun televisi swasta dan televisi nasional

Komunikasi tradisional, Komunikasi dua langkah dan Komunikasi lintas budaya
Komunikasi tradisional: komunikasi antar masyarakat Desa dalam menentukan pilihan untuk memilih media komunikasi dan Informasi.
Komunikasi dua langkah: komunikasi dari televise kepada masyarakat.
Komunikasi Lintas Budaya: Komunikasi yang memasuki desa dalam pendistribusian informasi


Perubahan Ekologi Pertanian: dari Revolusi Hijau ke System of Rice
Intensification
Oleh:
Rina Mardiana dan Soeryo Adiwibowo
Banyak hal yang disebabkan oleh perubahan ekologi pertanian dan pola piker masyarakat desa yang sebagian bermata pencaharian sebagai petani. Dalam hal ini terjadi adalah Revolusi hijau yaitu kasus yang sering dibahas dan dikritik oleh banyak kalangan. Revolusi Hijau ini terjadi pada varietas-varietas tanaman pangan dan pokok bagi bangsa dan seluruh dunia.revolusi Hijau ini juga terjadi di bidang perikanan, yakini disebut dengan revolusi Biru, yaitu tentang perubahan sisteim kelautan dan pengelolaan tehadap seluruh sumberdaya yang ada didalamnya seperti terumbu karang dan ikan-ikan yang ada didalamnya.
Sistim pertanian yang diterapkan oleeh masyarakat dan pemerintah dalam meningkatkan hasil dari pertanian dan makanan Pangan.Sistim pertanian ini ditunjang oleh varietas-varietas unggul oleh tanaman yang akan dibudidayakan dan ketersediaan pupuk.Kebijakan dan praktek ini mengarah pada erosi plasma nutfah pertanian dan pengetahuan tradisional petani mengenai sistem pertanian yang lebih berkelanjutan . ketahanan pangan menjadi terganggu manakala petani tidak Pemerintah mempunyai “tabungan’ aneka benih dan harus tergantung pada satu varietas benih saja, yang harus mereka beli setiap kali tanam.
Konsevasi lahan subur yang dilakukan oleh pemerintah kebanyakan tidak mendasra, ini diakibatkan oleh investtasi dari revolusi Hijau dan revolusi Biru Sebagai upaya untuk mendekatkan teknologi kepada petani, maka diperlukan pendekatan baru yang spesifik lokasi berdasarkan permasalahan yang dialami para petani. Salah satu teknik pertanian yang merupakan hasil pengembangan dari pengetahuan tentang proses ekologis adalah Sistem Intensifikasi Padi. Metode ini merupakan sebuah teknologi berkelanjutan yang menguntungkan petani karena memberikan hasil produksi lebih tinggi. Dalam sistem ini terjadi penghematan air sampai dengan 50%. Pada tahun 2004, dimana secara internasional dan nasional dideklarasikan sebagai tahun beras, semakin banyak petani kecil di Indonesia yang mulai meenerapkan SRI, sebagai cara yang cukup revolusioner dalam bercocok tanam padi.

BACAAN 2
MANFAAT KEARIFAN EKOLOGI TERHADAP PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
Studi Etnoekologi di Kalangan Orang Biboki
Oleh: Yohanes Gabriel Amsikan
Wilayah Biboki adalah daerah sabana, yakni padang rumput yang luas diselingi belukar yang begitu hebat lebat. Keadaan ini menuntut orang Biboki untuk berusaha dan berjuang untuk mengadaptasikan pola-pola bertani mereka kedalam tanah yang kurang subur, namun demikian pembabatan hutan gundul merupakn aktifitas masyarakat Biboki untuk mengatasi kesuburan tanah mereka. Dengan kata lain aktivitas pengetahuan ekologi masyarakat petani di desa, khususnya di kalangan orang Biboki di desa Tautpah ini memiliki implikasi positif dan strategis tterhadap pemeliharaan lingkungan hidup.Sebagian besar masyarakat biboki mencoba untuk menaklukan tanah dengan pola Ekologi yang benar.
Kearifan ekologi dalam masyarakat biboki menjadi upaya hidup mereka dalam mempertahankan keaadaan dan hidup mereka juga. Masyarakat biboki melakukan pemilihan yang matang dan super inteensif dalam menetapkan tanah yang mau dipakai untuk pemukiman dan tanah sebagai mata pencaharian, untuk mempertahankan sebidang tanah, masyarakat seiiring harus mengorbankan diri, meneteskakn darahnya bahkkan nyawa sekalipun.
Studi etnoekologis mengenai sistem perteanian untuk mmenguak kearifan ekologi orang Biboki memberikan sejumlah informasi, pertama kenyataan bahwa lingkungan alam seperti tanah, hutan dan air perlu dijaga agar tetap memberikan hasil yang memadai seetiap kali diolah., Kedua, selain persamaan terdapat pula perbedaan. Bagi pemerintah, tanah yang masih banyak belukar atau hutannya, berguna untuk menjaga kesuburan tanah dan menjadi tempat berling margasatwa. Ketiga, orang Biboki memiliki pola perilaku yang berbeda, karena mereka memiliki pemahaman yang berbeda dengan pemerintah menggenai lingkungan. Kearifan ekologi ini jelas berbeda dengan pemerintah yang mendasarkan pemikirannya pada temuan-temuan ilmiah mengenai kerusakan alam yang ditentukan antara lain melalui ukuran fisik dan biologis.
Dari temuan-temuan di atas, maka dapat dimengerti bagaimana himbauan-himbauan untuk melestarikan alam “gagal” ditanggapi oleh orang Biboki. Guna menghindari sikap etnosentris, peneliti perlu memperhatikan gagasan dari sudut pandang orang lain, terutama masyarakat yang di teliti. Dengan demikian, dapat terjadi perpaduan sudut pandang antara peneliti dan masyarakat yang diteliti.
ANALISIS BACAAN
BACAAN 1

Unsur-Unsur Kebudayaan
Adanya sarana ekploitasi dalam melakukan perubahan ekologi pertanian dari sistim revolusi hijau kepada SRI
Adanya pola perilaku masyarakat dalam menyesuaikan diri perubahan revolusi hijau ke SRI
Adanya pola yang sama antara Revolusi Hijau dan revolusi Biru
Faktor demografi dan pola-pola pemukiman dari masyarakat dalam perubahan sistim pertanian
Sistim pertanian Adaptif dengan kondisi ekologi
Revolusi Hijau termasuk kedalm sistim adaotasi ekologi yang kurang adaptif karena hanya masyarakat yang mencoba untuk melakukan hal tersebut sebagian lagi hanya sebagai penonton setia tanpa partisipasi sedikitpun
Revolusi Biru hamper sama seperti pada perlakukan masyarakat di revolusi Hijau, hampir sama.
System of Rice Intensification (SRI) termasuk kedalam pola adaptasi eklogi yang adaptif yang bisa menyesuiakan bagaimana sistim pertanian yang tidak mendatangkan kerugian yang lumayan besar dan dapat dibudayakan dalam semua kalangan masyarakat. Sitim ini sangat menguntungkan sekali bagi petani karena dapat mengahasilkan hasil produksi yang tinggi.
BACAAN 2
Unsur-unsur Kebudayaan
Pemahaman masyarakat dalam menentukan dan beradaptasi dalam berurusan dengan tanah, baik itu untuk pemukiman maupun untuk lahan pertanian
Pola pemukiman Masyarakat yang hidup berladang berpindah untuk mencari sumber kehidupan baru yang lebih layak
Perilaku masyarakat Biboki yang berbeda dengan Masyarakat ldi daerah lai, misalnya dalam pemilihan lahan, penentuan pemukiman, dan dalam kepercayaan akan Mistik
Struktur masyarakat Biboki yang unik yaitu adanya penemtuan dalam pengelolaan tanah
Ciri-ciri Adaptasi Ekolgi : masyarakat Biboki sudah bisa dikatakan beradaptasi ekologi karena pada masyarakat Biboki sudah dikenal Proses Pemilihan Lahan multifungsi, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi dari wilayah itu sendiri
Arahan pertanian: masyarakat Biboki dalam melaksanakan sistim pertanian dapat dikatakan sudah mengarah pada arah Posbilisme Lingkungan karena masyarakat biboki telah bisa menaklukan alam khisusnya lahan yang kurang baik dijadikan sebaik mungkin untuk fungsi-fungsi tertentu yang lebih berguna, misalnya dalam pemilihan lahan untuk tanah pertanian, pemukiman maupun untuk kandang.


SISTEM STATUS DAN PELAPISAN
MASYARAKAT SISTEM STATUS
YANG BERUBAH

Runtuhnya Sistem Status Kolonial dalam
Abad Kedua Puluh
Oleh W.F. Wertheim

Pada abad ke 19 banyak dikenal pelapisan masyarakat kolonial menurut garis ras,yang lazim terdapat di Jawa. Sedangkan di pulau-pulau seberang, uanglah terutama yang melakukan pendobrakan terhadap system asli yang lama.Pendidikan juga dinamis di pulau-pulau Jawa.pada abad 19 ini meningkatnya perbedaan profesi.Bertambah meluasya ekonomi uang dan meningkatnya hubungan dengan barat telah menyebabkan timbulnya lapisan pekerjaan baru, seperti montir, sopir dll. Orang Indonesia kemampuan teknis mereka tinggi dan lebih suka pekerjaan di bidang perdagangan dibandingkan dengan yang lainnya.Pada tahun 1930, terdapat stratifikasi dalam pekerjaan mereka cenderung mengambil pekerjaan yang kurang intelek. Pendidikan telah menciptakan seluruh kelas Indonesia yang mempunyai pendidikan Barat sampai ke tingkat tertentu,dan adanya kelas ini telah menimbulkan suatu akibat yang sama dinamisnya terhadap system statys di Jawa seperti pengaruh perkebunan karet di luar Jawa.
Terdapat tiga golongan mayarakat administif menurut kelompok penduduk pada tahun 1938 diperbandingkan dengan tahun 1928, yaitu Eropa,Indonesia dan Timur asing.hal ini dapat dianalisis melalui staf, dan tingkat Pegawai. Ketika dinding-dinding ras semakin hilang, ketegangan semakin bertambah. Perbedaan pendapat pada umuny6a masih sejalan dengan rpembagian ras, dimana rata-rata pendapatan orang Eropa adalah yaitu yang tertinggi, pendapat orang Cina di tengah-tengah dan pendapatan orang Indonesia yang paling rendah.Pada tahun 1920, golongan Indo bergabung dalam persatuan Indo Eropa dalam menghadapi kelas yang sangat menanjak yaitu orang-orang Indonesia yang berpendidikan Barat.


Bacaan 2

SITUASI SOSIAL DUA KOMUNITAS
DESA DI SULAWESI SELATAN
Oleh: Mochtar Buchori dan Wiladi Budiharga


Desa Maricaya Selatan

Kominitas maricaya selatan terdiri atas lima golongan yang menempati tiga lapisan pokok, yaitu: Golongtan pejabat dan kelompok Profesional di lapisan atas, Golongan alim ulama, golongan pegawai dan golongan pedagang di lapisan menengah, serta golongan buruh di lapisan bawah. Dilihat dari segi Ekonomi terdapat tiga lapisan masyarakat yaitu, Lapisan ekonomi mampu, Menengah dan lapisan ekonomi Miskin, yang persentasenya,10%, 60% dan 30%.Kesempatan pendidikan bagi anak-anaknya tersedia cukup luas dari tingkat TK sampai dengan Perguruan Tinggi, yang umumnya menginyam jenjang pendidikan. Masyarakat Maricaya Selatan tampaknya menikmati sekali kesempatan yang tersedia seoptimal mungkin., walaupun ekonomi mereka dibilang cukup tidak mampu,tapi mereka berusaha sekuat mungkin untuk menyekolahan anaknya.Agamanya yang paling menonjol adalah Islam, sedangkan lapisan yang paling banyak memiliki pesawat televisi adalah lapisan atas.

Desa Polewali (Semi Urban)
Dalam masyarakat ini dikenal tiga lapisan juga, Ulama, Pemangku Adat dan Pejabat disebut lapisan atas, pedagang sebagi lapisan menengah sedangkan Buruh sebagi lapisan bawah. Kebanyakan lapisan atas ini dipenuhi oleh masyarakat Bugis.Pemangku adat dan alim ulama dan Pejabat, termasuk golongan atas sebanyak 35%,Pegawai negri termasuk golongan menengah sedang sebnyak 55% serta Pedagang dan Buruhtermasuk lapisan bawah, Miskin sebanyak 10%. Mayarakat Polewali pada dasarnya merupakan masyuarakat yang lugas mengisi kehidupan mereka sehari-hari dengan berbagai usaha untuk menghadapi dan menyelesaikan persoalan-persoalan nyata yangt terdapat dalam lingkungan mereka. Pasda tahap perkembangan seperti ini Masyarakat Poleweli berada pada tahap Inward looking. Yang tampaknya merupakan perkecualian dalam hal ini ialah golongan pejabat setempat.


Analisis Bacaan

Bacaan 1.
1. Konsep Stratifikasi Sosial
a.Diferensiasi dan Inequality Social
Perbedaan Ras, bakat dan keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing ras, yaitu Eropa, Indonesia dan Cina
b.Proses Terbentuknya Stratifikasi Sosial
Stratifikasi social dapat terjadi karena adanya pembagian kerja dalam masyarakat, konflik social, dan hak kepemilikan pribadi. Stratifikasi social ini dapat juga terjadi melalui urutan yang saling berhubung dan saling ketergantungan satu sama lain. Jadi Strratifikasi social ini terjadi karena adnya perbedaan dab persamaan diantara keduanya. Dapat dilihat dalam bacaan
Adanya pelapisan social yaitu menjadi 3 tingkat yang saling berbeda pada ras Cina, Asia dan indonesia.
Adnya sudut pandang yang berbeda untuk menilai stratifikasinya.
c. Sistimnya termasuk sistim tertutup yaitu didasari pada ras dari masing-masing rumpun kelahiran.
2.Dimensi yang mendasari

Kehormatan : Eropa, Indonesia dan Pribumi
Ilmu Pengetahuan : Cendikiawan, Semi Cendikiawan dan Non-cendikiawan
Kekayaan : Pedagang Cina, Pedagang Tribumi dan Buruh
3.Konsep Mobilitas Sosial
Mobilitas horizontal=tidak ada
Mobilitas vertical = - Climbing=jabatan yang tinggi sekarang dapat diisi oleh pribumi
Sinking= Dialami bangsa Cina, yang mengalami keterpurukan.
Bacaan 2

1. Konsep Stratifikasi Sosial
a.Diferensiasi dan Inequality Social
Perbedaan pendidikan,Pekerjaan dan lapisan ekonomi pada masing-masing Ras yang mengakibatkan kemampuan berbeda-beda untuk menciptakan suatu stratifikasi yang baru.
b.Proses Terbentuknya Stratifikasi Sosial
Stratifikasi social dapat terjadi karena adanya pembagian kerja dalam masyarakat, konflik social, dan hak kepemilikan pribadi. Stratifikasi social ini dapat juga terjadi melalui urutan yang saling berhubung dan saling ketergantungan satu sama lain. Jadi Strratifikasi social ini terjadi karena adnya perbedaan dab persamaan diantara keduanya. Dapat dilihat dalam bacaan
1.Adanya pelapisan social yaitu menjadi 3 tingkat yang saling berbeda pada masing-masing desa yang stratifikasinya kuat.
2.Adanya sudut pandang yang berbeda untuk menilai stratifikasinya.
c. Sistimnya termasuk sistim terbuka yaitu didasari pada kedudukan beberapaisan masyarakat yang mempengaruhi stratifikasi.
2.Dimensi yang mendasari

Kekayaan (Maricaya selatan) : Pejabat professional, alim ulama dan pedagang dan pegawai, Buruh
Kehormatan (Poliweli) : alim ulam dan pemangku adat, pegawai negeri, Buruh.
3.Konsep Mobilitas Sosial
Mobilitas horizontal=ada
Mobilitas vertikal = karena sistem pelapisan terbuka mungkin saja naik dan mungkin saja turun status pada lapisan di masyarakatnya,



STRUKTUR INTERAKSI KELOMPOK
ELIT DALAM PEMBANGUNAN
Penelitian di Tiga desa santri
Oleh:
Sunyoto Usman

TOLONG BANTU PERBAIKI
PERTANIAN KAMI
Oleh:
Muhammad Syaifullah


Iktisar

Bacaan 1:

Kelompok elit sangatlah potensial sebagai agen perubahan terutama dalam menjembatani antara kemauan pemerintahan dan kepentingan masyarakat. Istilah elit disini adalah anggota suatu kelompok kecil dalam masyarakat yang tergolong disegani, dihormati,Kaya akan kekuasaan. Dalam Pendataan struktur social kelompok elit banyak yang ditemukan strukturnya yang diperoleh melalui beberapa pendekatan, diantaranya adalah,Pendekatan Positional Approach (mencari individual-individual yang menempati posisi penting dalam lembaga-lembaga social), Pendekatan Repational Approach (melakukan wawancara mendalam dengan informan-informan kunci untuk mengklasifikasikan tokoh-tokoh masyarakat yang menjadi panutan masyarakat). Pendekatan Decisional Approach (melihat penampilan nyata tokoh-tokoh masyarakat dalam proses pengamnilan keputusan). Dari pendekatan tersebut diketahui bahwa elit desa itu bias terdiri atas pamong Desa, Pemuka adapt, Pemuka Agama, Petani Kaya,dan lain-lain. Anggota kelompok elit saling berinteraksi membentuk suatu saringan sosiometris , karena semakin banyak jumlah bubungan tidak langsung yang dimiliki oleh seorang elit, semakin tinggi pula derajat integrasi elit itu dengan kawan-kawan interaksinya ( contactess )


Bacaan 2 :

Masyarakat di Kondolo melakukan Pertemuan denagn kepala seksi konservasi Taman Nasional (TN) Kutai, kedua belah pihak bersengketa bahwa, masyarakat di Kondolo mempunyai tradisi mencari kayu dan menebanginya dikawasan hutan TN. Hal ini disebabkan karena pertanian masyarakat di Kondolo dilanda oleh kekeringan dan Hama Tikus, dua tahun yang lalu, sehingga mereka tidak mempunyai mata
pencarian lagi, dan merekapun telah melaporkan kepada Pemerintah untuk mengirimkan Penyuluh pertanian ke Daerah mereka, Tapi tidak digubris dengan baik oleh pemerintahan. Dan akhirnya karena tidak digubris masyarakat beralih profesi menjadi pengumpul kayu hutan TN. Pihak Jagawana TN sendiri telah mencoba untuk mengatasi masyarakat yang mengambil kayu di dalam kawasan hutan TN, dan masyarakat Kondolo sendiri tidak menghiraukan itu.Makanya penebangan Hutan dilakukan oleh masyarakat tersebut serta pengkaplingan tanah TN. Sehingga pihak TN mulai bertindak tegas, tapi masyarakat kendolo menanggapinya dengan perlawanan yang kuat. Sampai kini tidak ada batas yang jelas antara wilayah-wilayah Kondolo, dengan TN Kutai sendiri. Keadaan ini membuat hubungan antara Jagawana dengan warga menjadi ada jarak bahkan tidak jarang saling terjadi benturan kepentingan.


Analisis Bacaan

Bacaan 1:

1. Ineraksi Sosial
1.Antar Individu
a. Elit dengan elit
b. Elit dengan individu lain dalam masyarakat
2.Antar Kelompok
a. masyarakat dengan Masyarakat lain
b. Kelompok elit dengan kelompok elit lain
3. Antara Individu dengan kelompok
Elit dan masyarakat

2.Bentuk-bentuk Interaksi sosial
1. Asosiatif
a. Kerja sama
1. Kerja sama Antar Komunitas elit
2. Masyarakat dengan Masyarakat lain
3. Kerja sama antara elit dengan masyarakat
4. Peneliti Sunyotto dengan penduduk di desa Santri
5. Elit Pamong Desa dengan masyarakat
6. Kerjasama untuk mncapai kompromi dalam musyawarah desa
b. Akomudasi
Toleransi antara elit dengan masyarakat
c. Asimilasi
mengakrabkan elit dan masyarakat
2. Disosiatif
Tidak ada

Bacaan 2

1.Interaksi Sosial
1.Antar Individu
Kepala TN dengan pemuka Masyarakat Kendolo
2.Antar kelompok
a. pegawai TN dengan penduduk Kendolo
b. kalangan pelajar dengan penduduk Kendolo
c. anggota pramuka dengan penduduk kendolo
d. aparat keaamanan dengan penduduk Kendolo
e. pejabat keamanan dengan penduduk Kendolo
3. Antara Individu dengan Kelompok
Kepala TN dengan Masyarakat Kendolo

2. Bentuk Interaksi sosial
1. Asosiatif
a. Kerja sama
1. Pemerintah dengan Aparat TN
2. Pramuka, pelajar dengan Aparat TN dan Pemerintahan Kutai
b. Akomudasi
1. Jagawana dengan Penduduk Kendolo
2. Pemerintah dengan Penduduk Kendolo
c. Asimilasi
Mengakrabkan Jagawana dengan Penduduk Kondolo
2. Disosiatif
a. Persaingan
Jagawana dengan Masyarakat Kondolo
b. Kontraversi
1. Masyarakat Kendolo dengan Jagawana
2. Masyarakat kendolo dengan Pemerintahan
c. Konflik
Jagawana mengalami konflik dengan masyarakat Kondolo Kutai